Hilang di Hutan Batu Dinding: Arman dan Harapan yang Tak Pernah Padam di Tengah Rimba IKN

  

Hutan Batu Dinding kembali menjadi saksi bisu sebuah pencarian yang sarat harapan dan ketegangan. Di jantung belantara Kalimantan Timur, tepatnya di kawasan perbatasan antara Kutai Kartanegara dan Balikpapan yang kini masuk dalam wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN), seorang warga bernama Arman, 60 tahun, dinyatakan hilang sejak Jumat (20/6) lalu. Kejadian ini sontak menggugah respon cepat dari berbagai unsur tim penyelamat yang tergabung dalam SAR Gabungan. Mereka kini berpacu dengan waktu, cuaca, dan medan yang berat demi menemukan sang pencari kayu yang belum juga pulang ke pelukan keluarganya.

Semua bermula dari sebuah rutinitas sederhana yang berubah menjadi kisah pencarian yang menyita perhatian. Arman, warga Dusun Semoi II, Kelurahan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, dikenal sebagai sosok yang bersahaja dan tak asing dengan rimba. Ia biasa masuk ke hutan untuk mencari kayu sebagai bagian dari penghidupan sehari-hari. Namun, pada hari Jumat itu, keberangkatannya pukul 09.00 Wita ke kawasan Hutan Batu Dinding tidak diikuti oleh kepulangan sebagaimana biasanya. Satu malam berlalu tanpa kabar, dan kegalauan keluarga pun mulai menggunung. Ketika waktu menunjukkan sore hari di Sabtu (21/6) dan Arman masih belum juga kembali, kekhawatiran pun beralih menjadi kepanikan.

Hari Minggu (22/6) menjadi momen ketika keluarga memutuskan untuk meminta bantuan. Pukul 12.50 Wita, laporan resmi dilayangkan ke Kantor SAR Balikpapan. Tanpa menunda, tim rescue yang dipimpin oleh Ari Triyanto segera melakukan langkah cepat. Hanya 20 menit setelah laporan diterima, mereka sudah bergerak menuju lokasi kejadian dengan membawa serta perlengkapan dan semangat untuk menyisir kawasan hutan yang terkenal karena medan terjal dan medan alami yang menantang.

“Hutan Batu Dinding bukan kawasan sembarangan. Akses menuju lokasi hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Setelah hujan yang mengguyur beberapa hari terakhir, kondisi jalanan menjadi sangat licin dan penuh risiko. Tapi kami berkomitmen untuk terus mencari dengan membagi sektor pencarian dan memaksimalkan semua sumber daya yang ada,” ujar Ari Triyanto, Komandan Tim Rescue Kantor SAR Balikpapan saat ditemui di posko pencarian di Samboja.

Operasi pencarian dilakukan berdasarkan Rencana Operasi SAR yang telah disusun secara sistematis. Fokus pencarian difokuskan pada area dengan radius dua kilometer dari titik terakhir yang diketahui. Dalam pencarian tersebut, para personel menghadapi tantangan yang tidak mudah. Selain kontur tanah yang tak ramah, mereka juga harus berjibaku dengan derasnya hujan yang membuat pepohonan licin dan akar-akar pohon menjadi jebakan berbahaya. Belum lagi gangguan dari binatang hutan serta terbatasnya sinyal komunikasi yang membuat koordinasi antarunit menjadi sangat sulit.

“Kami berusaha menjaga komunikasi dengan alat seadanya. Namun, keterbatasan jaringan benar-benar menjadi kendala serius. Karena itu, kami mengimbau warga sekitar untuk turut memberikan informasi sekecil apa pun jika menemukan jejak atau petunjuk terkait keberadaan Pak Arman,” imbuh Ari.

Seiring hari yang terus bergulir, harapan keluarga dan tim penyelamat tidak pernah luntur. Senin (23/6), pencarian dilanjutkan dengan skala yang lebih luas. Hari Selasa pun kembali menjadi saksi upaya tiada henti itu. Dari pagi hingga petang, para relawan, tim SAR, dan masyarakat sekitar terus melakukan penyisiran. Mereka menyusuri jalur-jalur hutan yang curam, memeriksa setiap gubuk reot dan tempat yang memungkinkan Arman beristirahat atau bersembunyi. Dalam diamnya hutan, hanya suara alam dan semangat para pencari yang saling bersahutan.

“Salah satu kemungkinan yang kami perkirakan adalah korban tersesat dan tidak bisa menemukan jalan keluar. Umur korban yang sudah menginjak 60 tahun juga menjadi pertimbangan dalam strategi pencarian kami. Kami mencoba mengatur waktu seefisien mungkin, mengingat setiap detik sangat berharga,” jelas seorang anggota tim pencari dari BPBD Kukar yang enggan disebut namanya.

Sementara itu, keluarga korban hanya bisa menggantungkan harapan di langit yang kadang mendung, kadang terang. Di sebuah posko darurat yang dibangun tak jauh dari titik pencarian, istri dan anak-anak Arman tampak tak bisa menyembunyikan raut cemas mereka. Seorang kerabat dekat bahkan tak kuasa menahan air mata saat mengenang kebiasaan Arman yang tak pernah lupa membawa bekal secukupnya dan selalu pulang tepat waktu.

“Biasanya kalau beliau masuk hutan, sebelum magrib sudah pulang. Kalaupun terlambat, malamnya pasti sudah ada kabar. Tapi kali ini tidak ada satu pun tanda,” ucap salah satu anggota keluarga dengan suara bergetar.

Hutan Batu Dinding, yang oleh sebagian masyarakat lokal dikenal sebagai kawasan sakral dan penuh misteri, kini menjadi lokasi konsentrasi penuh dari para pencari. Dari tim Basarnas, relawan, aparat keamanan, hingga warga setempat saling bahu-membahu. Bahkan ada yang menyarankan pendekatan spiritual untuk membantu pencarian.

“Kita tidak bisa menutup mata bahwa kepercayaan lokal masih sangat kental di sini. Beberapa warga menyarankan agar dilakukan ritual adat sebagai bentuk penghormatan kepada penjaga alam,” ungkap seorang tokoh masyarakat Desa Bukit Merdeka.

Pencarian hari keempat ini diwarnai berbagai dinamika. Ada jejak sepatu yang sempat ditemukan, namun setelah diverifikasi, ternyata bukan milik korban. Ada pula bekas perapian kecil yang masih hangat, memunculkan harapan bahwa Arman mungkin masih bertahan di suatu tempat. Namun, pencarian tetap dilanjutkan secara hati-hati agar tidak melewatkan petunjuk sekecil apa pun.

“Setiap detail di lapangan sangat berarti. Kami bahkan memetakan ulang jalur pergerakan korban berdasarkan keterangan warga dan data GPS yang bisa kami kumpulkan,” tambah Ari Triyanto, yang tampak tidak ingin menyerah walaupun kelelahan mulai terlihat di wajahnya.

Meski hingga saat ini Arman belum juga ditemukan, semangat para pencari tidak pernah surut. Mereka bekerja dalam senyap, berjuang dalam diam, sembari terus memanjatkan doa. Pihak Kantor SAR Balikpapan menegaskan bahwa mereka tidak akan menghentikan pencarian sebelum ada titik terang.

“Kami tidak akan berhenti. Selama masih ada peluang korban ditemukan dalam keadaan hidup, kami akan terus berupaya. Kami mohon doa dari semua pihak agar Pak Arman segera ditemukan dalam keadaan selamat,” ujar Ari dengan nada penuh harap.

Di balik semua usaha ini, pencarian terhadap Arman telah menggerakkan lebih dari sekadar prosedur penyelamatan. Ia menghidupkan kembali nilai-nilai solidaritas, keberanian, dan kepedulian sosial. Orang-orang dari berbagai latar belakang datang untuk satu tujuan yang sama—mencari seorang pria tua yang mungkin sedang bertarung dengan ganasnya alam demi kembali ke rumah.

Dan di antara rimbunnya pepohonan Hutan Batu Dinding, di sela desir angin dan nyanyian serangga malam, terselip sebuah doa panjang dari semua pihak: semoga Arman segera pulang, membawa kisah yang akan dikenang oleh siapa pun yang pernah merasakan makna dari sebuah harapan yang tak pernah padam.

Next Post Previous Post