BBM di Kalbar Turun Signifikan: Pemprov dan Pertamina Mantapkan Digitalisasi Subsidi lewat QR Code
Pontianak – Masyarakat Kalimantan Barat (Kalbar) boleh
bernapas sedikit lega. Kabar baik datang dari sektor energi, khususnya bahan
bakar minyak (BBM). Sejak 29 Maret 2025, PT Pertamina (Persero) secara resmi
menurunkan harga sejumlah jenis BBM nonsubsidi di seluruh Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Kalimantan Barat. Penurunan ini terbilang
cukup drastis dan menjadi angin segar bagi pengguna kendaraan pribadi maupun
pelaku usaha transportasi.
Empat jenis BBM mengalami penurunan harga yang signifikan. Mulai dari Pertamax RON 92 hingga Dexlite CN51, semua mengalami koreksi harga yang tidak bisa dianggap kecil. Sementara itu, harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar tetap stabil. Tak hanya itu, pemerintah daerah dan Pertamina juga semakin serius dalam menjalankan digitalisasi penyaluran subsidi melalui teknologi QR Code. Inovasi ini diyakini sebagai solusi tepat untuk memastikan distribusi energi bersubsidi benar-benar sampai ke tangan yang membutuhkan.
Penurunan Harga BBM: Lega di Tengah Tekanan Ekonomi
Berdasarkan informasi resmi yang dirilis Pertamina, berikut
rincian harga baru BBM yang mulai berlaku di Kalimantan Barat per April 2025:
- Pertamax RON 92: Turun Rp 400 menjadi Rp 12.800/liter, dari sebelumnya Rp 13.200/liter.
- Pertamax Turbo RON 98: Turun Rp 550 menjadi Rp 13.800/liter, dari harga lama Rp 14.350/liter.
- Dexlite CN51: Turun Rp 750 menjadi Rp 13.900/liter, dari harga sebelumnya Rp 14.650/liter.
- Pertamina Dex (Pertadex) CN53: Turun Rp 750 menjadi Rp 14.200/liter, dari Rp 14.950/liter.
Penurunan harga ini tentu disambut dengan antusias oleh
masyarakat, khususnya mereka yang mobilitasnya tinggi dan sangat bergantung
pada kendaraan pribadi maupun armada transportasi. Di tengah ketidakpastian
ekonomi dan kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok, kebijakan ini menjadi
semacam oase.
Sementara itu, untuk BBM bersubsidi, harga tetap seperti sebelumnya. Pertalite tetap dijual seharga Rp 10.000/liter, dan Solar subsidi masih dibanderol Rp 6.800/liter. Stabilitas harga BBM subsidi ini juga penting untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama kelompok ekonomi menengah ke bawah.
QR Code: Digitalisasi yang Jadi Kunci Penyaluran Subsidi
Namun, cerita tak berhenti pada penurunan harga semata. Di
balik layar, ada upaya besar yang tengah digalakkan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat bersama PT Pertamina Patra Niaga Region Kalimantan:
digitalisasi penyaluran BBM bersubsidi melalui sistem QR Code.
Dalam sebuah audiensi resmi yang digelar di Pontianak, Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap inisiatif Pertamina dalam menjalankan program bertajuk “Subsidi Tepat”. Program ini telah mulai diterapkan secara bertahap sejak tahun 2022, terutama untuk penyaluran Biosolar dan Pertalite bagi kendaraan roda empat.
“Langkah digitalisasi ini merupakan strategi yang sangat penting. QR Code membantu kita memastikan bahwa subsidi dari pemerintah benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan, termasuk masyarakat di wilayah terpencil,” ujar Gubernur Norsan.
Transparansi dan Akurasi Jadi Prioritas
Senada dengan itu, Sales Area Manager Kalbar PT Pertamina
Patra Niaga, Aris Irmi, menjelaskan bahwa sistem QR Code menjadi bagian dari
langkah digitalisasi layanan yang mengedepankan transparansi dan akurasi dalam
penyaluran energi bersubsidi. Teknologi ini memungkinkan data pengguna
tersimpan secara digital, sehingga lebih mudah dilacak dan diaudit.
Menurut Aris, Pertamina berkomitmen untuk terus memperluas cakupan penerapan QR Code ke seluruh penjuru Kalimantan Barat, termasuk ke kawasan pesisir dan perbatasan yang kerap sulit dijangkau.
“Kami sangat menghargai sinergi yang terjalin dengan Pemprov Kalbar. Ini sangat penting untuk memastikan distribusi energi tetap lancar, apalagi di momen-momen penting seperti Ramadan dan Idulfitri,” kata Aris.
Tantangan di Daerah Sungai dan Kepulauan
Meskipun optimisme terus digaungkan, tantangan di lapangan
tetap ada. Salah satu isu krusial yang dibahas dalam audiensi tersebut adalah
soal distribusi BBM dan LPG di daerah sungai dan kepulauan, seperti Desa
Pelapis di Kabupaten Ketapang serta beberapa titik lain di Kayong Utara. Akses
yang sulit dan kondisi geografis yang kompleks membuat distribusi energi ke
wilayah tersebut memerlukan perhatian khusus.
Gubernur Kalbar berharap agar Pertamina bisa lebih agresif dalam memperluas jaringan distribusi hingga ke daerah nelayan dan pesisir. “Kami ingin masyarakat di wilayah-wilayah terpencil pun mendapatkan hak yang sama atas energi,” tegasnya.
Merespons hal itu, Aris menegaskan kesiapan Pertamina untuk mengeksplorasi kerja sama lanjutan dalam rangka memperluas akses energi secara merata di seluruh Kalbar.
Komitmen Jangka Panjang Pertamina
Secara terpisah, Area Manager Communication, Relations &
CSR Pertamina Patra Niaga Region Kalimantan, Edi Mangun, turut menekankan
pentingnya pertemuan tersebut. Menurutnya, banyak masukan konstruktif yang
didapat dan akan menjadi pijakan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan
ke depan.
“Program Subsidi Tepat adalah prioritas utama kami. Komitmen kami adalah memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam akses terhadap energi,” jelas Edi.
Pertamina, lewat subholding-nya yaitu PT Pertamina Patra Niaga, terus menunjukkan komitmen dalam menyediakan energi secara optimal, adil, dan berkelanjutan kepada seluruh lapisan masyarakat. Informasi lebih lanjut mengenai program dan layanan Pertamina dapat diakses melalui situs resmi www.pertaminapatraniaga.com atau menghubungi Pertamina Call Center di nomor 135.
Penurunan harga BBM ini adalah langkah positif yang menunjukkan bahwa upaya stabilisasi ekonomi dan pemerataan energi masih menjadi agenda utama negara. Namun, keberhasilan ini tidak bisa dilepaskan dari dukungan masyarakat dalam menggunakan BBM secara bijak dan menjaga sistem agar tidak disalahgunakan.
Dengan digitalisasi yang semakin masif, Kalimantan Barat bisa menjadi model percontohan dalam penyaluran energi bersubsidi berbasis teknologi. Semoga langkah-langkah inovatif seperti ini terus dilanjutkan dan diperkuat demi kesejahteraan masyarakat luas—dari kota hingga pelosok negeri.