Ad
Scroll untuk melanjutkan membaca
Ad

Tekanan Fiskal 2026 Ancam Kaltim: Pemprov Pangkas Anggaran, Dana Influencer Rp1,7 Miliar Berpotensi Dihapus

Ilustrasi AI

Oleh: Luigi Iram Rangi

Kalimantan Timur, 10 Oktober 2025 – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menghadapi tantangan besar di tahun anggaran 2026. Dana Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat anjlok drastis dari Rp8,7 triliun di 2025 menjadi hanya Rp2,4 triliun. Akibatnya, Pemprov harus memangkas anggaran besar-besaran, termasuk dana Rp1,7 miliar untuk promosi pariwisata via influencer yang kini terancam dihapus. Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menegaskan bahwa fokus anggaran akan diarahkan pada program yang langsung bermanfaat bagi masyarakat, seperti Gratispol dan Jospol.

Sebagai jurnalis yang mengikuti perkembangan Kaltim, saya melihat situasi ini sebagai ujian berat. Kaltim, yang dikenal sebagai penghasil migas dan batubara, justru kesulitan karena dana bagi hasil (DBH) dipangkas tajam. Dengan APBD yang menyusut, Pemprov harus pintar-pintar mengelola keuangan agar pelayanan publik tetap berjalan.


Penurunan Dana Transfer: Pemicu Krisis Anggaran

Penurunan TKD ini bukan hal baru, tapi skala di 2026 sangat besar. Berdasarkan dokumen APBN 2026, TKD Kaltim turun 70 persen, dengan DBH hanya Rp1,62 triliun dan Dana Alokasi Umum (DAU) Rp866,62 miliar. Akibatnya, APBD Kaltim yang awalnya Rp21,35 triliun kini diperkirakan hanya Rp16-17 triliun.

Wakil Gubernur Seno Aji menjelaskan, “Kami harus efisiensi besar-besaran. Semua pos anggaran ditinjau ulang.” Pemangkasan ini juga dirasakan di kabupaten/kota. Di Kutai Timur, proyek jalan dan jembatan terancam tertunda. Di Bontang, APBD turun jadi Rp2,1 triliun, memaksa pemotongan biaya perjalanan dinas. Gubernur Rudy Mas’ud sudah melobi Kementerian Keuangan agar DBH dicairkan bertahap di 2026 untuk meredam dampak.


Dana Influencer Rp1,7 Miliar: Prioritas atau Pemborosan?

Salah satu pos anggaran yang jadi sorotan adalah dana Rp1,7 miliar untuk influencer pariwisata, direncanakan dalam APBD Perubahan 2025. Dana ini untuk membayar influencer dengan minimal 1 juta pengikut untuk promosi destinasi wisata Kaltim. Namun, kebijakan ini menuai kritik sejak awal. Pengamat dari Universitas Mulawarman, Saipul Bahtiar, menyebutnya kurang tepat. “Lebih baik dana ini dialihkan ke media lokal atau perbaikan akses wisata,” katanya.

Seno Aji setuju bahwa dana ini tidak mendesak. “Kegiatan seperti influencer akan ditunda. Fokus kami adalah program yang langsung dirasakan rakyat,” ujarnya pada Kamis (9/10/2025). Pemangkasan ini bagian dari efisiensi Rp4,6 triliun atau 49 persen dari rencana awal APBD 2026. Pos lain yang dipotong termasuk rapat, acara seremonial, dan tunjangan ASN, meski insentif guru dan tenaga kesehatan tetap aman.


Prioritas Utama: Gratispol dan Jospol

Meski anggaran ketat, Pemprov berkomitmen menjaga program Gratispol (Gerakan Trisektor Pelayanan Publik) dan Jospol (Jaring Optimalisasi Sektor Pelayanan Publik). Kedua program ini fokus pada pendidikan gratis, layanan kesehatan tanpa biaya untuk warga miskin, dan infrastruktur publik. “Gratispol dan Jospol adalah jantungan kami. Ini tak akan dipotong,” tegas Seno Aji.

Hingga Oktober 2025, Gratispol sudah menjangkau ribuan keluarga di Berau, Kutai Timur, dan Bontang. Program ini mencakup beasiswa SD hingga S3 dan layanan kesehatan gratis. Namun, penurunan TKD bisa memperlambat distribusi bantuan, terutama di daerah terpencil.


Strategi Mengatasi Krisis: Genjot PAD dan Investasi

Untuk bertahan, Pemprov berupaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui digitalisasi pajak dan optimalisasi aset daerah. Pada 2025, PAD Kaltim mencapai Rp9,33 triliun, tapi ini belum cukup menutup lubang TKD. Pemprov juga mengundang investasi swasta, terutama di sektor pariwisata dan pertanian, untuk mengurangi ketergantungan pada pusat.

Seno Aji optimistis, “Kami akan maksimalkan PAD dan cari solusi bersama DPRD. DBH harus dicairkan lebih cepat, minimal Februari 2026.” Pengamat seperti Saipul Bahtiar menyarankan audit menyeluruh untuk memastikan efisiensi tepat sasaran. “Anggaran harus fokus pada kebutuhan rakyat, bukan kegiatan mewah,” katanya.


Apa Artinya untuk Kaltim?

Krisis fiskal ini adalah tantangan sekaligus peluang. Dengan memangkas dana influencer dan pos non-esensial lainnya, Kaltim menunjukkan komitmen pada prioritas rakyat. Namun, keberhasilan tergantung pada transparansi dan kerja sama dengan DPRD serta masyarakat. Kaltim, sebagai tulang punggung energi nasional, harus mendapat alokasi yang adil agar pembangunan tak terhenti.

Sebagai penutup, pemangkasan anggaran ini bukan akhir, melainkan awal langkah Kaltim menuju kemandirian fiskal. Dengan menjaga Gratispol dan Jospol, Pemprov membuktikan bahwa di tengah krisis, kesejahteraan rakyat tetap nomor satu. Publik kini menanti eksekusi yang transparan dan hasil nyata di 2026.

Also Read
Tag:
Latest News
  • Tekanan Fiskal 2026 Ancam Kaltim: Pemprov Pangkas Anggaran, Dana Influencer Rp1,7 Miliar Berpotensi Dihapus
  • Tekanan Fiskal 2026 Ancam Kaltim: Pemprov Pangkas Anggaran, Dana Influencer Rp1,7 Miliar Berpotensi Dihapus
  • Tekanan Fiskal 2026 Ancam Kaltim: Pemprov Pangkas Anggaran, Dana Influencer Rp1,7 Miliar Berpotensi Dihapus
  • Tekanan Fiskal 2026 Ancam Kaltim: Pemprov Pangkas Anggaran, Dana Influencer Rp1,7 Miliar Berpotensi Dihapus
  • Tekanan Fiskal 2026 Ancam Kaltim: Pemprov Pangkas Anggaran, Dana Influencer Rp1,7 Miliar Berpotensi Dihapus
  • Tekanan Fiskal 2026 Ancam Kaltim: Pemprov Pangkas Anggaran, Dana Influencer Rp1,7 Miliar Berpotensi Dihapus
Post a Comment
Ad
Ad
Tutup Iklan
Ad