Jepang Melirik IKN sebagai Primadona Investasi Hijau dan Berkelanjutan
![]() |
| Ilustrasi AI |
IKN - Keterlibatan Jepang dalam proyek
pembangunan IKN kini semakin nyata dan strategis. Pemerintah Indonesia melalui
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dan mitra Jepang telah mengarahkan investasi
ke arah pembangunan hijau dan berkelanjutan, sebagai bagian dari visi IKN yang
tidak hanya bergeser ke lokasi baru, tetapi juga menjadi kota masa depan yang
ramah lingkungan dan teknologi. Jepang, yang selama ini dikenal sebagai negara
maju dengan teknologi tinggi dan konsep kota pintar, melihat peluang besar dari
IKN bukan hanya sebagai proyek nasional, tetapi sebagai gateway atau pintu
masuk untuk ikut serta dalam membangun kota baru yang memenuhi standar global
dalam hal keberlanjutan dan efisiensi.
Dalam pertemuan bilateral dan forum bisnis yang melibatkan kedua negara, pemerintah Jepang mengutarakan minatnya terhadap sejumlah skema investasi di IKN. Salah satu fokus utama adalah pengembangan proyek yang berorientasi hijau—seperti sistem energi terbarukan, pengelolaan limbah dan air, teknologi smart-city, dan pembangunan infrastruktur yang rendah emisi karbon. Pemerintah Indonesia, melalui OIKN, telah memberikan sinyal bahwa IKN akan diarahkan untuk menjadi kota dengan 65 persen area hijau atau kawasan alami, dengan hanya 25 persen menjadi zona kota dan sisanya untuk produksi pangan atau kawasan terbuka. Kerangka ini menjadi daya tarik besar bagi investor Jepang yang ingin berkontribusi dalam transformasi kota dan ekonomi berkelanjutan.
Salah satu poin yang mendapat sorotan adalah kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam kajian dan pengembangan sistem smart electrical grid dan super-grid hijau yang akan berbasis teknologi tinggi. Jepang, melalui perusahaan-perusahaan besar mereka, sudah menjalankan studi bersama untuk membangun infrastruktur jaringan listrik terbarukan yang bisa menghubungkan kawasan produksi energi dan konsumsi tinggi di lokasi strategis termasuk Kalimantan Timur sebagai lokasi IKN. Sistem ini diharapkan mendukung pengurangan emisi, efisiensi energi, dan menjadikan IKN sebagai kota berkarbon rendah. Para mitra Jepang melihat bahwa IKN bukan hanya proyek infrastruktur biasa, tetapi laboratorium skala besar bagi teknologi hijau masa depan.
Para pelaku bisnis Jepang juga menunjukkan minat pada aspek investasi properti dan layanan smart building di IKN. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan membangun kota baru dari nol—gedung pemerintahan, fasilitas publik, hunian, layanan transportasi—semuanya dalam kerangka “kota pintar” yang terhubung digital, hemat energi, dan ramah lingkungan. Karena sifatnya baru dan dirancang modern, proyek-proyek tersebut menjadi incaran perusahaan Jepang yang memiliki teknologi dan pengalaman dalam smart city dan pembangunan berkelanjutan. Pemerintah Indonesia melalui OIKN memfasilitasi kehadiran investor Jepang ini dengan paket insentif, kemudahan regulasi, dan pemetaan peluang yang jelas agar mereka bisa masuk dan beroperasi secara efisien.
Dari sisi Indonesia, langkah menjalin kemitraan dengan Jepang ini strategis. Jepang tidak hanya menyediakan modal, tetapi juga teknologi, standar manajemen lingkungan, dan pengalaman transformasi kota yang bisa diaplikasikan di IKN. Pemerintah melihat bahwa agar IKN benar-benar menjadi kota masa depan yang kompetitif secara global, dibutuhkan kolaborasi dengan negara yang sudah maju dalam aspek smart city dan keberlanjutan. Dengan Japan sebagai mitra, IKN berpotensi menjadi showcase internasional untuk kota baru yang berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
Meski antusiasme tinggi, tantangan implementasi tetap nyata dan perlu diperhatikan. Pertama, kesiapan infrastruktur dasar di lokasi IKN harus ditingkatkan agar investasi hijau dari Jepang bisa segera dioperasikan—termasuk jaringan listrik, transportasi, air bersih, dan konektivitas digital. Kedua, regulasi dan tata kelola harus memadai agar investasi berjalan sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) dan tidak menimbulkan dampak sosial atau lingkungan yang negatif. Ketiga, aspek kapasitas lokal—tenaga kerja, teknologi, dan regulasi—harus dialihtangani agar transfer teknologi dan pengetahuan dari Jepang bisa berjalan efektif dan berkelanjutan. Pemerintah Indonesia melalui OIKN menyadari bahwa membangun kota hijau bukan hanya soal membangun fisik, tetapi juga soal tata kelola dan sumber daya manusia yang siap.
Pengamat investasi menilai bahwa keterlibatan Jepang dalam IKN adalah sinyal positif bahwa Indonesia semakin berhasil mengubah citra kawasan Kalimantan Timur yang selama ini dikenal sebagai wilayah bahan mentah, menjadi lokasi investasi teknologi tinggi dan ramah lingkungan. Hal ini bukan hanya akan berdampak pada pembangunan fisik IKN, tetapi juga membuka peluang bagi pelaku industri Jepang untuk memasuki rantai nilai baru—teknologi energi terbarukan, smart city, mobil listrik, pengelolaan limbah, dan layanan kota digital. Bagi Jepang, IKN bisa menjadi basis mereka untuk memperluas ekspansi di Asia Tenggara dan menunjukkan komitmen investasi hijau global.
Di lapangan, pemerintah dan OIKN telah melakukan langkah konkret untuk mewujudkan kerja sama ini. Sebagai contoh, mereka telah melakukan road-show ke Tokyo dan Osaka, memperkenalkan paket investasi IKN kepada perusahaan Jepang, serta mengundang partisipasi dalam forum investasi hijau. OIKN juga menyiapkan “one stop service” untuk investor Jepang agar proses izin dan pembangunan proyek bisa berjalan cepat dan tanpa hambatan birokrasi. Pemerintah menekankan bahwa skema kerja sama bisa melalui PPP (Public Private Partnership) atau investasi langsung, dengan fleksibilitas dalam pembagian tanggung jawab dan insentif khusus untuk proyek berkelanjutan.
Kolaborasi Indonesia-Jepang juga dilihat sebagai bagian dari strategi nasional untuk mencapai target net zero emission dan mendorong ekonomi hijau. Pemerintah Indonesia telah menetapkan roadmap transisi energi dan pembangunan berkelanjutan yang selaras dengan visi kota baru di IKN. Kerja sama Jepang dalam hal teknologi smart grid, efisiensi energi, dan pengelolaan lingkungan memperkuat langkah Indonesia menuju target-target tersebut. Dengan demikian, investasi Jepang di IKN bukan hanya soal keuntungan finansial, tetapi juga soal kontribusi ke arah pembangunan masa depan yang berkelanjutan.
Masyarakat sekitar IKN dan pemerintah daerah penyangga menyambut baik kabar keterlibatan investor Jepang ini. Warga melihat bahwa proyek kota baru dengan teknologi tinggi dan investasi hijau akan menghadirkan lapangan kerja baru, fasilitas publik yang lebih baik, dan kualitas hidup yang meningkat. Namun mereka juga berharap bahwa pembangunan ini tetap memperhatikan karakter lokal—budaya, lingkungan, dan keberlangsungan masyarakat. Pemerintah daerah setempat sudah mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar kesiapan lokal juga dibangun, termasuk pelatihan tenaga kerja dan keterlibatan UMKM dalam rantai pasok proyek hijau.



