Ad
Scroll untuk melanjutkan membaca
Ad

Strategi Pertahanan Prabowo: Rudal Balistik KHAN Turki Dikerahkan di Tengah Kalimantan, Lindungi IKN dari Ancaman Regional

 

Ilustrasi AI

IKN – Dalam langkah strategis yang menandai era baru pertahanan nasional, Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui penempatan sistem rudal balistik KHAN produksi Turki di wilayah Kalimantan Timur, tepatnya di Batalyon Artileri Medan 18 (Yonarmed 18) Raipur A, Tenggarong. Penempatan ini menempatkan aset militer canggih tersebut hanya berjarak sekitar 148 kilometer dari Ibu Kota Nusantara (IKN), proyek ambisius pemindahan pusat pemerintahan yang kini memasuki tahap krusial. Keputusan ini bukan sekadar respons taktis, melainkan bagian dari doktrin "smart defense" yang dirancang untuk mengintegrasikan teknologi mutakhir guna menjaga kedaulatan wilayah strategis di tengah dinamika geopolitik Asia Tenggara yang semakin kompleks.

Panglima Kodam VI/Mulawarman, Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha, menjelaskan bahwa kehadiran rudal KHAN ini akan menjadi pilar utama dalam menjamin keamanan IKN dan seluruh kawasan Kalimantan. "Kami tidak lagi mengandalkan kekuatan statis yang rentan terhadap prediksi musuh. Rudal KHAN, dengan jangkauan hingga 280 kilometer, memungkinkan respons cepat dan presisi terhadap ancaman apa pun," tegas Rudy dalam keterangannya pada Sabtu (4/10/2025). Menurutnya, penempatan ini melibatkan integrasi mendalam dengan sistem komando-tembak, intelijen, serta jaringan Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance (ISR), ditambah lapisan pertahanan udara yang kokoh. Hal ini mencerminkan pergeseran paradigma pertahanan Indonesia dari pendekatan konvensional ke model yang lebih adaptif dan berbasis teknologi.

Rudal KHAN sendiri merupakan varian ekspor dari sistem Bora milik Turki, diproduksi oleh perusahaan pertahanan Roketsan. Dengan berat total 2.500 kilogram, diameter 610 milimeter, dan kemampuan membawa hulu ledak fragmen hingga 470 kilogram, KHAN dirancang khusus untuk menargetkan infrastruktur vital seperti pusat komando, fasilitas logistik, radar, atau bahkan bunker bawah tanah. Kemampuannya meluncur dari platform roket berpandu otomatis membuatnya unggul dibandingkan roket artileri biasa, karena dilengkapi sistem koreksi lintasan untuk akurasi tinggi. Indonesia menjadi negara pertama di luar Turki yang mengoperasikannya, sebuah pencapaian yang dicapai melalui kontrak yang ditandatangani pada November 2022, saat Prabowo masih menjabat Menteri Pertahanan. Saat itu, Wakil General Manager Roketsan, Murat Kurtulus, menyebut Indonesia sebagai mitra strategis utama dalam ekspansi global senjata mereka.

Alasan utama penempatan di Tenggarong, Kutai Kartanegara, tak lepas dari lokasi geografisnya yang demikian strategis. Selain kedekatannya dengan IKN—hanya 65 kilometer dari pusat pembangunan inti—posisi ini juga menghadap langsung ke Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, jalur pelayaran vital yang menghubungkan Samudra Hindia dan Pasifik. Dengan jarak hanya 300-350 kilometer ke wilayah Sabah, Malaysia Timur seperti Tawau, KHAN mampu mencakup zona penyangga yang luas, termasuk potensi ancaman dari Laut China Selatan di mana ketegangan diplomatik masih membara. Pakar keamanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai langkah ini sebagai sinyal kuat bahwa Indonesia serius membangun arsitektur pertahanan terpadu untuk melindungi pusat pemerintahan baru dari skenario ancaman modern, seperti serangan rudal presisi jarak jauh atau infiltrasi maritim.

Lebih jauh, penempatan KHAN sejalan dengan konsep Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) dan doktrin pertahanan pulau-pulau besar yang menjadi fondasi strategi militer Indonesia. Kalimantan Timur dipilih karena relatif aman dari serangan langsung, dengan dataran yang stabil dan aksesibilitas tinggi untuk operasi "tembak-dan-lari" menggunakan platform Tatra 8x8. Ini memungkinkan mobilitas cepat, mengurangi risiko deteksi musuh. Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), menambahkan bahwa batch awal ini setara kekuatan satu batalyon artileri penuh, dan rincian jumlah serta lokasi lanjutan diklasifikasikan sebagai materi strategis terbatas. "Ini bukan hanya soal melindungi IKN, tapi juga memperkuat deterensi regional di tengah peningkatan aktivitas militer tetangga," ujarnya baru-baru ini.

Kedatangan KHAN pertama kali terdeteksi pada 1 Agustus 2025, ketika foto-foto batch awal beredar di media sosial dari markas Yonarmed 18/Buritkang. Sejak itu, TNI AD telah melakukan uji coba operasional secara diam-diam, memastikan integrasi dengan infrastruktur lokal. Langkah ini bagian dari gelombang modernisasi militer di bawah kepemimpinan Prabowo, yang mencakup akuisisi jet tempur Rafale dan F-15EX dari Prancis serta AS, drone canggih, hingga partisipasi dalam program KF-21 bersama Korea Selatan. Kerja sama dengan Turki, melalui skema Government-to-Government (G-to-G) dan Business-to-Business (B-to-B), juga diharapkan mendorong transfer teknologi untuk industri pertahanan dalam negeri, seperti pengembangan simulator militer bersama Havelsan dan PT Falah Inovasi Teknologi.

Dari perspektif geopolitik, pengerahan KHAN di Kalimantan Timur dinilai mengubah peta kekuatan Asia Tenggara. Analis dari BeritaSatu menyebutnya sebagai pergeseran dari postur defensif ke pencegahan proaktif, mengurangi ketergantungan pada mitra Barat dan memperkuat kemitraan dengan negara seperti Turki yang sedang naik daun di sektor pertahanan. Di tengah isu Laut China Selatan, di mana kapal-kapal asing sering melintas tanpa izin, kemampuan KHAN untuk menjangkau hingga 280 kilometer menjadi alat diplomasi militer yang efektif. Namun, pakar seperti Ridzwan dari CNA menekankan pentingnya transparansi untuk menghindari miskalkulasi dengan negara tetangga, seperti Malaysia atau Filipina. "Ini sinyal kekuatan, tapi harus diimbangi dialog untuk menjaga stabilitas kawasan," katanya.

Meski demikian, tantangan operasional tetap ada. Pemeliharaan rudal canggih seperti KHAN memerlukan pelatihan intensif bagi prajurit TNI AD, serta investasi logistik untuk memastikan kesiapan tempur 24/7. Pemerintah juga berencana memperluas jaringan ISR di Kalimantan, termasuk drone pengintai dan satelit, untuk mendukung akurasi KHAN. Di sisi lain, inisiatif ini sejalan dengan visi Prabowo untuk membangun TNI yang mandiri, di mana impor senjata diimbangi dengan produksi lokal. Sebagai contoh, Kementerian Pertahanan telah menandatangani MoU dengan Roketsan untuk co-produksi komponen, yang diharapkan menciptakan ribuan lapangan kerja di sektor pertahanan.

Secara keseluruhan, penempatan rudal KHAN di dekat IKN bukan hanya langkah taktis, tapi manifestasi komitmen jangka panjang Indonesia untuk menjaga kedaulatan di era ketidakpastian global. Dengan jangkauan yang mencakup wilayah vital, sistem ini memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan stabilisasi di Asia Tenggara, sambil melindungi simbol kemajuan nasional seperti IKN. Ke depan, diantisipasi batch selanjutnya akan ditempatkan di pulau-pulau lain, membentuk jaringan pertahanan nasional yang lebih tangguh. Langkah ini, yang disetujui langsung oleh Presiden Prabowo, membuktikan bahwa pertahanan bukan lagi urusan statis, melainkan seni integrasi teknologi dan strategi untuk masa depan yang aman dan berdaulat.

 

Also Read
Tag:
Latest News
  • Strategi Pertahanan Prabowo: Rudal Balistik KHAN Turki Dikerahkan di Tengah Kalimantan, Lindungi IKN dari Ancaman Regional
  • Strategi Pertahanan Prabowo: Rudal Balistik KHAN Turki Dikerahkan di Tengah Kalimantan, Lindungi IKN dari Ancaman Regional
  • Strategi Pertahanan Prabowo: Rudal Balistik KHAN Turki Dikerahkan di Tengah Kalimantan, Lindungi IKN dari Ancaman Regional
  • Strategi Pertahanan Prabowo: Rudal Balistik KHAN Turki Dikerahkan di Tengah Kalimantan, Lindungi IKN dari Ancaman Regional
  • Strategi Pertahanan Prabowo: Rudal Balistik KHAN Turki Dikerahkan di Tengah Kalimantan, Lindungi IKN dari Ancaman Regional
  • Strategi Pertahanan Prabowo: Rudal Balistik KHAN Turki Dikerahkan di Tengah Kalimantan, Lindungi IKN dari Ancaman Regional
Post a Comment
Ad
Ad
Tutup Iklan
Ad