Dari Anhui ke Nusantara: Diplomasi Investasi Tiongkok Menyentuh Jantung Ibu Kota Baru Indonesia
Di tengah geliat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang
terus bergulir di Sepaku, Kalimantan Timur, sebuah kunjungan diplomatik dari
Tiongkok membawa angin segar bagi masa depan megaproyek tersebut. Delegasi dari
Provinsi Anhui, salah satu wilayah industri strategis di Tiongkok, menyatakan
secara terbuka minat mereka untuk menjalin kerja sama dan menanamkan modal di
kawasan yang digadang-gadang sebagai simbol transformasi Indonesia menuju
negara maju. Kunjungan ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah awal dari
potensi kolaborasi lintas negara yang bisa mengubah wajah IKN secara
signifikan.
Liu Xiaohua, Wakil Direktur Jenderal Departemen Perumahan
dan Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan Provinsi Anhui, menjadi tokoh sentral
dalam pertemuan tersebut. Dalam pernyataannya, Liu menegaskan bahwa pihaknya
tengah melakukan penjajakan peluang investasi di IKN, khususnya di sektor
infrastruktur dan perumahan. “Pertemuan ini menjadi langkah awal bagi menjajaki
peluang investasi, khususnya di sektor infrastruktur dan perumahan di IKN,”
ujarnya pada 21 Agustus 2025. Ia juga menyampaikan komitmen untuk menghadirkan
investor yang tepat dari Anhui, yang dapat berkontribusi secara konkret dalam
pembangunan ibu kota baru Indonesia.
Minat Anhui terhadap IKN bukan tanpa alasan. Provinsi ini
dikenal sebagai salah satu pusat manufaktur dan teknologi transportasi di
Tiongkok. Di balik keberhasilan proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, terselip
kontribusi industri dari wilayah ini, termasuk dalam produksi sarana dan
prasarana transportasi modern. Keunggulan tersebut menjadikan Anhui sebagai
mitra potensial dalam membangun sistem transportasi dan infrastruktur canggih
di IKN. Dengan latar belakang itu, tawaran kerja sama dari Anhui bukan hanya
soal modal, tetapi juga transfer teknologi dan pengalaman pembangunan kota
modern.
Otorita IKN menyambut hangat minat investasi tersebut. Agung
Wicaksono, Deputi Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, menyebut bahwa kemitraan
dengan Pemerintah Provinsi Anhui memiliki nilai strategis yang melampaui
transaksi keuangan. “Kemitraan ini akan menjadi strategis untuk meneguhkan
Nusantara sebagai Kota Dunia untuk Semua,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Pernyataan itu mencerminkan visi besar IKN sebagai kota masa depan yang
berdaulat, hijau, dan tangguh, serta mampu bersaing di panggung global.
Kolaborasi ini juga menunjukkan bahwa IKN mulai menarik
perhatian internasional, bukan hanya dari negara-negara Barat, tetapi juga dari
mitra Asia yang memiliki rekam jejak kuat dalam pembangunan kota modern.
Sebelumnya, Finlandia telah menyatakan minat untuk bekerja sama dalam
pengembangan konsep smart city di IKN. Kini, dengan masuknya Anhui, spektrum
kerja sama internasional semakin luas, membuka peluang bagi IKN untuk menjadi
laboratorium urbanisasi global yang inklusif dan berkelanjutan.
Namun, di balik optimisme itu, terdapat tantangan yang tidak
kecil. Proyek IKN masih menghadapi kritik dari dalam negeri, terutama terkait
dampak lingkungan dan beban fiskal. Kehadiran investor asing seperti dari Anhui
bisa menjadi solusi untuk meringankan beban anggaran negara, tetapi juga
menuntut transparansi dan akuntabilitas yang tinggi. Pemerintah harus
memastikan bahwa kerja sama ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi,
tetapi juga selaras dengan prinsip keberlanjutan dan kedaulatan nasional.
Kunjungan delegasi Anhui juga menjadi simbol bahwa diplomasi
ekonomi Indonesia mulai bergerak ke arah yang lebih aktif dan terarah. Dalam
konteks geopolitik Asia, kerja sama dengan provinsi-provinsi strategis di
Tiongkok bisa membuka jalur baru bagi investasi, teknologi, dan pertukaran
pengetahuan. IKN, sebagai proyek nasional yang bersifat lintas generasi,
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, dan kemitraan seperti ini bisa
menjadi katalisator penting.
Bagi masyarakat Kalimantan Timur, kabar ini membawa harapan
baru. Kehadiran investor asing bisa mempercepat pembangunan, membuka lapangan
kerja, dan meningkatkan kualitas hidup. Namun, harapan itu harus diiringi
dengan pengawasan ketat agar pembangunan tidak mengorbankan lingkungan dan
budaya lokal. Pemerintah daerah dan pusat harus bekerja sama untuk memastikan
bahwa investasi dari Anhui dan mitra lainnya benar-benar memberikan manfaat
jangka panjang.
Secara simbolik, pertemuan antara delegasi Anhui dan Otorita
IKN mencerminkan semangat zaman: bahwa pembangunan tidak lagi bersifat lokal,
tetapi global. IKN bukan hanya milik Indonesia, tetapi juga bagian dari
percakapan dunia tentang masa depan kota, teknologi, dan keberlanjutan. Dan
dalam percakapan itu, Provinsi Anhui telah mengambil langkah pertama untuk
menjadi bagian dari cerita besar Nusantara.