Menyongsong Pilkada 2024: BEM SI Kalbar Serukan Integritas, Tolak Politik Uang dan Manipulasi
Aliansi BEM SI Wilayah Kalimantan Barat menyampaikan keterangan pers di Taman Digulis, Universitas Tanjungpura, pada Sabtu (23/11). Foto : Pontianak Post |
Menjelang pesta demokrasi besar yang akan digelar serentak
pada 27 November 2024, suasana politik di Kalimantan Barat mulai memanas.
Pilkada tahun ini bukan sekadar agenda rutin, tetapi menjadi momen krusial yang
akan menentukan arah masa depan daerah. Di tengah dinamika ini, Aliansi Badan
Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Wilayah Kalimantan Barat angkat
suara. Mereka menyerukan pentingnya menjaga integritas proses demokrasi dan
mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan hak
pilih.
Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Taman Digulis, Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, pada Sabtu, 23 November 2024, perwakilan dari sembilan kampus ternama di Kalimantan Barat yang tergabung dalam aliansi tersebut menyampaikan pesan mendalam. Mereka tidak hanya berbicara tentang pentingnya memilih pemimpin, tetapi juga menggarisbawahi urgensi memilih sosok yang benar-benar bersih, jujur, dan berintegritas.
Pemilihan Pemimpin Bukan Sekadar Formalitas
"Ini bukan sekadar memilih pemimpin," ujar salah
satu perwakilan BEM SI. "Ini tentang masa depan kita semua. Apakah kita
ingin bergerak maju dengan pemimpin yang bersih, atau justru mempertaruhkan
masa depan kita di tangan orang-orang yang mungkin memiliki agenda
tersembunyi?"
Pernyataan ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat. Memilih pemimpin bukanlah tugas ringan; ini adalah proses menentukan arah masa depan daerah untuk lima tahun ke depan, bahkan lebih. Pilihan yang salah bisa membawa konsekuensi panjang, menghambat pembangunan, dan memperburuk kondisi sosial ekonomi.
Waspada Politik Uang dan Kampanye Hitam
Salah satu fokus utama yang disampaikan dalam konferensi
pers tersebut adalah bahaya politik uang dan kampanye hitam. Aliansi BEM SI
Kalbar mengingatkan bahwa praktik-praktik semacam ini adalah racun demokrasi.
Mereka menekankan bahwa Pilkada harus menjadi ajang yang bebas dari manipulasi,
bukan sekadar panggung pencitraan.
"Demokrasi yang sejati adalah demokrasi yang bersih dari manipulasi," tegas mereka. "Jangan biarkan Pilkada ini menjadi ajang di mana integritas dikorbankan demi ambisi pribadi. Kita harus menciptakan lingkungan politik yang sehat, di mana calon-calon pemimpin dipilih berdasarkan kapasitas dan rekam jejak mereka, bukan karena kemampuan mereka membeli suara."
Dukungan terhadap Penegakan Hukum
BEM SI Kalbar juga menyatakan dukungannya terhadap upaya
aparat penegak hukum, khususnya Polda Kalbar, dalam menindak kasus korupsi yang
melibatkan sejumlah calon kepala daerah. Mereka mendesak agar proses hukum
berjalan transparan dan adil.
"Kami mendukung penuh Polda Kalbar untuk menuntaskan berbagai kasus korupsi yang saat ini menjadi isu panas," ujar salah satu perwakilan. "Transparansi adalah kunci. Masyarakat berhak tahu rekam jejak setiap calon. Jangan sampai ada yang disembunyikan. Kita berhak memilih dengan kepala tegak, dengan informasi yang lengkap dan jujur."
Tantangan Demokrasi di Kalimantan Barat
Pilkada di Kalimantan Barat bukan tanpa tantangan. Daerah
ini, seperti banyak wilayah lain di Indonesia, masih bergulat dengan berbagai
isu, mulai dari korupsi hingga ketimpangan sosial. Dalam konteks ini, memilih
pemimpin yang berintegritas menjadi lebih penting daripada sebelumnya.
"Kita tidak bisa membiarkan daerah ini dipimpin oleh orang-orang yang hanya akan menjadi beban," tambah mereka. "Kita membutuhkan pemimpin yang mampu membawa perubahan nyata, yang bisa membawa Kalbar ke arah yang lebih baik."
Peran Mahasiswa dalam Mengawal Demokrasi
Mahasiswa, sebagai bagian dari agen perubahan, memiliki
peran penting dalam mengawal proses demokrasi. BEM SI Kalbar menyerukan kepada
seluruh mahasiswa di wilayah tersebut untuk turut aktif dalam mengawasi
jalannya Pilkada. Mereka berharap mahasiswa tidak hanya menjadi penonton,
tetapi juga menjadi pengawal demokrasi yang aktif.
"Kita, mahasiswa, punya tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa demokrasi berjalan dengan jujur dan adil," ujar mereka. "Jangan diam. Lawan segala bentuk kecurangan. Ini adalah masa depan kita."
Pesan untuk Masyarakat
Aliansi ini juga menyampaikan pesan khusus kepada masyarakat
Kalbar. Mereka mengingatkan bahwa suara rakyat adalah kekuatan terbesar dalam
demokrasi. Setiap suara memiliki nilai, dan tidak boleh diperjualbelikan.
"Masyarakat harus sadar bahwa menerima uang atau imbalan dalam Pilkada adalah pengkhianatan terhadap masa depan," tegas mereka. "Jangan biarkan diri kita dimanfaatkan. Pilihlah pemimpin berdasarkan hati nurani dan rekam jejak mereka."
Momentum Menentukan Masa Depan
Di akhir pernyataannya, BEM SI Kalbar menegaskan bahwa
Pilkada bukanlah sekadar rutinitas lima tahunan. Ini adalah momentum penting
yang akan menentukan masa depan Kalbar.
"Pilkada ini adalah kesempatan kita untuk menentukan arah masa depan," pungkas mereka. "Sudah saatnya kita tegas. Sudah saatnya penegakan hukum berjalan sepenuhnya. Dan sudah saatnya masyarakat bebas dari pilihan yang terselubung."
Pernyataan ini bukan sekadar retorika. Ini adalah panggilan
untuk bertindak. Masyarakat Kalbar, khususnya generasi muda, memiliki tanggung
jawab besar. Di tangan merekalah masa depan daerah ini ditentukan. Dengan
memilih pemimpin yang benar-benar layak, Kalbar memiliki peluang untuk menjadi
lebih baik, lebih maju, dan lebih sejahtera.
Di tengah tantangan dan godaan politik uang, harapan itu masih ada. Namun, semuanya bergantung pada pilihan kita. Pilihlah dengan bijak, karena masa depan Kalbar ada di tangan kita semua.