IKN TIME

IKN TIME

  • IKN
  • Pembangunan
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Borneo
  • _Kalbar
  • _Kaltim
  • _Kalsel
  • _Kalteng
  • _Kaltara
  • _Sarawak
  • _Sabah
  • _Brunei
  • Budaya
  • _Dayak
  • _Melayu
  • _Tionghoa
  • _Seni
  • _Sejarah
  • _Sastra
  • Hidup
  • _Inspirasi
  • _Sosok
  • _Kesehatan
  • _Pendidikan
  • _Wisata
  • _Hiburan
  • _Olahraga
  • Iptek
  • _Sain
  • _Teknologi
  • Buku
  • Loker
  • Home
  • Budaya
  • Kalteng

Menghidupkan Kembali Warisan Kalimantan di Tengah Modernisasi IKN Nusantara

By IKN TIME
October 29, 2025

  

Ilustrasi AI

IKN - Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, tidak hanya difokuskan pada kemajuan fisik semata. Di balik proyek ambisius tersebut, Otorita IKN menegaskan komitmennya untuk memperkuat fondasi sosial dan budaya lokal agar identitas masyarakat asli Kalimantan tidak tergerus oleh arus modernisasi. Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, Alimuddin, menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur harus berjalan seiring dengan penguatan karakter sosial dan budaya masyarakat setempat. Baginya, kemajuan yang sesungguhnya bukan hanya soal gedung tinggi atau jalan mulus, tetapi juga terletak pada kemampuan menjaga jati diri dan nilai-nilai lokal yang menjadi akar kehidupan masyarakat Kalimantan.

Dalam proses pembangunan IKN, pemerintah memberi ruang dan fasilitas bagi masyarakat lokal untuk mengembangkan serta melestarikan budaya mereka. Upaya ini dilakukan agar masyarakat tidak hanya menjadi penonton, melainkan juga pelaku aktif dalam membentuk wajah baru ibu kota negara yang tetap berpijak pada akar budaya Nusantara. Otorita IKN memahami bahwa pembangunan tanpa memperhatikan nilai-nilai sosial dan budaya dapat menciptakan kesenjangan antara masyarakat lokal dan pendatang baru. Oleh karena itu, salah satu langkah konkret yang diambil adalah menggagas konsep living museum — sebuah ruang hidup yang menampilkan praktik budaya, tradisi, dan kearifan lokal secara nyata di tengah masyarakat modern. Living museum ini diharapkan menjadi tempat di mana warisan budaya Paser, Kutai, dan Dayak dapat terus tumbuh berdampingan dengan perkembangan teknologi dan infrastruktur.

Alimuddin menegaskan bahwa Otorita IKN berkomitmen menjaga kearifan lokal agar tidak terkikis oleh perubahan. Ia menyebut bahwa pembangunan sumber daya manusia di kawasan IKN harus mencakup penguatan sosial dan budaya. Artinya, masyarakat tidak hanya dibekali kemampuan teknis untuk beradaptasi dengan pembangunan, tetapi juga diperkuat dalam hal pemahaman terhadap tradisi dan identitas budaya mereka. Kearifan lokal Kalimantan yang kaya dengan nilai gotong royong, penghormatan terhadap alam, dan keseimbangan hidup, menjadi fondasi penting bagi terbentuknya IKN yang berkelanjutan. Dengan cara ini, Otorita IKN berharap pembangunan Nusantara dapat menciptakan harmoni antara kemajuan teknologi dan pelestarian budaya.

Salah satu strategi penting dalam menjaga keberagaman budaya di kawasan IKN adalah melalui dokumentasi, pengajaran, dan pertunjukan budaya secara berkelanjutan. Masyarakat lokal akan dilibatkan secara aktif dalam program-program pelestarian budaya seperti pelatihan tari tradisional, pembuatan kerajinan tangan, musik daerah, hingga kuliner khas Kalimantan. Program tersebut tidak hanya bertujuan menjaga warisan leluhur, tetapi juga memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat adat. Produk-produk budaya lokal nantinya bisa menjadi bagian dari identitas pariwisata IKN, yang tidak hanya menampilkan kemegahan infrastruktur, tetapi juga keindahan dan kekayaan tradisi masyarakatnya.

Wilayah yang termasuk dalam kawasan IKN meliputi tujuh kecamatan, terdiri dari satu kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara, yaitu Sepaku, serta enam kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara: Loa Kulu, Loa Janan, Muara Jawa, Samboja, Samboja Barat, dan Sangasanga. Masing-masing wilayah ini memiliki karakter budaya yang khas dan nilai sosial yang berbeda. Di Kecamatan Sepaku, misalnya, terdapat masyarakat adat Paser Balik yang memiliki tradisi kuat dalam pengelolaan hutan dan sistem kekerabatan yang berlandaskan gotong royong. Sementara di Loa Kulu, hidup masyarakat Dayak Kenyah yang dikenal dengan seni ukir dan tarian perang tradisional mereka. Keberagaman ini menjadi potensi luar biasa untuk memperkaya kehidupan sosial budaya di kawasan IKN.

Pemerintah menilai bahwa keberadaan tiga suku utama di Kalimantan Timur — Paser, Kutai, dan Dayak — merupakan aset budaya yang sangat berharga. Ketiganya menjadi lokus utama pelestarian adat dan budaya dalam rencana pembangunan sosial IKN. Budaya Suku Paser yang lekat dengan alam, kearifan Suku Kutai yang terkenal dengan tradisi kesultanan dan kesenian, serta nilai spiritual Suku Dayak yang menghormati keseimbangan antara manusia dan alam, semuanya akan menjadi bagian integral dalam pengembangan identitas IKN. Dengan menjadikan budaya lokal sebagai pusat pembangunan sosial, pemerintah berharap dapat membentuk ibu kota yang tidak kehilangan jiwanya, meskipun berwajah modern dan futuristik.

Lebih lanjut, Otorita IKN berencana untuk memperluas kerja sama dengan berbagai lembaga budaya, akademisi, serta komunitas adat di Kalimantan Timur. Kolaborasi ini akan difokuskan pada penelitian, konservasi, dan revitalisasi budaya lokal. Salah satu langkah konkret yang telah direncanakan adalah pembangunan pusat kebudayaan Kalimantan di kawasan IKN yang berfungsi sebagai ruang edukasi dan apresiasi budaya. Di sana, masyarakat dapat belajar tentang sejarah, seni, dan adat istiadat Kalimantan melalui berbagai pameran, pertunjukan, dan kegiatan interaktif. Selain itu, Otorita IKN juga akan mendorong generasi muda untuk ikut aktif melestarikan budaya lokal dengan melibatkan mereka dalam kegiatan kreatif seperti festival budaya, lomba cerita rakyat, dan pembuatan film dokumenter tentang kehidupan adat di Kalimantan.

Upaya pelestarian budaya di IKN juga sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Nusantara sebagai kota yang inklusif, berkelanjutan, dan berakar pada kearifan lokal. Konsep pembangunan yang diusung bukan hanya menekankan kemajuan teknologi, melainkan juga keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan budaya. Dengan memperkuat fondasi sosial budaya lokal, pemerintah ingin memastikan bahwa IKN bukan sekadar simbol modernitas, melainkan juga wadah di mana nilai-nilai kemanusiaan, kebersamaan, dan keberagaman tetap terjaga. Sebab, tanpa budaya, kemajuan hanya akan menjadi hampa — kehilangan arah dan makna bagi masyarakat yang menghuninya.

Selain living museum, Otorita IKN juga mengembangkan program pemberdayaan masyarakat berbasis budaya lokal. Program ini mendorong masyarakat adat untuk menjadi penggerak utama dalam pembangunan, bukan hanya penerima manfaat. Melalui pelatihan dan pendampingan, masyarakat diajak memanfaatkan potensi budaya mereka sebagai sumber ekonomi kreatif, misalnya dengan mengembangkan ekowisata berbasis adat, pembuatan kain tenun khas, atau produk kerajinan tangan yang bernilai jual tinggi. Dengan begitu, pembangunan IKN dapat memberikan dampak positif secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat asli Kalimantan.

Alimuddin menegaskan bahwa semua inisiatif ini lahir dari semangat untuk menciptakan keseimbangan antara masa lalu dan masa depan. Di satu sisi, IKN dibangun sebagai simbol kemajuan bangsa dengan teknologi canggih dan tata kota modern. Namun di sisi lain, nilai-nilai luhur budaya lokal harus menjadi jiwa yang menuntun arah pembangunan. “Kami berkomitmen menjaga dan melestarikan budaya lokal yang ada di kawasan IKN, seperti Suku Paser, Dayak, dan Kutai,” ujarnya dengan penuh keyakinan. Komitmen tersebut bukan hanya janji, tetapi juga bentuk tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa pembangunan IKN tidak menghapus identitas masyarakat yang telah lama mendiami tanah Kalimantan.

Tags:
  • Budaya
  • Kalteng
Share:
Also read
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
IKN TIME
IKN TIME
IKN TIME adalah sebuah sebuah sindikasi informasi yang berisikan berita politik, ekonomi, budaya lintas negara di Borneo. Terutama yang terkait dengan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan seluruh aspek kehidupan di pulau Borneo
Related news
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Latest news
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Show more

Most popular
  • Museum Kalbar Masuki Era Digital: Koleksi Dipindahkan ke Dunia Maya Melalui Proses Barcode dan Visualisasi Modern

    August 12, 2025
    Museum Kalbar Masuki Era Digital: Koleksi Dipindahkan ke Dunia Maya Melalui Proses Barcode dan Visualisasi Modern
  • PHK Massal Hantam Kalsel: Ribuan Pekerja Tambang Terdepak, Ekonomi Lokal Terancam Lumpuh

    August 04, 2025
    PHK Massal Hantam Kalsel: Ribuan Pekerja Tambang Terdepak, Ekonomi Lokal Terancam Lumpuh
  • Resensi Buku: The History of Dayak – Sebuah Deklarasi Identitas dari Hutan Borneo

    October 05, 2025
    Resensi Buku: The History of Dayak – Sebuah Deklarasi Identitas dari Hutan Borneo
  • Jejak Pionir dari Rimba Kalimantan: Mengupas Peran A.R. Mecer yang Menggugat Paradigma Ekonomi Modern

    October 06, 2025
    Jejak Pionir dari Rimba Kalimantan: Mengupas Peran A.R. Mecer yang Menggugat Paradigma Ekonomi Modern
  • Menata Kaltim di Era IKN: Wacana Sepuluh Kabupaten dan Kota Baru Demi Pembangunan Merata

    October 24, 2025
    Menata Kaltim di Era IKN: Wacana Sepuluh Kabupaten dan Kota Baru Demi Pembangunan Merata
Most popular tags
  • Advertorial
  • Cerita Rakyat
  • English
  • Militer
  • Pemilu
IKN TIME
Company
  • About Us
  • Contact Us
  • Careers
  • Advertise With Us
Legal & Privacy
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
News
  • English News
  • Pemilu
  • Militer
  • Cerita Rakyat
Community
  • Loker
  • Dayak
  • Melayu
  • Tionghoa
Copyright © 2025 IKN TIME. All rights reserved.
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo