Wagub Kalbar Tegaskan Pengawasan Ketat terhadap Praktik Pelangsiran BBM di Perbatasan
![]() |
| Wagub Kalbar Krisantus. Ilustrasi AI |
Oleh: Luigi Iram Rangi
Pontianak, 17 Oktober 2025 – Di tengah maraknya isu
penyelundupan barang subsidi seperti bahan bakar minyak (BBM) di wilayah
perbatasan, Wakil Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Krisantus Kurniawan, menegaskan
komitmen pemerintah daerah untuk memperketat pengawasan terhadap praktik pelangsiran.
Pernyataan ini disampaikan dalam acara sosialisasi pencegahan pelangsiran yang
digelar di Kabupaten Sanggau, menandai langkah konkret dalam menjaga stabilitas
ekonomi dan keadilan distribusi subsidi bagi masyarakat.
Praktik pelangsiran, yang sering kali melibatkan
penyelundupan BBM subsidi ke luar negeri atau daerah lain, telah menjadi momok
bagi perekonomian Indonesia, khususnya di provinsi-provinsi perbatasan seperti
Kalbar. Menurut data resmi dari pemerintah, kerugian negara akibat aktivitas
ilegal ini mencapai miliaran rupiah setiap tahunnya. Krisantus, dalam
pidatonya, menekankan bahwa pengawasan bukan hanya tugas aparat penegak hukum,
melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. "Pemerintah
tidak akan tinggal diam. Kami akan terus mengawasi dan menindak tegas pelaku
pelangsiran," ujarnya, seperti dikutip dari laporan resmi Radio Republik
Indonesia (RRI).
Latar Belakang Isu Pelangsiran di Kalimantan Barat
Kalimantan Barat, dengan garis perbatasan panjang yang
berbatasan langsung dengan Malaysia, sering menjadi jalur utama bagi oknum yang
memanfaatkan disparitas harga BBM subsidi. Harga BBM di Indonesia yang lebih
murah dibandingkan negara tetangga membuat pelangsiran menjadi bisnis
menggiurkan. Namun, hal ini merugikan masyarakat lokal yang seharusnya menjadi
penerima manfaat subsidi pemerintah.
Dalam acara sosialisasi yang dihadiri oleh perwakilan
Pertamina, Kepolisian Daerah (Polda) Kalbar, dan instansi terkait lainnya,
Wagub Krisantus menjelaskan bahwa pemerintah telah membentuk tim khusus untuk
memantau distribusi BBM. Tim ini terdiri dari unsur TNI, Polri, Bea Cukai, dan
dinas-dinas provinsi. "Kami ingin memastikan bahwa subsidi BBM tepat
sasaran, bukan justru dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab," tambahnya. Acara ini juga menjadi wadah untuk mendidik masyarakat
tentang bahaya pelangsiran, termasuk dampaknya terhadap lingkungan dan keamanan
nasional.
Menurut catatan historis, isu pelangsiran di Kalbar bukan
hal baru. Sejak era 2000-an, pemerintah pusat telah mengeluarkan berbagai
regulasi untuk membatasi penyalahgunaan subsidi. Namun, tantangan geografis
seperti sungai-sungai besar dan hutan lebat membuat pengawasan sulit dilakukan. Krisantus mengakui hal ini, tetapi ia optimis dengan penggunaan teknologi
modern seperti drone dan sistem pemantauan digital yang akan diterapkan dalam
waktu dekat. "Teknologi akan menjadi alat bantu utama kami untuk mendeteksi
aktivitas mencurigakan di perbatasan," katanya.
Kolaborasi Antarinstansi dalam Pengawasan
Salah satu poin utama yang disoroti dalam sosialisasi
tersebut adalah pentingnya kolaborasi antarinstansi. Pertamina, sebagai
penyedia utama BBM, telah berkomitmen untuk meningkatkan transparansi dalam
rantai pasok. Perwakilan Pertamina menyatakan bahwa mereka telah menerapkan
sistem traceability untuk melacak pergerakan BBM dari depot hingga konsumen
akhir. "Kami siap bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk
meminimalisir kebocoran subsidi," ujar seorang pejabat Pertamina yang
hadir.
Sementara itu, Polda Kalbar menambahkan bahwa operasi rutin
telah dilakukan di titik-titik rawan seperti pelabuhan dan jalan darat menuju
perbatasan. Dalam enam bulan terakhir, polisi berhasil menggagalkan beberapa
upaya pelangsiran dengan total volume BBM mencapai ribuan liter. "Kami
tidak hanya menangkap pelaku, tapi juga membongkar jaringan di baliknya,"
jelas Kapolda Kalbar dalam konferensi pers terkait.
Bea Cukai juga turut serta, dengan fokus pada pemeriksaan
barang keluar masuk perbatasan. Mereka telah meningkatkan patroli di pos-pos
lintas batas, termasuk di Entikong dan Badau. "Pelangsiran bukan hanya
masalah ekonomi, tapi juga keamanan negara. Kami akan terus berkoordinasi
dengan pihak Malaysia untuk mencegah transaksi ilegal," kata Kepala Bea
Cukai Kalbar.
Dampak Ekonomi dan Sosial dari Pelangsiran
Praktik pelangsiran tidak hanya merugikan keuangan negara,
tapi juga berdampak pada masyarakat. Di Kalbar, banyak warga di daerah pedesaan
yang mengandalkan BBM subsidi untuk kegiatan sehari-hari seperti pertanian dan
transportasi. Ketika pasokan berkurang akibat diselundupkan, harga di pasar
gelap melonjak, membuat beban hidup semakin berat.
Ekonom lokal memperkirakan bahwa jika pelangsiran dibiarkan,
pertumbuhan ekonomi Kalbar bisa terhambat hingga 2-3 persen per tahun.
"Subsidi BBM seharusnya mendorong produktivitas, bukan menjadi komoditas
perdagangan ilegal," kata seorang analis ekonomi dari Universitas
Tanjungpura. Selain itu, pelangsiran juga berpotensi memicu konflik sosial, di
mana masyarakat miskin merasa dirugikan oleh ulah segelintir orang.
Krisantus menekankan bahwa pemerintah tidak hanya fokus
pada penindakan, tapi juga pencegahan melalui pendidikan. "Kami akan
gencar sosialisasi ke sekolah-sekolah dan komunitas adat agar semua paham
pentingnya menjaga aset negara," ujarnya. Program ini diharapkan dapat
membangun kesadaran kolektif, sehingga masyarakat ikut serta dalam melaporkan
kecurigaan.
Meski komitmen kuat, tantangan tetap ada. Korupsi di tingkat bawah, kurangnya sumber daya manusia, dan pengaruh kartel internasional menjadi hambatan utama. Untuk mengatasinya, pemerintah Kalbar berencana mengalokasikan anggaran khusus dalam APBD 2026 untuk penguatan pengawasan. "Kami akan libatkan masyarakat sipil dan LSM untuk monitoring independen," tambah Wagub.
Selain itu, kerjasama regional dengan provinsi tetangga
seperti Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah juga akan ditingkatkan. Forum
antarprovinsi perbatasan telah dibentuk untuk berbagi informasi intelijen
tentang jaringan pelangsiran. "Ini bukan masalah Kalbar saja, tapi isu
nasional yang butuh pendekatan holistik," kata
Di sisi lain, pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM
telah menyusun roadmap nasional untuk reformasi subsidi BBM. Roadmap ini
mencakup transisi ke energi terbarukan, yang diharapkan mengurangi
ketergantungan pada BBM fosil dan meminimalisir peluang pelangsiran. Kalbar,
dengan potensi bioenergi dari sawit, bisa menjadi pionir dalam transisi ini.
Pernyataan tegas dari Wagub Kalbar ini menjadi angin segar bagi upaya pemberantasan pelangsiran. Dengan pengawasan ketat dan partisipasi masyarakat, diharapkan praktik ilegal ini bisa diminimalisir. Namun, keberhasilan tergantung pada konsistensi pelaksanaan. Masyarakat Kalbar diimbau untuk aktif melaporkan jika melihat aktivitas mencurigakan, karena keamanan ekonomi adalah tanggung jawab bersama.
Artikel ini disusun berdasarkan laporan resmi dari RRI,
dengan tujuan memberikan informasi akurat dan mendidik. Untuk update terkini
tentang pengawasan pelangsiran di Kalbar, pantau terus berita dari sumber
terpercaya.



