Dewan Rakyat Dayak Kecam Konflik Aparat di PT Duta Palma Bengkayang

Pontianak – Konflik yang melibatkan karyawan dan aparat di kawasan Perkebunan Duta Palma di kabupaten Bengkayang yang terjadi pada Sabtu (19/8) memicu keprihatinan berbagai pihak.

Dewan Rakyat Dayak (DRD) sebagai salah satu komponen masyarakat Dayak di Kalimantan Barat mengecam keras atas arogansi oknum aparat pada permasalahan antara perusahaan Duta Palma dan karyawan yang menuntut haknya.

“Kami mengecam keras atas kejadian yg terjadi di Perkebunan PT Duta Palma. Dimana banyak jatuh korban, yg sangat merugikan. Persoalan utama adalah tuntutan Karyawan terhadap Manajemen Kebun mengenai hak-hak karyawan. Dimana Karyawan sebenarnya tidak menuntut lebih kepada perusahaan tapi demi mengisi perut keluarga mereka, sehingga menduduki pabrik perusahaan,”tutur Yulistianus, sekretaris jenderal Dewan Rakyat Dayak (DRD) di kediamannya (20/8).

 

Duta Palma
Konflik Duta Palma, Sumber: DRD

Ia menyayangkan arogansi oknum aparat dalam menghadapi masyarakat seharusnya mengutamakan unsur persuasi dibandingkan tindakan represif yang mengedepankan penggunaan kekuatan fisik untuk meredam gejolak dimasyarakat.

“Jika Aparat Hukum lebih sabar dan menilai secara sosiologis filosofis persoalan tersebut bukan semata-mata penegakan Hukum, SOP Pengamanan yang menimbulkan hilangnya TRIBRATA sebagai pengayom dan pelindung masyarakat,”imbuhnya.

Yulistianus menegaskan seharusnya penegakan hukum dilakukan secara lebih humanis. Ia menyayangkan beredarnya video mengenai ditemukannya minuman beralkohol ditempat kejadian pengamanan yang disinyalir memicu agresifitas aparat karena berada dalam pengaruh alkohol.

Miras dalam Konflik Duta Palma
Miras dalam Konflik Duta Palma, Sumber: DRD

Yulistianus berharap kejadian yang sama tidak terjadi kembali dikemudian hari dimana aparat lebih mengedepankan dialog serta win-win solution untuk mencapai kepentingan bersama.

” Dan perlu diingat Karyawan hanya menuntut hak-hak mereka utk menghidupi keluarga mereka bukan utk menjadi kaya,”tutup Yulistianus.

Sekjen DRD
Sekjen DRD, Sumber: DRD

Latarbelakang konflik aparat dan karyawan Duta Palma

Untuk diketahui bahwa pecahnya konflik yang terjadi antara karyawan PT.Duta Palma Gorup Kalimantan Barat dengan pihak kepolisian tempo hari (19/8) dipicu adanya tuntutan karyawan yang hak-haknya tak dipenuhi oleh pihak perusahaan.

Dari informasi yang dihimpun dari berbagai sumber diketahui bahwa aksi demo telah berjalan hingga 14 hari dimana pihak perusahaan malah merespon unjuk rasa tersebut dengan menurunkan aparat untuk menahan para pendemo.

Tercatat korban berjatuhan dari pihak pendemo akibat terkena gas air mata, peluru karet dan pukulan benda tumpul saat terjadi gesekan antara aparat dan masyarakat yang menjadi karyawan PT. Duta Palma.

Konflik pecah akibat sikap agresif oknum aparat yang seakan membela pihak perusahaan yang belum juga menanggapi tuntutan para demonstran yang menuntut hak mereka. Sementara itu belum ada tanggapan dari pihak Duta Palma, untuk diketahui perusahaan yang dimiliki oleh Surya Darmadi alias Apeng dimana masih berproses hukum di Kejaksaan Agung dengan status disita.

Tanggapan Kapolda Kalbar terhadap konflik Duta Palma

Pecahnya konflik di kawasan PT Duta Palma mendapat respon cepat dari kapolda Kalbar Irjen Pol. Pipit Rismanto S.I.K., M.H. dengan menurunkan Propam sekaligus memberikan teguran kepada jajaran Kapolresnya karena melakukan tindakan tanpa koordinasi.

Kapolda juga mengatakan akan mendalami temuan keberadaan miras yang ditemukan masyarakat usai konflik yang terjadi tempo hari.

Menurut informasi yang dirangkum kejadian bermula dari laporan perusahaan kepada pihak Polres terkait aksi pencurian buah sawit yang dilakukan oleh masyarakat. Di pihak lain masyarakat menuntut lahan mereka yang diserobot oleh perusahaan tersebut.

Kapolda mengingatkan kepada jajaran dibawahnya agar semua pihak wajib menghormati kultur budaya masyarakat Kalbar yang berbeda dari daerah lain sehingga ia meminta pihak Polres perlu mewanti-wanti hal ini. Hal ini diungkapkan karena Kapolres saat ini baru satu bulan menjabat di Kabupaten Bengkayang.

Irjen Pipit Rismanto juga berharap agar Forkopimda juga dilibatkan untuk meredam konflik tersebut.

-Awang-

 

Next Post Previous Post