Potensi Emas Arung Jeram Kutai Barat: FAJI Kaltim Optimistis Raih Prestasi Tinggi di Arena Regional
![]() |
Ilustrasi AI |
Samarinda – Olahraga arung jeram di Kalimantan Timur
(Kaltim) terus menunjukkan taringnya sebagai cabang unggulan yang tidak hanya
memikat para atlet, tapi juga berpotensi menjadi magnet pariwisata alam. Dengan
sungai-sungai deras yang mengalir di tengah hutan tropis lebat, provinsi Benua
Etam ini memiliki aset alam yang melimpah untuk mengembangkan disiplin olahraga
petualangan ini. Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Pengprov Kaltim, yang
baru saja mengukuhkan kepemimpinan baru, kini fokus menggali talenta muda,
khususnya dari Kabupaten Kutai Barat (Kubar), yang dikenal sebagai gudangnya
atlet berpotensi nasional. Komitmen ini bukan sekadar wacana, melainkan bagian
dari strategi jangka panjang menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Paser
2026, di mana arung jeram diharapkan menyumbang medali emas demi mendongkrak
prestasi Kaltim di kancah regional.
Ekti Imanuel, yang terpilih secara aklamasi sebagai Ketua
Pengprov FAJI Kaltim periode 2025-2029 melalui Musyawarah Provinsi (Musprov)
pada 13 September 2025 di Gedung Guru Samarinda, menjadi figur sentral dalam
gerakan ini. Sebagai Wakil Ketua DPRD Kaltim dari daerah pemilihan
Kubar-Mahakam Ulu (Mahulu), Ekti bukanlah pendatang baru di dunia olahraga.
Pengalamannya yang panjang dalam pembinaan atlet membuatnya dipilih oleh
rekan-rekan pegiat arung jeram, yang menginginkan pemimpin dari kalangan
legislatif untuk memperkuat advokasi anggaran dan kebijakan. "Saya merasa
terpanggil untuk mewakafkan diri bagi keluarga besar arung jeram. Ini bentuk
kepedulian saya terhadap olahraga yang saya cintai sejak lama," ungkap
Ekti dalam wawancara eksklusif dengan media lokal pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Proses pengesahan Surat Keputusan (SK) dari tingkat pusat sedang berlangsung,
didukung rekomendasi kuat dari Komite Olhraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim,
yang dipimpin Rusdiansyah Aras.
Potensi Kubar sebagai basis utama atlet arung jeram Kaltim
memang tak terbantahkan. Hampir 80% atlet yang mewakili provinsi di ajang
nasional berasal dari kabupaten pedalaman ini, berkat sungai-sungai seperti
Sungai Encalin dan Danau Hemaq Beniung yang ideal untuk latihan. Pada 2024, tim
arung jeram Kaltim yang mayoritas diisi putra-putri Kubar tampil gemilang di
Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara, meraih 14 medali di
Pra-PON Zona III Sulawesi Utara—terdiri dari 6 emas, 3 perak, dan 5 perunggu—sekaligus
mengamankan kuota penuh untuk semua kelas di PON utama. Prestasi ini, yang
diapresiasi langsung oleh Ketua KONI Kaltim, menjadi modal berharga bagi
kepengurusan Ekti. "Kutai Barat bukan hanya sumber atlet, tapi juga venue
alami yang siap dikembangkan. Untuk ke depan, kami rencanakan kejuaraan
provinsi tahunan di tiga titik kabupaten, mulai dari Kubar sebagai pusat,"
tambah Ekti. Rencana ini sejalan dengan Musprov, di mana arung jeram ditetapkan
sebagai cabang prioritas untuk Porprov VIII Paser 2026, dengan target minimal
tiga medali emas.
Arung jeram bukan sekadar olahraga kompetitif; ia juga lahir
dari potensi wisata yang unik di Kaltim. Sebagai bentuk sport tourism, disiplin
ini menawarkan kombinasi adrenalin dan keindahan alam, dengan peralatan
sederhana seperti perahu karet yang membuatnya mudah diakses. Ekti menekankan
bahwa sungai-sungai di Kaltim, terutama di Kubar, memiliki arus dan jeram yang
variatif—dari level pemula hingga profesional—sehingga cocok untuk pembinaan
massal. "Alatnya tak rumit, cukup perahu karet dan helm keselamatan. Yang
penting, venue harus sungai alami, bukan waduk, agar autentik," jelasnya.
Di luar Kubar, FAJI Kaltim berupaya memaksimalkan daerah lain seperti Kabupaten
Paser dan Mahulu, yang memiliki sungai potensial seperti Sungai Sangatta di
Kutai Timur (Kutim). Pada Februari 2025, FAJI Kutim bahkan menggelar
sosialisasi intensif untuk mengenalkan arung jeram sebagai olahraga prestasi
sekaligus wisata, mengidentifikasi riam di Muara Wahau sebagai destinasi baru.
Sementara di Kutai Kartanegara (Kukar), cabang FAJI resmi berdiri pada Desember
2024, dengan optimisme meraih prestasi di Porprov 2026 melalui pembinaan
generasi muda.
Secara nasional, arung jeram Kaltim punya sejarah panjang
yang membanggakan. Debutnya di PON XIX Jawa Barat 2016 sebagai cabang eksibisi
langsung menyabet emas, membuka jalan bagi pengakuan resmi di PON 2024.
Kontribusi Veridiana Huraq Wang, mantan Ketua FAJI Kaltim yang kini menjabat di
DPRD, tak terlupakan; ia yang membentuk "wajah" arung jeram Benua
Etam dengan totalitasnya. Kini, di bawah Ekti, fokus bergeser ke pembinaan
berkelanjutan. "Kami tak hanya bangun atlet, tapi juga organisasi. Dengan
dukungan KONI dan pemerintah daerah, kami bisa kolaborasi dengan operator
wisata untuk training center di Kubar," ujarnya. Ketua KONI Kaltim
Rusdiansyah Aras pun menyambut baik, menyebut Ekti sebagai "pelaku
olahraga" yang paham betul dinamika pembinaan. "Jika organisasi
sehat, prestasi pasti muncul. Arung jeram di Porprov Paser akan jadi ajang
pembuktian," tegas Rusdi.
Potensi ekonomi dari arung jeram juga tak kalah menjanjikan.
Di Kaltim, sungai seperti di Kubar telah menjadi daya tarik wisata sejak 2020,
seperti Wisata Alam Batuq Bura di Nyuatan yang ramai dikunjungi akhir pekan
dengan rute aman untuk keluarga. Pengarungan di sana memakan waktu satu jam,
melewati jeram ringan sambil menikmati pemandangan hutan tropis dan air terjun.
Serupa dengan itu, Sungai Lamandau di Kalimantan Tengah—tetangga Kaltim—menjadi
contoh sukses bagaimana arung jeram bisa jadi sumber pendapatan masyarakat
lokal melalui paket wisata. Di tingkat nasional, Federasi Arung Jeram Indonesia
(FAJI) Pusat, yang bergabung dengan International Rafting Federation sejak
2000, terus mendorong protokol keselamatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety,
Environment) untuk wisata pasca-pandemi. Pada 2020, Kemenparekraf bahkan
memberikan bantuan peralatan ke 62 operator di 14 provinsi, termasuk Kaltim,
untuk mendukung adaptasi kebiasaan baru.
Tantangan tetap ada, terutama dalam hal infrastruktur dan
keselamatan. Ekti mengakui bahwa akses ke venue pedalaman seperti Kubar masih
terbatas, meski Pemprov Kaltim telah menggenjot pembangunan jalan penghubung
Kubar-Mahulu sejak Juni 2025 sebagai program strategis Gubernur Rudy Mas’ud.
"Kami butuh dermaga, ruang ganti, dan toilet di titik-titik utama. Plus,
edukasi keselamatan untuk atlet dan wisatawan," katanya. Dukungan dari
KONI dan Dispora Kaltim menjadi kunci, dengan target membentuk 1.000 personel terlatih
melalui Posko Masyarakat Peduli Arung Jeram. Di sisi lain, FAJI Kaltim
berencana kolaborasi dengan Taman Nasional Betung Kerihun untuk pelestarian
lingkungan, mengingat sungai-sungai Kaltim rawan erosi akibat deforestasi.
Pada akhirnya, kepemimpinan Ekti Imanuel di FAJI Kaltim
menjadi momentum emas untuk mengangkat arung jeram dari hobi lokal menjadi
industri prestasi dan wisata. Dengan Kubar sebagai jantungnya, provinsi ini
berpotensi melahirkan atlet kelas dunia, seperti tim putri U-23 Indonesia yang
juara dunia di World Rafting Championship 2022. "Arung jeram Kaltim bukan
hanya soal medali, tapi juga pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat. Mari
kita ramaikan sungai-sungai kita untuk generasi mendatang," tutup Ekti. Di
tengah ambisi Porprov 2026, Kaltim patut bangga: dari jeram Sungai Encalin,
lahir mimpi besar yang mengalir deras menuju prestasi nasional.