IKN TIME

IKN TIME

  • IKN
  • Pembangunan
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Borneo
  • _Kalbar
  • _Kaltim
  • _Kalsel
  • _Kalteng
  • _Kaltara
  • _Sarawak
  • _Sabah
  • _Brunei
  • Budaya
  • _Dayak
  • _Melayu
  • _Tionghoa
  • _Seni
  • _Sejarah
  • _Sastra
  • Hidup
  • _Inspirasi
  • _Sosok
  • _Kesehatan
  • _Pendidikan
  • _Wisata
  • _Hiburan
  • _Olahraga
  • Iptek
  • _Sain
  • _Teknologi
  • _Buku
  • Loker
  • Home
  • Kalbar

Jamur Keluntan dan Musibah di Sekadau: Tragedi di Tengah Hutan Kalimantan

By IKN TIME
September 08, 2025

 

Di tengah belantara Kalimantan Barat yang hijau dan lebat, sebuah tragedi mengguncang Desa Sunsong, Kecamatan Sekadau Hulu. Pada awal September 2025, sebuah keluarga mengalami musibah setelah menyantap jamur hutan yang diduga beracun. Peristiwa ini bukan sekadar insiden lokal, melainkan cerminan dari kompleksitas hubungan antara manusia dan alam, serta tantangan yang dihadapi masyarakat pedalaman dalam mengakses informasi dan layanan kesehatan.

FL, seorang ibu berusia 44 tahun, dan anaknya FA yang baru berusia dua tahun, meninggal dunia setelah mengonsumsi jamur yang mereka temukan di hutan sekitar desa. Bersama mereka, tiga anggota keluarga lainnya—M (33), YT (1), dan SN (25)—juga ikut menyantap jamur tersebut. Ketiganya kini dirawat intensif di rumah sakit setelah mengalami gejala muntah dan pusing hebat.

Kejadian bermula pada Kamis, 4 September. Sejumlah warga Desa Sunsong melakukan kegiatan rutin mencari jamur hutan, sebuah tradisi yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat lokal. Jenis jamur yang dikumpulkan dikenal dengan nama kesi atau keluntan, yang dalam beberapa kasus memang dapat dikonsumsi, namun memiliki kemiripan dengan jenis beracun. Jamur tersebut kemudian dimasak dan disantap bersama minuman tuak, sebuah kombinasi yang lazim dalam tradisi kuliner lokal.

Namun, tak lama setelah makan malam itu, FA mulai menunjukkan gejala serius. Dalam perjalanan menuju klinik terdekat, nyawanya tak tertolong. FL, sang ibu, sempat memilih untuk berobat secara mandiri di rumah, namun kondisinya memburuk dengan cepat. Ia menghembuskan napas terakhir keesokan malamnya. Kedua jenazah dimakamkan berdampingan di pemakaman Katolik desa, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar.

Kapolsek Sekadau Hulu, IPTU Agustam, dalam pernyataan resminya menyebutkan bahwa tiga korban lainnya masih menjalani perawatan medis. Ia juga mengungkapkan bahwa keluarga korban menolak dilakukan otopsi dan menerima kejadian ini sebagai musibah. Sisa jamur yang dimasak telah dibuang, sehingga polisi tidak berhasil mengamankan barang bukti. Meski demikian, pihak kepolisian berencana mengambil sampel jamur dari hutan sekitar untuk dianalisis lebih lanjut.

Tragedi ini menyentuh banyak lapisan masyarakat. Di satu sisi, ia memperlihatkan betapa rentannya masyarakat terhadap risiko konsumsi bahan pangan liar yang belum teridentifikasi secara ilmiah. Di sisi lain, ia juga menunjukkan keterbatasan akses terhadap informasi dan layanan kesehatan di wilayah pedalaman. Ketika pilihan antara pengobatan mandiri dan fasilitas medis menjadi dilema, nyawa bisa menjadi taruhannya.

Jamur hutan memang telah lama menjadi bagian dari tradisi kuliner di banyak daerah di Indonesia. Di Kalimantan, jamur keluntan dikenal sebagai bahan pangan musiman yang tumbuh liar di sela-sela pepohonan. Namun, tidak semua jenis jamur aman dikonsumsi. Beberapa di antaranya mengandung racun yang dapat menyerang sistem saraf, menyebabkan gangguan pencernaan, bahkan kematian. Sayangnya, pengetahuan lokal tentang identifikasi jamur sering kali bersifat turun-temurun dan tidak terdokumentasi secara ilmiah.

Dalam kasus di Sekadau, konsumsi jamur yang belum teridentifikasi dengan jelas, ditambah dengan minuman fermentasi seperti tuak, bisa memperparah efek toksik yang ditimbulkan. Kombinasi ini menjadi faktor risiko yang tidak disadari oleh masyarakat. IPTU Agustam menekankan pentingnya edukasi kepada warga agar tidak sembarangan mengonsumsi jamur yang belum dipastikan aman. “Ini menjadi pelajaran agar masyarakat lebih berhati-hati,” ujarnya tegas.

Tragedi ini juga mengundang perhatian dari berbagai pihak, termasuk lembaga kesehatan dan organisasi masyarakat sipil yang bergerak di bidang edukasi pangan. Mereka menyoroti perlunya intervensi pemerintah dalam bentuk pelatihan identifikasi jamur, penyediaan informasi visual yang mudah diakses, serta peningkatan layanan kesehatan di daerah terpencil. Edukasi berbasis komunitas dinilai sebagai pendekatan yang paling efektif, mengingat keterikatan masyarakat dengan tradisi dan alam sekitar.

Di tengah duka, masyarakat Desa Sunsong menunjukkan solidaritas yang kuat. Proses pemakaman dilakukan dengan penuh penghormatan, dan warga bergotong royong membantu keluarga korban. Namun, trauma yang ditinggalkan tidak mudah dihapus. Anak-anak yang selamat kini harus menjalani pemulihan fisik dan psikologis, sementara keluarga yang ditinggalkan menghadapi kenyataan pahit kehilangan dua anggota tercinta.

Kejadian ini menjadi pengingat bahwa alam, meski menyimpan sumber daya yang melimpah, juga memiliki sisi gelap yang perlu diwaspadai. Pengetahuan lokal harus diperkaya dengan pendekatan ilmiah agar tradisi tidak menjadi jebakan. Pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat perlu bersinergi untuk menciptakan sistem perlindungan pangan yang inklusif dan berkelanjutan.

Lebih jauh, tragedi ini membuka ruang diskusi tentang bagaimana negara memandang dan merespons kebutuhan masyarakat adat dan pedalaman. Apakah edukasi pangan dan kesehatan telah menjangkau mereka secara adil? Apakah sistem peringatan dini terhadap bahan beracun di alam telah tersedia dan mudah diakses? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi penting untuk dijawab, agar kejadian serupa tidak terulang.

Di balik tragedi ini, tersimpan pelajaran penting tentang kehati-hatian, edukasi, dan solidaritas. Desa Sunsong kini menjadi simbol dari pentingnya keseimbangan antara tradisi dan ilmu pengetahuan. Semoga kejadian ini menjadi titik balik bagi upaya peningkatan literasi pangan dan kesehatan di seluruh pelosok negeri.

Dengan mengenang FL dan FA, kita tidak hanya berduka, tetapi juga berkomitmen untuk membangun sistem yang lebih aman dan berdaya bagi masyarakat yang hidup berdampingan dengan alam. Karena di balik setiap jamur yang tumbuh di hutan, tersimpan potensi kehidupan—atau kematian—yang harus dikenali dengan bijak.

Tags:
  • Kalbar
Share:
Also read
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
IKN TIME
IKN TIME
IKN TIME adalah sebuah sebuah sindikasi informasi yang berisikan berita politik, ekonomi, budaya lintas negara di Borneo. Terutama yang terkait dengan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan seluruh aspek kehidupan di pulau Borneo
Related news
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Latest news
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Show more
Most popular
  • Taiwan Kepincut IKN: Dari Teknologi Hingga Energi, Raksasa Industri Taiwan Siap Ramaikan Kota Masa Depan Indonesia

    May 17, 2025
    Taiwan Kepincut IKN: Dari Teknologi Hingga Energi, Raksasa Industri Taiwan Siap Ramaikan Kota Masa Depan Indonesia
  • Dari Teknologi ke Hati: Gubernur Kalteng Dukung Digitalisasi untuk Sekolah Berkebutuhan Khusus

    June 17, 2025
    Dari Teknologi ke Hati: Gubernur Kalteng Dukung Digitalisasi untuk Sekolah Berkebutuhan Khusus
  • Waskita Karya Raup Proyek Jalan Rp396,6 Miliar di IKN, Bukti Proyek Jokowi Masih Bergerak di Era Prabowo

    June 13, 2025
    Waskita Karya Raup Proyek Jalan Rp396,6 Miliar di IKN, Bukti Proyek Jokowi Masih Bergerak di Era Prabowo
  • Brunei Genjot Produksi Beras, Menuju Swasembada Pangan Nasional

    August 25, 2025
    Brunei Genjot Produksi Beras, Menuju Swasembada Pangan Nasional
  • PHK Massal Hantam Kalsel: Ribuan Pekerja Tambang Terdepak, Ekonomi Lokal Terancam Lumpuh

    August 04, 2025
    PHK Massal Hantam Kalsel: Ribuan Pekerja Tambang Terdepak, Ekonomi Lokal Terancam Lumpuh
Most popular tags
  • Advertorial
  • Cerita Rakyat
  • English
  • Militer
  • Pemilu
IKN TIME
Company
  • About Us
  • Contact Us
  • Careers
  • Advertise With Us
Legal & Privacy
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
News
  • English News
  • Pemilu
  • Militer
  • Cerita Rakyat
Community
  • Loker
  • Dayak
  • Melayu
  • Tionghoa
Copyright © 2025 IKN TIME. All rights reserved.
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo