IKN Tak Pernah Mangkrak: Tahap II Dimulai, Pembangunan Terus Melaju dengan Standar Dunia

  

Kabar miring tentang mangkraknya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) resmi terpatahkan. Di saat sejumlah pihak meragukan kelanjutan megaproyek ibu kota masa depan Indonesia itu, Otorita IKN justru menginjak pedal gas lebih dalam. Kamis, 19 Juni 2025, sebuah pertemuan penting digelar di Plaza Seremoni, tepatnya di Kantor Kemenko 3. Acara yang disebut Pre-Construction Meeting (PCM) ini menandai dimulainya Tahap II pembangunan fisik kawasan IKN, khususnya di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Langkah konkret ini sekaligus menjadi jawaban tegas bahwa IKN bukan sekadar mimpi, melainkan kenyataan yang sedang dikerjakan dengan komitmen tinggi.

PCM sendiri bukan sekadar pertemuan formal. Ia adalah forum strategis yang menyatukan para pelaksana, konsultan, hingga pemangku kepentingan lainnya untuk menyepakati detail teknis pembangunan. Mulai dari metode pelaksanaan, manajemen lalu lintas proyek, hingga mekanisme koordinasi lintas sektor dibahas dengan tuntas. Tujuannya jelas: menghindari persoalan di lapangan dan memastikan proyek berjalan mulus. Di tengah forum itu, Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono tampil tegas sekaligus visioner.

“Kami akan memulai pekerjaan fase kedua pembangunan IKN. Akhir bulan ini, pelelangan untuk pembangunan yang jauh lebih besar akan diumumkan. Saya membayangkan pasti sangat padat. Kita harus bekerja sebagai satu tim, berkolaborasi, dan bersinergi,” tegas Basuki. Ucapan itu bukan retorika kosong. Tahap II ini mencakup proyek-proyek besar dengan nilai tender mencapai Rp 3,4 triliun, yang fokus pada pembangunan infrastruktur inti di zona KIPP 1A, 1B, dan 1C. Beberapa titik vital seperti gedung legislatif, yudikatif, serta fasilitas publik akan mulai dibangun. Ini adalah pembangunan fondasi kota pemerintahan yang benar-benar akan mewujudkan wajah baru Indonesia.

Anggaran yang digelontorkan untuk tahun 2025 pun menunjukkan keseriusan negara dalam mewujudkan IKN. Total Rp 13,5 triliun dikucurkan, di mana Rp 5,4 triliun berasal dari Otorita IKN, dan sisanya sebesar Rp 8,1 triliun dialokasikan khusus untuk proyek di kawasan legislatif dan yudikatif. Angka ini menggambarkan bukan hanya sebuah komitmen, tetapi juga sebuah langkah akseleratif dalam merealisasikan kota masa depan.

Namun, lebih dari sekadar besarnya anggaran dan besarnya proyek, Basuki menekankan bahwa kualitas adalah harga mati. IKN, menurutnya, harus memenuhi standar dunia. “Pembangunan IKN bukan sekadar fisik, tetapi juga tentang menciptakan kota yang layak huni, humanis, dan liveable. Kami berkomitmen menjaga keberlanjutan dan estetika,” ungkap Basuki. Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa pembangunan di IKN tidak akan mengorbankan lingkungan. Kawasan riparian atau sempadan sungai akan dilindungi sepenuhnya. Fokus ini bukan tanpa sebab. Musim hujan yang sedang berlangsung menjadi tantangan tersendiri. Tenggat waktu pembangunan hanya sampai Desember 2025, sehingga pengelolaan waktu kerja harus dilakukan dengan cermat dan efisien.

Dalam hal keberlanjutan, Otorita IKN tak main-main. Kota ini ditargetkan menjadi kota rendah emisi yang didukung oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 MW. Selain itu, sistem pengelolaan sampah juga dirancang dengan pendekatan cerdas—menggunakan smart bin dan fasilitas 3R (reduce, reuse, recycle). Ini adalah upaya konkret untuk menjadikan IKN sebagai kota yang tak hanya indah secara fisik, tetapi juga sehat secara ekologis.

Sorotan lain yang menjadi perhatian serius adalah pengelolaan lalu lintas proyek. Basuki secara gamblang menyatakan bahwa truk-truk pengangkut material tidak boleh mengganggu ketertiban dan kebersihan jalan. Khusus untuk operasional batching plant, ia memberi peringatan keras. “Truk harus bersih, tidak boleh kocar-kacir. Khususnya dari batching plant, kalau masih brutal, saya akan tutup. Pengangkutan material tidak boleh ODOL, disposal harus ditutup terpal, dan sisa material dibersihkan,” ujarnya tanpa basa-basi.

Aturan larangan Over Dimension Over Loading (ODOL) bukan hanya soal teknis transportasi. Lebih dari itu, ini adalah simbol dari tata kelola yang beradab dan modern. Infrastruktur yang telah dibangun tidak boleh rusak hanya karena kelalaian atau ketidakdisiplinan kontraktor. Estetika kota pun harus dijaga sejak tahap konstruksi. Dengan demikian, IKN akan menjadi kota yang tidak hanya maju, tapi juga rapi dan tertib sejak awal.

Tak hanya aspek teknis dan estetika, aspek integritas juga mendapat perhatian penuh. Basuki menegaskan bahwa proyek ini akan bebas dari praktik korupsi. Dengan menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), seluruh proses pengadaan hingga pelaksanaan proyek akan diawasi ketat. “Kita mulai Tahap II dengan semangat baru dan disiplin lebih baik. Jangan ada praktik tidak etis, atau suap-menyuap. Mari kita jaga integritas pembangunan IKN,” seru Basuki di hadapan para pelaksana dan stakeholder.

Langkah pencegahan seperti ini menjadi kunci dalam membangun kepercayaan publik terhadap IKN. Proyek sebesar ini tentu berisiko tinggi terhadap penyimpangan. Namun, dengan sistem transparansi dan akuntabilitas yang kuat, kepercayaan bisa dibangun dan dijaga. Tidak ada toleransi bagi mereka yang mencoba bermain-main dengan anggaran rakyat.

Kini, Tahap II bukan sekadar jargon. Ia adalah realitas yang sedang berjalan. Rangkaian kontrak mulai ditandatangani, alat berat bersiap, dan para pekerja telah menyusun strategi kerja. Kawasan KIPP akan segera dipenuhi dengan aktivitas pembangunan yang lebih masif, terencana, dan berstandar tinggi. Satu per satu, wajah baru Nusantara akan mulai terlihat: jalan-jalan penghubung antarfasilitas, gedung-gedung pemerintahan yang futuristik, serta sistem infrastruktur yang ramah lingkungan.

Dan semua itu, dibangun bukan dalam bayang-bayang keraguan, melainkan di atas fondasi yang kokoh: kerja tim, sinergi, dan komitmen bersama.

Jadi, siapa bilang IKN mangkrak? Fakta di lapangan bicara sebaliknya. Kota masa depan itu sedang dibentuk dengan keseriusan dan disiplin tinggi. IKN bukan sekadar proyek pemerintahan, tapi cerminan dari semangat bangsa untuk menatap masa depan dengan keberanian, integritas, dan visi besar.

Next Post Previous Post