IKN TIME

IKN TIME

  • IKN
  • Pembangunan
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Borneo
  • _Kalbar
  • _Kaltim
  • _Kalsel
  • _Kalteng
  • _Kaltara
  • _Sarawak
  • _Sabah
  • _Brunei
  • Budaya
  • _Dayak
  • _Melayu
  • _Tionghoa
  • _Seni
  • _Sejarah
  • _Sastra
  • Hidup
  • _Inspirasi
  • _Sosok
  • _Kesehatan
  • _Pendidikan
  • _Wisata
  • _Hiburan
  • _Olahraga
  • Iptek
  • _Sain
  • _Teknologi
  • Buku
  • Loker
  • Home
  • Budaya
  • Kalbar
  • Pembangunan

Pemprov Kalbar Bangun Rumah Adat Tionghoa: Wujud Harmoni dan Keberagaman Budaya

By IKN TIME
February 25, 2025

  

Pontianak - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar) kembali menegaskan komitmennya dalam mengembangkan dan melestarikan kebudayaan daerah dengan membangun rumah adat Tionghoa. Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, menyatakan bahwa rumah adat tersebut akan dibangun berdampingan dengan rumah adat Melayu dan Dayak, sebagai simbol keberagaman dan harmonisasi budaya di provinsi yang memiliki beragam etnis dan suku.

"Rumah adat ini adalah bentuk penghormatan kami terhadap masyarakat Tionghoa yang telah menjadi bagian dari sejarah dan kebudayaan Kalbar selama berabad-abad. Dengan adanya rumah adat ini, kami ingin menunjukkan bahwa keberagaman adalah kekuatan utama Kalbar," ujar Krisantus di Pontianak, Ahad.

 

Simbol Harmoni Multikultural Kalimantan Barat

Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal dengan masyarakatnya yang multietnis. Terdapat lebih dari 24 suku yang hidup berdampingan secara harmonis, termasuk suku Dayak, Melayu, dan Tionghoa yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah, ekonomi, dan kebudayaan di wilayah ini. Oleh karena itu, kehadiran rumah adat Tionghoa di tengah rumah adat Melayu dan Dayak menjadi simbol nyata dari keberagaman yang terus dijaga oleh masyarakat setempat.

Menurut Krisantus, pembangunan rumah adat ini tidak hanya menjadi proyek infrastruktur semata, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya dan warisan leluhur. "Kami ingin setiap suku di Kalbar memiliki ruang untuk mengekspresikan kebudayaannya. Ini adalah langkah konkret agar budaya kita tetap lestari," tambahnya.

Selain rumah adat Melayu dan Dayak yang telah lebih dulu dibangun, rumah adat Tionghoa akan melengkapi kompleks budaya di Kalimantan Barat. Nantinya, rumah adat ini akan difungsikan sebagai pusat kegiatan seni, budaya, serta edukasi sejarah bagi masyarakat dan wisatawan yang ingin mengenal lebih jauh tentang budaya Tionghoa di Kalbar.

 

Pentingnya Rumah Adat dalam Pelestarian Budaya

Keberadaan rumah adat bagi setiap suku di Kalbar memiliki nilai penting dalam pelestarian budaya. Rumah adat tidak hanya sekadar bangunan, tetapi juga mencerminkan identitas suatu komunitas. Dengan adanya rumah adat Tionghoa, generasi muda dapat lebih memahami akar budaya mereka, serta turut berpartisipasi dalam menjaga tradisi dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh leluhur mereka.

"Saat ini, kita melihat bagaimana modernisasi dan globalisasi sering kali membuat generasi muda semakin jauh dari akar budayanya. Kami ingin mengajak mereka kembali memahami dan mencintai budaya mereka sendiri melalui simbol-simbol nyata seperti rumah adat ini," jelas Krisantus.

Selain sebagai simbol budaya, rumah adat juga berfungsi sebagai tempat berkumpul dan mengadakan berbagai kegiatan budaya, seperti perayaan Imlek, Cap Go Meh, serta berbagai festival seni dan budaya Tionghoa lainnya. Dengan demikian, rumah adat ini bisa menjadi pusat interaksi sosial yang menguatkan ikatan antarsuku di Kalbar.

 

Taman Budaya Kalbar: Pusat Seni dan Kebudayaan yang Akan Dikelola Lebih Baik

Dalam kesempatan yang sama, Krisantus juga menyoroti kondisi Taman Budaya Kalbar yang selama ini dinilai kurang mendapat perhatian. Menurutnya, taman budaya yang seharusnya menjadi pusat aktivitas seni dan budaya justru belum dimanfaatkan secara optimal.

"Kami melihat bahwa Taman Budaya Kalbar masih kurang terawat dan belum dikelola dengan baik. Ini adalah PR besar bagi kami, dan kami berkomitmen untuk mengembangkannya agar bisa menjadi pusat kegiatan seni dan budaya bagi seluruh masyarakat Kalimantan Barat," ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, pemerintah akan berusaha menghidupkan kembali Taman Budaya Kalbar dengan mengadakan lebih banyak kegiatan budaya, mendukung komunitas seni lokal, serta menyediakan fasilitas yang memadai bagi para seniman dan budayawan.

 

Dukungan Pemerintah Pusat untuk Infrastruktur Kebudayaan

Selain dukungan dari pemerintah daerah, Krisantus juga meminta agar pemerintah pusat, khususnya kementerian terkait, memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan kebudayaan di Kalbar. Menurutnya, pembangunan rumah adat dan pengelolaan taman budaya memerlukan dukungan dana serta kebijakan yang berpihak pada pelestarian budaya lokal.

"Kami berharap pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dapat memberikan dukungan lebih kepada Kalimantan Barat dalam membangun infrastruktur kebudayaan. Dengan dukungan dari pusat, kami yakin kebudayaan Kalbar bisa berkembang lebih pesat," ujarnya.

Selain itu, ia juga mengajak sektor swasta dan masyarakat luas untuk ikut berkontribusi dalam menjaga kelestarian budaya daerah. "Pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita semua. Dengan gotong royong, kita bisa menjaga warisan budaya ini agar tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang," pungkasnya.

 

Menjadikan Kalbar sebagai Destinasi Budaya Nusantara

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Pemprov Kalbar berharap provinsi ini dapat semakin dikenal sebagai salah satu pusat kebudayaan di Indonesia. Selain kekayaan alamnya yang melimpah, Kalbar juga memiliki potensi besar dalam bidang pariwisata budaya yang bisa menarik wisatawan dari berbagai daerah dan mancanegara.

Keberadaan rumah adat Tionghoa, rumah adat Melayu, dan rumah adat Dayak yang berdampingan di Kalbar bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin melihat langsung keberagaman budaya Indonesia. Selain itu, dengan pengelolaan yang baik, Taman Budaya Kalbar juga bisa menjadi pusat kebudayaan yang ramai dan aktif sepanjang tahun.

"Kami ingin menjadikan Kalbar sebagai destinasi budaya yang dikenal luas, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di tingkat internasional. Dengan infrastruktur kebudayaan yang memadai, kami yakin Kalbar bisa menjadi contoh harmonisasi budaya yang sukses di Indonesia," tutup Krisantus.

Dengan langkah konkret yang diambil oleh pemerintah daerah, diharapkan masyarakat Kalimantan Barat dapat semakin bangga dengan warisan budaya mereka, serta terus menjaga keharmonisan dan keberagaman yang telah menjadi ciri khas provinsi ini selama bertahun-tahun.

Tags:
  • Budaya
  • Kalbar
  • Pembangunan
Share:
Also read
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
IKN TIME
IKN TIME
IKN TIME adalah sebuah sebuah sindikasi informasi yang berisikan berita politik, ekonomi, budaya lintas negara di Borneo. Terutama yang terkait dengan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan seluruh aspek kehidupan di pulau Borneo
Related news
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Latest news
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Show more
Most popular
  • Resensi Buku: The History of Dayak – Sebuah Deklarasi Identitas dari Hutan Borneo

    October 05, 2025
    Resensi Buku: The History of Dayak – Sebuah Deklarasi Identitas dari Hutan Borneo
  • Resensi Buku The Forest Therapy ala Dayak: Rahasia Hidup Sehat dari Kearifan Hutan Borneo

    October 03, 2025
    Resensi Buku The Forest Therapy ala Dayak: Rahasia Hidup Sehat dari Kearifan Hutan Borneo
  • Kaltim Hadapi Badai Fiskal: Pemprov Siapkan Pemangkasan TPP ASN dan Proyek Nonprioritas Imbas TKD Turun 50 Persen

    October 06, 2025
    Kaltim Hadapi Badai Fiskal: Pemprov Siapkan Pemangkasan TPP ASN dan Proyek Nonprioritas Imbas TKD Turun 50 Persen
  • Resensi Buku: Kantu': Jejak yang Terhapus di Tanah Dayak karya Ambrosius Suminto

    September 28, 2025
    Resensi Buku: Kantu': Jejak yang Terhapus di Tanah Dayak karya Ambrosius Suminto
  • Mangkrak Total, Korupsi PLTU 1 Kalimantan Barat Rugikan Negara Rp1,3 Triliun: Polri Ungkap Jaringan Subkon dan TKA Ilegal

    October 06, 2025
    Mangkrak Total, Korupsi PLTU 1 Kalimantan Barat Rugikan Negara Rp1,3 Triliun: Polri Ungkap Jaringan Subkon dan TKA Ilegal
Most popular tags
  • Advertorial
  • Cerita Rakyat
  • English
  • Militer
  • Pemilu
IKN TIME
Company
  • About Us
  • Contact Us
  • Careers
  • Advertise With Us
Legal & Privacy
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
News
  • English News
  • Pemilu
  • Militer
  • Cerita Rakyat
Community
  • Loker
  • Dayak
  • Melayu
  • Tionghoa
Copyright © 2025 IKN TIME. All rights reserved.
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo