Keragaman Budaya di Pekan Gawai Adat Dayak ke XXXVIII

Susur Sungai Kapuas, Photo: IKN TIME

Pontianak
- Waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB Ketika para kontingen Masyarakat Dayak yang antusias berkumpul di alun-alun didepan bekas Komando Rayon Militer Alam Banawanawai.

Senin itu sesuai dengan rencana, panitia mengundang sanggar-sanggar budaya untuk berkumpul dimulai dari susur Sungai hingga acara pawai keliling kota Pontianak yang diakhiri di rumah Radangk sebagai rangkaian awal pembukaan Pekan Gawai Dayak ke – XXXVIII.

Terik matahari masih menyengat kulit ketika setetes demi setetes hujan turun dari langit. Para spiritual yang sebelumnya asyik mempertunjukkan kebolehannya mulai menyendiri seiring doa yang teriring di dalam mantra yang semenit kemudian benar-benar menghentikan derai gerimis di siang bolong.

Dua kapal disiapkan mengelilingi Sungai bersama para panglima serta para peserta Bujang dan Dara Gawai yang tampil anggun dan menawan. Kapal terus melaju mengarungi Sungai Kapuas mendekati Jembatan Kapuas I serta keraton kesultanan kadriyah, musik ledang pun terdengar kencang menggema dipenjuru Sungai.

Usai acara susur Sungai, para peserta pun kemudian melakukan perjalanan bersama kendaraan-kendaraan festival menuju rumah Radangk.

Dara Garai, Photo by IKN TIME

Wawancara Dengan Ketua PGD XXXVIII

Terik matahari menyekat ketika sang raja siang berjalan menuju tengah hari mengurai peluh para relawan kepanitiaan Pekan Gawai Dayak ke XXXVIII (PGD ke-38) menandai awal pembukaan Pekan Gawai di tahun 2024 ini dengan acara ‘ngampar bide’.

“Yang penting Acara terselenggara dengan baik,”ujar salah seorang koordinator bidang yang enggan disebutkan namanya pada IKNTime.com.

Penyelenggaraan PGD tahun ini cukup meriah dengan tema Dayak Kanayatn, berbeda dari tahun sebelumnya kali ini panitia berkomitmen melarang segala bentuk penyalahgunaan miras. Sehingga arak ataupun tuak hanya diperbolehkan untuk “ritual adat” semata.

“Tahun ini kita tegas melarang untuk menjaga ketertiban,”ujar Yulius Aho pada IKNTime.com disela perbincangan bersama Sekjen MADN Yakobus Kumis di rumah Radangk usai upacara “Ngampar Bide”.

Pekan Gawai Dayak XXXVIII Photo by IKN TIME

Ketua panitia PGD XXXVIII ini mengharapkan acara akan berlangsung dengan tertib hingga acara berakhir.

Bagi sebagian orang PGD adalah ajang bagi masyarakat Dayak untuk melestarikan budayanya lewat pagelaran ritual adat budaya, sebagian lainnya menjadikan PGD sebagai pertemuan beragamnya ritual adat Dayak seluruh kabupaten kota di provinsi Kalimantan Barat.

Tak hanya dari pelosok Kalimantan Barat saja, pesona PGD Kalimantan Barat juga menarik pelancong dari jiran Malaysia serta Brunei. Thomas Braxton, seorang wisman asal Malaysia yang berasal dari subsuku Bidayuh pun mengaku tertarik dengan kegiatan tahunan ini.

Demikian rangkaian awal dari Pekan Gawai Dayak ke XXXVIII tahun 2024 dimana acara masih berlangsung dari tanggal 20 hingga 25 Mei 2024 di Rumah Radangk Pontianak.








Next Post Previous Post