![]() |
| Ilustrasi AI |
Pontianak, 2 Desember 2025 – Inflasi di Provinsi Kalimantan
Barat (Kalbar) terus menunjukkan tren peningkatan, mencapai 2,04 persen secara
year-on-year (YoY) pada November 2025, naik dari 2,07 persen di Oktober.
Kenaikan ini dipicu oleh lonjakan harga transportasi udara dan komoditas
pangan, yang kian terasa menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar memperingatkan potensi kenaikan harga beras,
cabai, daging ayam, dan telur hingga 10-20 persen, akibat peningkatan
permintaan dan gangguan distribusi.
"Peningkatan inflasi ini wajar di akhir tahun, tapi
kami khawatirkan dampaknya ke daya beli masyarakat. Harga komoditas pokok
seperti cabai rawit bisa tembus Rp45.000 per kg, sementara tiket pesawat naik
5-7 persen," ujar Kepala BPS Kalbar, Muh Saichudin, saat rilis Berita
Resmi Statistik di Kantor BPS Pontianak, Senin (1/12). Indeks Harga Konsumen
(IHK) Kalbar naik dari 106,33 pada November 2024 menjadi 108,50 tahun ini,
dengan inflasi bulanan (m-to-m) 0,24 persen dan year-to-date (y-to-d) 1,57
persen. Inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Ketapang (2,70 persen),
sementara terendah di Kota Pontianak (1,61 persen).
Penyebab utama? Transportasi udara sumbang andil terbesar
0,46 persen terhadap inflasi bulanan, diikuti emas perhiasan, telur ayam ras,
dan ikan segar. "Permintaan tiket pulang kampung jelang Nataru dorong
harga naik, plus cuaca buruk hambat distribusi pangan dari Jawa," tambah
Saichudin. Data BPS tunjukkan, komoditas volatile seperti cabai merah keriting
sudah naik Rp1.078 per kg menjadi Rp55.048 rata-rata nasional, tren serupa
diprediksi di Kalbar. Bawang merah dan tomat juga fluktuatif, dengan potensi kenaikan
15 persen akibat hujan deras di wilayah penghasil.
Bayangkan belanja akhir tahun: beras medium yang biasa
Rp16.000 per kg bisa Rp18.000, daging ayam ras Rp40.000 per kg naik ke
Rp46.000, dan cabai rawit Rp30.000-Rp45.000 per kg – lonjakan 40 persen di
pasar tradisional Pontianak. "Ini bikin pengeluaran rumah tangga naik
10-15 persen, terutama keluarga berpenghasilan rendah," kata Ibu Siti,
pedagang di Pasar Flamboyan, yang catat penjualan cabai naik tapi untung tipis
karena biaya angkut melonjak.
Pemerintah tak tinggal diam. Wakil Gubernur Kalbar,
Krisantus Kurniawan, gelar High Level Meeting Strategi 4K (Kelancaran
Distribusi, Ketersediaan Pasokan, Kestabilan Harga, Komunikasi Efektif) pada
November, targetkan inflasi nasional 2,5% ±1% sesuai PMK 31/2024. "Kami
bentuk Satgas Ketahanan Pangan untuk pantau 11 komoditas utama, seperti beras,
cabai, dan daging. Operasi pasar dan diskon tiket transportasi nasional mulai
Desember," tegasnya. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) koordinasi dengan
Bulog dan distributor, siapkan stok beras 50.000 ton dan cabai 200 ton di pasar
induk.
Manfaatnya nyata: pada Oktober, strategi serupa redam
inflasi m-to-m jadi 0,17 persen. Sekda Kalbar, dr. Harisson, rapat koordinasi
27 November pastikan distribusi lancar via truk dan kapal ke Ketapang serta
Singkawang. "Rapat 8 Desember dengan pemasok targetkan harga stabil;
masyarakat jangan panic buying," katanya. Program beras murah Rp10.000 per
kg di 50 titik pasar juga digulirkan, bantu 100.000 keluarga.
Secara ekonomi, inflasi ini tekan NTP petani Kalbar yang
turun 1,58 persen jadi 170,66 poin November, akibat harga input naik.
"Petani cabai untung besar, tapi nelayan ikan kembung rugi karena harga
jual turun sementara biaya BBM naik," ujar Prof. Budi Santoso, ekonom
Universitas Tanjungpura. Nasional, inflasi 2,86 persen Oktober dipicu emas dan
cabai, tapi Kalbar lebih rendah berkat stok lokal sawit dan ikan baung.
Tantangan: cuaca ekstrem BMKG prediksi hujan 150-200 mm
Desember, tambah risiko longsor di jalur distribusi. "La Nina lemah bikin
pola hujan tak menentu; kami siapkan drone pantau stok," kata Kadis
Perdagangan Kalbar, Tito. Di media sosial, #InflasiKalbar trending dengan
20.000 postingan, campur keluhan harga cabai dan tips hemat belanja. LSM WALHI
ingatkan, stabilisasi harga jangan abaikan dampak deforestasi ke pasokan air
irigasi.
Ke depan, TPID targetkan inflasi Desember di bawah 2,5
persen dengan tambah posko pengaduan harga. "Ini momen uji ketahanan
ekonomi Kalbar; kolaborasi semua pihak kunci sukses," tutup Krisantus.
Bagi warga, pantau harga via app BPS atau pasar modern; pilih belanja online
untuk hindari antrean. Nataru bahagia tak harus mahal – asal siaga dan bijak.







