Perpustakaan Kaltim Sigap Amankan Fasilitas Layanan Saat Banjir
![]() |
| Ilustrasi AI |
Samarinda, IKN Time – Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan kesiapsiagaan tinggi
dalam menghadapi musim banjir yang sering melanda wilayahnya. Sebagai wilayah
inti Ibu Kota Nusantara (IKN), Kaltim terus memperkuat infrastruktur pendidikan
dan budaya, termasuk dengan memastikan fasilitas perpustakaan tetap aman dan
layanan tidak terganggu. Langkah-langkah pencegahan banjir ini menjadi bagian
dari strategi adaptasi perubahan iklim yang mendukung pembangunan berkelanjutan
di daerah penyangga IKN.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kaltim, Dra. Hj.
Siti Nurhaliza, M.Si., menjelaskan bahwa timnya telah melakukan serangkaian
persiapan sejak awal musim hujan. "Kami tidak ingin banjir mengganggu
akses masyarakat terhadap pengetahuan dan informasi. Oleh karena itu, kami
telah mengamankan fasilitas utama, seperti gedung perpustakaan provinsi di
Samarinda, serta memastikan layanan digital tetap berjalan lancar," ujar
Siti saat ditemui di kantor dinas pada Rabu (22/10/2025).
Strategi Pencegahan Banjir di Fasilitas Perpustakaan
Banjir merupakan ancaman tahunan di Kaltim, terutama di
daerah rendah seperti Samarinda dan sekitarnya. Data Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kaltim mencatat bahwa pada 2024, banjir melanda 12
kabupaten/kota, menyebabkan kerugian mencapai Rp150 miliar. Untuk
mengantisipasi hal serupa, Dinas Perpustakaan Kaltim menerapkan strategi
komprehensif yang mencakup aspek fisik dan operasional.
Langkah pertama adalah penguatan infrastruktur fisik. Gedung
Perpustakaan Provinsi Kaltim telah dilengkapi dengan sistem drainase yang
ditingkatkan dan tanggul mini di sekitar area rawan genangan. Selain itu,
inventaris koleksi buku dan arsip digital dilakukan secara berkala untuk
meminimalkan kerusakan. "Kami memindahkan koleksi berharga ke rak-rak
elevated dan menggunakan cover tahan air untuk dokumen sensitif. Ini sudah
terbukti efektif di banjir sebelumnya," tambah Siti.
Selain itu, dinas juga bekerja sama dengan BPBD Kaltim untuk
memantau prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG). Tim respons cepat dibentuk, terdiri dari 20 personel yang siaga 24 jam
selama musim hujan. "Koordinasi ini krusial. Kami menerima peringatan dini
banjir hingga 48 jam sebelumnya, sehingga bisa mengambil tindakan preventif
seperti evakuasi sementara koleksi," jelasnya.
Layanan Digital sebagai Solusi Adaptif
Di era digital, Dinas Perpustakaan Kaltim tidak hanya
bergantung pada fasilitas fisik. Platform layanan online seperti e-Library
Kaltim telah dikembangkan untuk memastikan akses informasi tetap tersedia meski
gedung tutup sementara akibat banjir. "Selama banjir 2023, kami berhasil
melayani lebih dari 5.000 pengguna melalui aplikasi mobile dan situs web. Ini
membuktikan bahwa transformasi digital adalah kunci ketahanan layanan
publik," kata Siti.
Platform ini menyediakan akses ke ribuan e-book, jurnal, dan
arsip digital tentang sejarah Kaltim, termasuk materi pendukung pembangunan
IKN. Pengguna dari seluruh provinsi, termasuk daerah terpencil seperti Kutai
Timur dan Berau, dapat mengaksesnya tanpa biaya. "Kami juga bekerja sama
dengan perpustakaan kabupaten/kota untuk sinkronisasi data, sehingga layanan
terintegrasi dan merata," tambahnya.
Upaya ini sejalan dengan program nasional Digitalisasi Arsip
Nasional yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Di Kaltim, inisiatif ini mendukung visi IKN sebagai kota pintar dengan
infrastruktur digital yang tangguh terhadap bencana alam.
Dampak Banjir terhadap Akses Pengetahuan
Banjir tidak hanya merusak fasilitas, tetapi juga menghambat
akses masyarakat terhadap pendidikan dan informasi. Di Kaltim, 30% koleksi
perpustakaan provinsi adalah bahan bacaan untuk pelajar dan mahasiswa, yang
sering kali menjadi korban utama saat banjir. "Anak-anak di daerah banjir
seperti Loa Janan sering kehilangan akses ke buku pelajaran. Oleh karena itu,
kami prioritaskan distribusi buku cadangan dan layanan mobile library
pasca-banjir," ungkap Siti.
Kolaborasi dengan sekolah-sekolah dan komunitas lokal juga
menjadi bagian strategi. Program "Perpustakaan Bergerak" menggunakan
truk khusus untuk mendistribusikan buku ke posko pengungsian. Pada banjir
terakhir di Samarinda, program ini menjangkau 2.000 warga, termasuk keluarga
yang mengungsi. "Ini bukan hanya tentang menyelamatkan buku, tapi juga
menjaga semangat belajar masyarakat di tengah krisis," tegasnya.
Sebagai wilayah penyangga IKN, Kaltim memahami bahwa
ketahanan infrastruktur budaya seperti perpustakaan krusial untuk mendukung
sumber daya manusia yang berkualitas. Banjir yang sering terjadi akibat
deforestasi dan perubahan pola hujan menjadi tantangan, tetapi juga peluang
untuk inovasi.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Ketahanan Banjir
Dinas Perpustakaan Kaltim tidak bekerja sendirian. Kerja
sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dilakukan untuk reboisasi di
sekitar area perpustakaan, sementara dengan Dinas Pekerjaan Umum fokus pada
perbaikan drainase. "Sinergi ini membuat kami lebih siap. Kami juga
melibatkan relawan mahasiswa untuk inventarisasi digital, yang mempercepat
pemulihan pasca-banjir," kata Siti.
Pemerintah Provinsi Kaltim, melalui Gubernur, telah
mengalokasikan anggaran khusus Rp5 miliar untuk ketahanan bencana di sektor
pendidikan dan budaya pada 2025. Dana ini digunakan untuk upgrade fasilitas
anti-banjir dan pelatihan personel. "Kami bangga Kaltim menjadi contoh
bagi provinsi lain. Ketahanan ini mendukung IKN sebagai kota yang adaptif
terhadap iklim," tambahnya.
Menuju Perpustakaan yang Tangguh di Era IKN
Langkah sigap Dinas Perpustakaan Kaltim dalam mengamankan
fasilitas saat banjir menunjukkan komitmen kuat untuk menjaga akses pengetahuan
bagi masyarakat. Dengan kombinasi infrastruktur fisik yang kuat, layanan
digital inovatif, dan kolaborasi lintas sektor, Kaltim siap menghadapi
tantangan alam sambil mendukung pembangunan IKN.
Ke depan, dinas berencana memperluas jaringan perpustakaan
digital ke seluruh kabupaten/kota, termasuk integrasi dengan ekosistem IKN.
"Kami ingin setiap warga Kaltim, termasuk di perbatasan, merasakan manfaat
perpustakaan meski di tengah banjir. Ini bagian dari visi Kaltim sebagai pusat
pengetahuan di Kalimantan," pungkas Siti.
IKN Time berkomitmen menyajikan berita terkini tentang
ketahanan daerah penyangga IKN terhadap bencana. Ikuti update kami untuk tips
adaptasi iklim dan inovasi lokal.



