Kolonel Marinir Yustinus Radiman: Putra Kalimantan Barat yang Menjadi Duta Pertahanan Indonesia di Lemhanas China

 

Kolonel Marinir Yustinus Radiman. dok Istimewa

BEIJING, Di tengah tantangan geopolitik global yang semakin kompleks, Indonesia kembali menunjukkan eksistensinya melalui keikutsertaan aktif dalam diplomasi pertahanan dunia. Salah satu momentum penting tercatat pada tanggal 22 Juli 2025, ketika Kolonel Marinir Yustinus Radiman, perwira TNI AL asal Kalimantan Barat, resmi diwisuda dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) China yang berbasis di Beijing. Ia menjadi representasi Indonesia di forum pendidikan strategis militer yang diikuti oleh peserta dari 85 negara.

Wisuda ini bukan hanya sebuah seremoni kelulusan, tetapi menjadi simbol pengakuan atas kapasitas intelektual dan kepemimpinan strategis dari seorang putra daerah yang meniti jalan panjang penuh dedikasi. Nama Yustinus kini tak hanya dikenal di jajaran TNI, tetapi juga di lingkaran diplomatik dan akademik pertahanan internasional.

 

Latar Belakang: Dari Seminari Nyarumkop ke Akademi Angkatan Laut

Yustinus Radiman lahir dan besar di lingkungan yang jauh dari pusat kekuasaan—di sebuah kota kecil di Kalimantan Barat yang dikenal dengan semangat toleransi dan pendidikan nilai-nilai moral. Ia menempuh pendidikan menengah di Sekolah Seminari Atas Nyarumkop, sebuah institusi yang telah lama membentuk karakter pemimpin yang berlandaskan pada prinsip, spiritualitas, dan logika kritis.

Setelah menyelesaikan pendidikan seminari, ia melanjutkan langkahnya ke Akademi Angkatan Laut (AAL) dan lulus pada tahun 1998. Di AAL, Yustinus dikenal sebagai kadet yang disiplin dan memiliki kemampuan analisis situasi yang baik. Kariernya pun berkembang, tidak hanya dalam struktur militer, tetapi juga dalam misi-misi strategis yang melibatkan diplomasi dan intelijen.

 

Karier Militer: Jejak Pengabdian di Garis Depan

Sejak menyandang pangkat perwira, Yustinus menjalani penugasan di berbagai unit elit TNI AL. Ia pernah bertugas sebagai bagian dari:

  • Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), menunjukkan kepercayaan negara terhadap loyalitas dan ketepatannya.

  • Badan Intelijen Strategis (BAIS TNI), tempat ia terlibat dalam penyusunan analisis intelijen untuk mendukung kebijakan pertahanan negara.

  • Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Cirebon, posisi yang mempertemukan fungsi militer dan penguatan maritim lokal.

  • Asisten Intelijen Lantamal XII Pontianak, mengawal stabilitas kawasan perbatasan dan perairan Kalimantan Barat.

Pengalaman lapangan yang luas ini menjadi modal penting bagi Yustinus dalam memahami dinamika global, khususnya di kawasan Asia-Pasifik yang kian strategis. Ia dikenal sebagai sosok yang mampu berpikir sistemik sekaligus memiliki empati terhadap masyarakat lokal.

 

Pendidikan Strategis di Lemhanas China

Pada Agustus 2024, Yustinus Radiman terpilih untuk mengikuti program pendidikan tingkat tinggi di International College of Strategic Studies, bagian dari National Defense University People’s Liberation Army. Institusi ini merupakan lembaga pendidikan militer paling prestisius di Tiongkok, dan program Lemhanas China menjadi jalur diplomasi pertahanan yang menjembatani para perwira dari berbagai negara untuk berdiskusi tentang kebijakan keamanan global.

Selama hampir satu tahun masa pendidikan, Yustinus mengikuti kurikulum yang mencakup:

  • Studi geopolitik kawasan Asia-Pasifik

  • Teori strategi militer modern dan post-modern

  • Diplomasi pertahanan dan kerjasama multilateral

  • Pemanfaatan teknologi dalam pertahanan nasional

  • Simulasi krisis kawasan dan pengambilan keputusan strategis

Di sela kegiatan akademik, para peserta juga terlibat dalam dialog lintas budaya, mengenal sistem militer berbagai negara, serta membangun jaringan kerja sama untuk masa depan. Yustinus aktif dalam diskusi-diskusi kelas, bahkan menjadi salah satu pembicara dalam sesi forum regional ASEAN yang diadakan sebagai bagian dari program.

 

Wisuda dan Penghormatan Internasional

Prosesi wisuda diadakan secara resmi dengan dihadiri oleh para petinggi militer Tiongkok serta perwakilan diplomatik dari negara-negara peserta. Dalam pidato wisudanya, Yustinus menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas kepercayaan yang diberikan serta harapan agar pendidikan yang ia terima dapat menjadi kontribusi nyata bagi stabilitas kawasan.

Inagurasi kelulusan Lemhanas Tiongkok. dok Istimewa

“Dalam dunia yang kian terfragmentasi oleh kepentingan politik, kita para perwira memiliki tanggung jawab untuk menyuarakan kerja sama, bukan konfrontasi. Saya membawa semangat Indonesia dalam dialog perdamaian dan strategi bersama,” ujarnya.

Keikutsertaan Yustinus juga diapresiasi oleh perwakilan ASEAN yang menyatakan bahwa perwira Indonesia menunjukkan kapasitas tinggi dalam berpikir strategis dan berdialog diplomatik.

Kehadiran Indonesia di program Lemhanas China ini memiliki berbagai implikasi strategis:

  • Penguatan diplomasi pertahanan antara Indonesia dan Tiongkok di tengah dinamika Laut Cina Selatan dan peran Indo-Pasifik.

  • Pengembangan kapasitas SDM TNI dalam memahami strategi kawasan dan hubungan multilateral. Peningkatan posisi Indonesia sebagai negara yang tidak hanya aktif di bidang militer, tetapi juga pemikiran strategis tingkat global.

Kolonel Yustinus, dengan bekal akademik dan pengalamannya, diyakini akan mengisi peran kunci dalam penyusunan kebijakan pertahanan, baik melalui instansi militer maupun dalam kerja sama antar-lembaga pemerintah.

 

Reaksi Daerah dan Nasional

Berita kelulusan Yustinus dari Lemhanas China disambut hangat oleh masyarakat Kalimantan Barat. Di Nyarumkop, para guru, alumni, dan tokoh masyarakat menggelar acara syukuran kecil sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian putra daerah.

Gubernur Kalimantan Barat juga menyampaikan ucapan selamat secara resmi, menyebut Yustinus sebagai "teladan generasi muda yang menunjukkan bahwa pendidikan dan dedikasi dapat membawa seseorang ke panggung dunia."

Di tingkat nasional, beberapa tokoh militer dan analis pertahanan mengapresiasi program ini sebagai bagian dari transformasi TNI menjadi kekuatan yang berpijak pada keilmuan dan strategi, bukan semata-mata senjata dan kekuatan fisik.

Next Post Previous Post