KemenKop Gagas Entrepreneur Hub 2025, UMKM Kalbar Didorong Berkembang

 

PONTIANAK — Semangat memberdayakan dan mengangkat pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) ke level yang lebih tinggi kini berkobar di jantung Kalimantan Barat. Lewat sebuah inisiatif yang dirancang penuh strategi dan kolaborasi lintas sektor, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKop UKM) resmi meluncurkan Entrepreneur Hub Terpadu Kalimantan Barat 2025, sebuah platform terpadu yang dirancang untuk menjadi titik balik ekosistem kewirausahaan di daerah ini.

Mengusung tema Entrepreneur Journey: Scaling Up, agenda ini tidak hanya menjadi sebuah event seremonial semata, melainkan langkah konkret dalam upaya menumbuhkan wirausaha-wirausaha tangguh, mandiri, dan siap bersaing, baik di pasar nasional maupun global. Acara peluncuran yang digelar di kampus Universitas Tanjungpura, Pontianak, pada Senin lalu itu menjadi panggung kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, lembaga pendidikan, komunitas wirausaha, serta sektor swasta.

Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKop UKM, Siti Azizah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Entrepreneur Hub ini merupakan bentuk sinergi produktif yang sudah seharusnya dihadirkan di banyak daerah. Menurutnya, kunci dari penguatan ekonomi lokal adalah terciptanya ekosistem kewirausahaan yang berkelanjutan dan inklusif.

“Agenda ini adalah bentuk nyata kolaborasi lintas pihak. Di dalamnya ada kementerian, pemerintah daerah, pelaku industri, lembaga pendidikan tinggi, dan komunitas wirausaha. Semua menyatukan peran, sumber daya, dan komitmen untuk memperkuat fondasi kewirausahaan di Kalimantan Barat,” ujarnya.

Siti menambahkan bahwa Entrepreneur Hub merupakan bagian dari upaya mewujudkan Arah Kebijakan Ketiga Kementerian Koperasi dan UKM, yakni menciptakan lapangan kerja berkualitas. Menurutnya, di tengah tantangan ekonomi dan ketenagakerjaan yang kian kompleks, pelaku UMKM dan wirausaha baru harus diberi ruang untuk berkembang lebih cepat dan terarah.

Dalam rangkaian program Entrepreneur Hub 2025, terdapat empat kegiatan utama yang digelar secara menyeluruh. Pertama, Entrepreneur Hub to the Next Level, yang berfokus pada pembinaan karakter kewirausahaan bagi mahasiswa dan calon pelaku usaha muda. Kegiatan ini tak hanya sekadar memotivasi, tetapi juga membekali peserta dengan wawasan praktis dan inspirasi dari pelaku usaha sukses.

Kegiatan kedua, Entrepreneur Hub Finance, diarahkan pada peningkatan literasi keuangan serta pemberian akses pendampingan pembiayaan. Dalam sesi ini, para peserta diberikan pemahaman menyeluruh tentang bagaimana mengelola keuangan usaha, strategi mendapatkan pembiayaan, dan pentingnya rekam jejak finansial yang sehat.

Selanjutnya, program Digitalisasi UMKM menjadi pilar ketiga yang menyoroti pentingnya transformasi digital dalam dunia usaha. Melalui edukasi digital, pelaku UMKM diajak memahami pentingnya kehadiran digital, mulai dari media sosial, e-commerce, hingga penggunaan aplikasi pendukung untuk efisiensi operasional.

Sementara itu, pilar keempat, Workshop Business Mentoring, Challenges and Development, ditujukan sebagai ruang pendampingan lanjutan. Para wirausahawan yang telah memiliki usaha namun masih menghadapi kendala akan diberikan coaching langsung oleh mentor-mentor bisnis berpengalaman.

Dalam acara tersebut, juga dilakukan penyerahan simbolis bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Ultra Mikro (UMi) dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP). Kehadiran pembiayaan ini menjadi jawaban atas salah satu tantangan klasik UMKM di Indonesia: sulitnya akses terhadap modal kerja. Pemberian ini dilengkapi dengan mini expo yang menampilkan produk-produk unggulan dari UMKM binaan lokal, memperlihatkan kekayaan kreativitas dan potensi daerah Kalbar yang selama ini belum sepenuhnya terekspos.

Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif kolaboratif ini. Dalam pandangannya, penguatan sektor UMKM adalah langkah paling realistis untuk menanggulangi tantangan ketenagakerjaan yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah.

“Angka pengangguran terbuka di Kalbar memang lebih rendah dari nasional, yaitu 4,23 persen dibandingkan 4,76 persen. Namun kita tidak boleh merasa nyaman. Ancaman PHK di banyak sektor harus kita tangani secara strategis, dan salah satu jawabannya adalah lewat penciptaan wirausaha-wirausaha baru yang produktif,” ujar Ria Norsan.

Lebih lanjut, Gubernur menyoroti pentingnya pembangunan ekonomi daerah yang berbasis potensi unggulan. Kalimantan Barat, menurutnya, menyimpan kekayaan luar biasa dalam sektor pertanian, kehutanan, perikanan, hingga pariwisata yang belum sepenuhnya digarap oleh pelaku usaha lokal.

“UMKM kita saat ini sudah mencapai angka 1,2 juta unit, tersebar di berbagai bidang. Tapi mereka masih menghadapi tantangan besar dalam hal akses permodalan, penguasaan teknologi, dan jangkauan pasar. Maka dari itu, pemerintah daerah berkomitmen untuk hadir lebih aktif—menyediakan pelatihan, membuka akses pembiayaan, dan mendorong digitalisasi serta kemitraan,” imbuhnya.

Rektor Universitas Tanjungpura, Prof. Dr. Garuda Wiko, dalam kesempatan yang sama menyampaikan kesiapan institusi pendidikan tinggi untuk ikut menjadi simpul dari ekosistem kewirausahaan daerah. Ia menyebutkan bahwa di Kalimantan Barat terdapat 44 perguruan tinggi swasta yang jika digerakkan bersama bisa menjadi motor penggerak pemberdayaan UMKM berbasis riset dan inovasi.

“Perguruan tinggi tidak bisa lagi hanya jadi menara gading. Kami di dunia akademik harus aktif masuk ke tengah-tengah masyarakat, memberikan kontribusi konkret melalui riset, inkubasi bisnis, pengabdian masyarakat, dan kemitraan industri. Ini potensi luar biasa yang harus kita kelola bersama,” kata Garuda.

Momentum kegiatan ini juga menjadi ruang refleksi sekaligus dorongan semangat bagi para pelaku usaha muda dan mahasiswa yang hadir. Tidak hanya sekadar membicarakan peluang, namun lebih jauh membangun komitmen untuk terlibat aktif membangun bangsa lewat jalur wirausaha.

Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, yang juga merupakan putra daerah Kalimantan Barat, menutup sambutan dalam acara tersebut dengan sebuah ajakan yang menyentuh semangat kolektif masyarakat Kalbar.

“Saya ingin menegaskan bahwa ini bukan kegiatan simbolik semata. Ini adalah awal dari langkah besar membangun ekosistem wirausaha yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak nyata. Saya percaya, Kalimantan Barat punya kapasitas besar untuk melahirkan wirausaha tangguh yang bisa menembus pasar global,” tegas Maman, disambut tepuk tangan peserta.

Ia pun mengingatkan bahwa agenda ini tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari target besar pemerintah Indonesia untuk meningkatkan rasio kewirausahaan nasional. Berdasarkan proyeksi nasional, pemerintah menargetkan rasio kewirausahaan sebesar 3,6 persen pada 2029 dan meningkat menjadi 8 persen pada 2045.

“Presiden RI, Bapak Prabowo Subianto, menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen. Untuk mencapainya, kita perlu memperkuat sektor produktif. UMKM adalah ujung tombak pertumbuhan itu. Dan dengan semangat gotong royong, saya yakin kita bisa mencapainya bersama,” ujar Maman.

Kegiatan Entrepreneur Hub Terpadu Kalimantan Barat 2025 juga menjadi ajang bertemunya banyak pemangku kepentingan yang selama ini berjalan di jalurnya masing-masing. Dalam kegiatan ini terlibat aktif Lazada Indonesia, Universitas Tanjungpura, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalbar, Dinas Koperasi dan Perdagangan Kota Pontianak, Bank Kalbar, Pusat Investasi Pemerintah (PIP), DREP Indonesia, dan sejumlah mitra lain dari sektor swasta maupun komunitas.

Kolaborasi semacam ini dianggap sebagai kunci untuk menjembatani kesenjangan antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat. Terutama bagi pelaku UMKM yang selama ini merasa bergerak sendiri di tengah tantangan pasar yang makin kompleks.

Di sela-sela kegiatan, suasana pun tampak penuh semangat. Mahasiswa, pelaku UMKM, dan perwakilan lembaga terlihat saling berdiskusi, berbagi gagasan, dan menjalin jejaring baru. Mini expo yang digelar turut menarik perhatian banyak pengunjung dengan produk-produk khas Kalbar yang berkarakter kuat—mulai dari tenun tradisional, makanan olahan, produk herbal, hingga kerajinan tangan.

Suara semangat kewirausahaan yang berkumandang di aula Universitas Tanjungpura hari itu seolah menjadi sinyal bahwa Kalimantan Barat siap untuk naik kelas. Dengan dorongan dari pusat, dukungan dari daerah, serta antusiasme dari akar rumput, inisiatif ini menjadi titik tolak dari perjalanan panjang membangun ekonomi daerah yang berdaya saing tinggi.

Next Post Previous Post