Sekolah Rakyat di Tengah IKN: Revolusi Literasi Anak yang Mengubah Masa Depan
Di tengah geliat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang
terus menjadi sorotan nasional, sebuah program pendidikan bernama Sekolah
Rakyat diam-diam menorehkan capaian luar biasa bagi anak-anak di kawasan
sekitar ibu kota baru tersebut. Tidak hanya sekadar menghadirkan kelas belajar,
program ini membawa perubahan mendasar pada kemampuan literasi dan rasa percaya
diri generasi muda, yang kelak akan menjadi pewaris dan penggerak roda
pembangunan di kawasan ini.
Sejak diluncurkan, Sekolah Rakyat telah beroperasi di
delapan Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di wilayah Kabupaten Penajam Paser
Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Dua kabupaten ini memang
menjadi bagian penting dari lingkar inti IKN, sekaligus daerah yang terkena dampak
langsung dari transformasi besar-besaran pembangunan pusat pemerintahan baru
Indonesia.
Juru Bicara Otorita IKN, Troy Pantouw, yang juga menjabat
sebagai Staf Khusus Kepala Otorita Bidang Komunikasi Publik, menyampaikan bahwa
inisiatif ini lahir dari kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai kunci
memutus rantai kemiskinan. “Pendidikan jadi kunci strategis untuk memutus
rantai kemiskinan di kawasan IKN,” tegasnya, Senin, 11 Agustus 2025, di Sepaku,
PPU. Pernyataan ini mencerminkan pandangan strategis bahwa pembangunan fisik
sebesar apapun tidak akan bermakna tanpa investasi pada kualitas sumber daya
manusia yang mumpuni.
Literasi Melesat Hingga 40 Persen
Hasil evaluasi terbaru yang dilakukan terhadap peserta didik
menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan literasi, yakni mencapai
30–40 persen. Angka ini tentu tidak muncul begitu saja. Di baliknya ada metode
pembelajaran kreatif, dukungan fasilitas, serta keterlibatan para pendidik dan
relawan yang tak kenal lelah membimbing anak-anak.
Salah satu inovasi yang menjadi magnet bagi siswa adalah
kegiatan Hi5 Club yang rutin diadakan setiap hari Jumat. Program ini
menggabungkan pembelajaran bahasa Inggris dengan pendekatan interaktif dan
menyenangkan. Anak-anak diajak untuk melakukan percakapan sederhana, mengenal
kosa kata baru, dan yang terpenting, membangun rasa percaya diri mereka untuk
berbicara di depan umum.
“Banyak dari anak-anak ini awalnya merasa canggung bahkan
takut ketika harus berbicara menggunakan bahasa Inggris. Tetapi setelah
mengikuti Hi5 Club selama beberapa bulan, mereka mulai berani mencoba,
bahkan saling memotivasi teman-temannya,” ungkap salah satu guru pendamping di
SDN 006 Sepaku.
Langkah Perluasan Program
Kesuksesan awal ini mendorong Otorita IKN bekerja sama
dengan Tanoto Foundation untuk memperluas cakupan Sekolah Rakyat ke
sekolah-sekolah yang berada di gugus dua dan tiga. Artinya, program ini tidak
hanya akan dinikmati oleh sekolah-sekolah di pusat kecamatan, tetapi juga
menjangkau wilayah yang lebih terpencil dan mungkin selama ini kurang tersentuh
fasilitas pendidikan memadai.
Troy Pantouw menjelaskan bahwa tujuan utama dari perluasan
ini adalah memastikan manfaat pembangunan IKN benar-benar dirasakan secara
merata. “Transformasi pendidikan bukan sekadar membentuk karakter dan
keterampilan, tetapi juga membawa dampak sosial, ekonomi, dan budaya yang
berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam pandangannya, keberhasilan pembangunan IKN harus
diukur bukan hanya dari gedung-gedung pencakar langit atau infrastruktur
transportasi canggih, tetapi dari kualitas generasi penerusnya. “Transformasi
bukan hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun masa depan generasi
yang cakap, inklusif, dan siap bersaing di tingkat global,” tambahnya.
Dampak Sosial yang Terasa
Perubahan yang dibawa oleh Sekolah Rakyat ternyata
tidak hanya berhenti pada anak-anak. Orang tua pun merasakan manfaatnya. Banyak
orang tua mulai melihat anak mereka pulang sekolah dengan cerita baru, kosa
kata asing yang mereka ucapkan dengan percaya diri, atau hasil bacaan yang
lebih lancar.
Di Desa Bukit Raya, salah satu lokasi penerima program, para
orang tua mengaku bangga sekaligus terkejut melihat perkembangan anak mereka.
“Dulu anak saya kalau baca terbata-bata, sekarang sudah lancar. Bahkan sudah
bisa mengajari adiknya di rumah,” kata Rina, seorang ibu rumah tangga yang
anaknya duduk di kelas empat SD.
Efek domino ini semakin menguatkan argumen bahwa investasi
di bidang pendidikan, terutama pada tahap dasar, adalah fondasi terkuat untuk
membangun masyarakat yang maju.
Kolaborasi Multi Pihak
Untuk memastikan keberlanjutan program, Otorita IKN tidak
berjalan sendiri. Mereka menggandeng pemerintah daerah, lembaga swasta, serta
organisasi masyarakat. Kolaborasi ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem
pendidikan di sekitar IKN, mulai dari pengadaan buku bacaan berkualitas,
pelatihan guru, hingga penyediaan ruang belajar yang nyaman dan aman.
“Pemerintah daerah punya peran penting dalam menyediakan
dukungan kebijakan dan anggaran, sementara sektor swasta bisa berkontribusi
lewat program CSR atau beasiswa. Dengan kolaborasi seperti ini, kita bisa
menciptakan sekolah-sekolah berkualitas di kawasan IKN,” jelas Troy.
Ia pun mengajak semua pihak untuk tidak ragu terlibat.
“Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Setiap pihak yang peduli pada masa
depan bangsa punya peran dalam membentuk generasi yang unggul,” tambahnya.
Meski telah menunjukkan hasil positif, perjalanan Sekolah Rakyat masih menghadapi tantangan. Di beberapa wilayah, akses transportasi menjadi kendala bagi relawan atau tenaga pengajar untuk datang tepat waktu. Ada pula sekolah yang masih kekurangan fasilitas dasar, seperti perpustakaan atau laboratorium sederhana.
Namun, semangat para guru, siswa, dan masyarakat setempat
menjadi bahan bakar yang membuat program ini tetap berjalan. Dengan dukungan
berkelanjutan dari berbagai pihak, diharapkan semua kendala ini dapat diatasi
secara bertahap.
Ke depan, Sekolah Rakyat tidak hanya akan fokus pada literasi dan bahasa, tetapi juga akan mulai mengintegrasikan pembelajaran berbasis teknologi dan keterampilan abad 21. Anak-anak akan diperkenalkan pada penggunaan perangkat digital, coding sederhana, hingga keterampilan kolaboratif yang relevan dengan dunia kerja masa depan.
Kisah sukses Sekolah Rakyat menjadi bukti nyata bahwa
pembangunan IKN tidak hanya berbicara soal infrastruktur megah. Ada upaya
serius untuk membangun manusia sebagai pusat dari semua proses pembangunan itu
sendiri. Paradigma ini selaras dengan visi pemerintah bahwa IKN adalah kota
masa depan yang tidak hanya modern secara fisik, tetapi juga maju secara sosial
dan budaya.
Di balik angka peningkatan literasi 30–40 persen, tersimpan
cerita anak-anak yang kini memiliki impian lebih besar, guru-guru yang semakin
bersemangat, dan masyarakat yang optimistis akan masa depan. Semua ini adalah
pondasi yang akan menentukan wajah IKN beberapa dekade mendatang.
Seperti yang disampaikan Troy Pantouw, keberhasilan program
ini hanyalah langkah awal. Jalan panjang masih terbentang di depan, namun
dengan kolaborasi dan komitmen yang kuat, bukan tidak mungkin Sekolah Rakyat
akan menjadi model pendidikan berbasis komunitas yang menginspirasi daerah lain
di Indonesia.