![]() |
| Ilustrasi AI |
IKN, 2 Desember 2025 – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) semakin serius mewujudkan visi kota berkelanjutan dengan menargetkan 60 persen sampah di wilayahnya bisa didaur ulang secara optimal pada 2035. Strategi ini didukung melalui kampanye gaya hidup zero waste dan berbagai pelatihan pengolahan sampah, termasuk workshop terbaru yang digelar Dharma Wanita Persatuan (DWP) OIKN pada akhir November lalu.
"Target kita sampai 2035, 60 persen sampah di IKN sudah
bisa direcycle," ujar Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan
Sumber Daya Air OIKN, Onesimus Patiung, saat menghadiri workshop daur ulang
sampah plastik di Multifunction Hall Kantor Kemenko 3, Sabtu (29/11/2025).
Kegiatan itu diikuti 60 peserta dari komunitas PKK Sepaku, Desa Wonosari, Semoi
2, Bumi Harapan, hingga Kelurahan Amburawang Barat. Onesimus menekankan peran
penting kaum ibu sebagai garda terdepan dalam membangun budaya pengelolaan sampah
dari sumber, sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif.
Workshop ini bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun DWP OIKN
ke-26, bekerja sama dengan komunitas Recycling Village. Fokus utama pada
pengolahan plastik bernilai rendah seperti kantong kresek, poly-mailer, dan
bubble wrap – jenis sampah rumah tangga yang sering sulit diolah industri.
Peserta diajari dari teori hingga praktik membuat kerajinan tas, yang kemudian
dinilai dalam sesi penjurian oleh Penasihat DWP OIKN, Kartika Basuki
Hadimuljono. "Hari ini saya belajar bagaimana sampah ternyata bisa disulap
menjadi tas cantik. Harapannya, ke depan bisa buat sendiri di rumah dan
jual," cerita salah satu peserta, Ibu Siti dari Desa Semoi 2.
Pendekatan ini selaras dengan konsep pengelolaan sampah
terpadu di IKN, yang mengadopsi prinsip reduce, reuse, recycle (3R) dan ekonomi
sirkular. Dari total sampah yang diproyeksikan, 60 persen ditargetkan didaur
ulang menjadi produk baru, sementara 40 persen sisanya bisa dikonversi menjadi
energi melalui teknologi waste-to-energy di wilayah industri. Strategi proyeksi
konservatif hanya 5 persen sampah non-organik langsung dibuang ke TPA, untuk
memperpanjang umur landfill dan minimalkan dampak lingkungan. Saat ini,
Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya sedang membangun Tempat Pengelolaan
Sampah Terpadu (TPST) di IKN, sebagai infrastruktur dasar untuk realisasi
target tersebut.
Manfaatnya jelas: mengurangi volume timbunan, ciptakan
lapangan kerja lokal, dan dukung net zero emission 2060. Di IKN, yang dirancang
sebagai sustainable forest city dengan 70 persen lahan hijau, pengelolaan
sampah jadi kunci utama. "Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi ubah
mindset individu. Sampah harus diselesaikan dari rumah," tambah Onesimus.
Workshop seperti ini diharapkan memicu inisiatif komunitas lebih luas, mirip
sukses program zero waste di kawasan inti pemerintahan yang sudah kurangi
sampah 20 persen sejak 2024.
Ke depan, OIKN rencanakan perluas edukasi ke sekolah dan
desa delineasi, termasuk kolaborasi dengan LSM untuk monitoring. Dengan
anggaran tahap II IKN Rp48,8 triliun hingga 2029, alokasi untuk lingkungan
termasuk TPST mencapai Rp2 triliun. Hasil daur ulang nantinya bisa jadi bahan
baku industri kreatif, seperti furnitur atau aksesoris, dorong UMKM Kalimantan
Timur.
Di media sosial, #ZeroWasteIKN ramai dengan 15.000 postingan
pasca-workshop, campur testimoni peserta dan dukungan netizen. WALHI Kaltim
apresiasi inisiatif ini, tapi ingatkan integrasi dengan reboisasi agar tak
ganggu ekosistem hutan sekitar. OIKN respons dengan audit lingkungan rutin dan
pelibatan masyarakat adat.
Singkatnya, target 60 persen daur ulang ini bukan mimpi jauh. Dari workshop sederhana hingga TPST canggih, IKN tunjukkan jalan menuju kota hijau di mana sampah jadi aset, bukan beban. Nusantara siap jadi contoh nasional: zero waste, full cycle.





.webp)

