Ad
Scroll untuk melanjutkan membaca
Ad

Disdikbud Kaltim Perkuat Layanan Pendidikan Inklusif untuk Anak Disabilitas: Langkah Maju Menuju Akses Pendidikan Setara

 

Ilustrasi AI

Oleh: Luigi Iram Rangi

Kalimantan Timur, 19 Oktober 2025 – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur (Disdikbud Kaltim) terus berkomitmen memperkuat layanan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus, khususnya penyandang disabilitas. Inisiatif ini menjadi sorotan utama dalam acara sosialisasi dan pelatihan guru tentang pendidikan inklusif yang digelar pada Kamis (16/10/2025) di Samarinda. Dengan tema "Pendidikan untuk Semua: Membangun Inklusi melalui Inovasi", kegiatan ini dihadiri oleh ratusan guru, orang tua, dan perwakilan sekolah khusus, menandai upaya berkelanjutan pemerintah daerah untuk mewujudkan akses pendidikan yang setara bagi semua anak, tanpa terkecuali.

Kepala Disdikbud Kaltim, M. Sidik, membuka acara dengan menekankan pentingnya pendidikan inklusif sebagai hak dasar setiap anak. "Anak disabilitas bukanlah beban, tapi potensi besar yang perlu digali melalui pendekatan pendidikan yang tepat. Kami akan terus perkuat layanan ini agar tidak ada anak yang tertinggal," ujar Sidik, seperti dikutip dari Radio Republik Indonesia (RRI). Ia menambahkan bahwa provinsi ini telah mencatat peningkatan signifikan dalam pendaftaran siswa disabilitas ke sekolah reguler, dari 1.200 jiwa pada 2023 menjadi 2.500 pada 2025, berkat program integrasi yang lebih baik.

Acara ini bukan sekadar seremoni, melainkan wadah untuk berbagi pengetahuan dan strategi praktis. Pelatihan difokuskan pada metode pengajaran diferensiasi, penggunaan alat bantu teknologi seperti aplikasi screen reader untuk anak tunanetra, dan penilaian individual yang disesuaikan. Sidik menyoroti kolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta lembaga swasta seperti Yayasan Pendidikan Inklusif Indonesia. "Kami sudah bentuk 50 Pusat Layanan Pendidikan Khusus (PLB) di seluruh kabupaten/kota, lengkap dengan terapis dan konselor," katanya. Program ini diharapkan menjangkau 80 persen anak disabilitas di Kaltim, yang jumlahnya mencapai sekitar 15.000 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru.

Latar belakang inisiatif ini tak lepas dari tantangan yang dihadapi Kaltim sebagai provinsi dengan luas wilayah luas dan aksesibilitas terbatas di daerah pedalaman. Banyak anak disabilitas, terutama di Kutai Timur dan Berau, sebelumnya kesulitan mengikuti pendidikan formal karena kurangnya fasilitas ramah disabilitas. Disdikbud Kaltim merespons dengan merevitalisasi sekolah inklusif sejak 2022, termasuk pemasangan ramp, toilet adaptif, dan ruang sensorik. "Tahun ini, anggaran untuk pendidikan khusus naik 25 persen menjadi Rp150 miliar, fokus pada pelatihan guru dan pengadaan alat bantu," tambah Sidik. Hasilnya, tingkat putus sekolah anak disabilitas turun dari 12 persen menjadi 5 persen dalam dua tahun terakhir.

Sosialisasi ini juga melibatkan orang tua sebagai mitra utama. Sesi diskusi membahas cara mendukung anak di rumah, seperti terapi perilaku untuk anak autisme dan latihan motorik untuk penyandang cerebral palsy. Ibu Rina, orang tua anak tunarungu berusia 10 tahun dari Balikpapan, berbagi pengalaman. "Dulu anak saya sulit belajar, tapi setelah guru dilatih bahasa isyarat, prestasinya naik drastis. Program ini benar-benar ubah hidup kami," ceritanya. Sidik menegaskan bahwa pendekatan holistik ini mencakup pemantauan kesehatan mental, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kaltim untuk skrining dini disabilitas.

Ke depan, Disdikbud Kaltim berencana ekspansi program melalui kemitraan dengan universitas seperti Universitas Mulawarman untuk riset kurikulum inklusif. Rencana jangka pendek termasuk peluncuran aplikasi mobile "Inklusi Kaltim" yang memetakan sekolah ramah disabilitas dan menyediakan modul belajar online. "Kami targetkan 100 persen guru di sekolah inklusif tersertifikasi pada 2026," ujar Sidik. Selain itu, provinsi ini akan ikut serta dalam forum nasional pendidikan khusus di Jakarta bulan depan untuk berbagi best practice.

Dampak program ini sudah terasa di masyarakat. Di Samarinda, sekolah dasar negeri 5 menjadi model sukses dengan 20 siswa disabilitas terintegrasi, di mana nilai rata-rata mereka naik 15 poin setelah intervensi. Ekonom pendidikan lokal memperkirakan bahwa investasi di pendidikan inklusif bisa tingkatkan kontribusi anak disabilitas ke ekonomi Kaltim hingga 10 persen dalam dekade mendatang, melalui peningkatan keterampilan kerja. Namun, tantangan seperti kekurangan guru spesialis tetap ada, yang dijawab dengan beasiswa pelatihan ke luar provinsi.

Program perkuatan layanan pendidikan anak disabilitas ini menjadi bukti komitmen Kaltim terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-4 tentang pendidikan berkualitas. Dengan sinergi pemerintah, sekolah, dan masyarakat, diharapkan tidak ada lagi anak yang terpinggirkan. Masyarakat Kaltim diimbau aktif melaporkan kebutuhan pendidikan khusus melalui hotline Disdikbud untuk memastikan program lebih tepat sasaran.

Artikel ini disusun berdasarkan laporan resmi dari RRI, dengan tujuan memberikan informasi akurat tentang upaya Disdikbud Kaltim. Untuk detail lebih lanjut, pantau situs resmi dinas atau hubungi kantor setempat.

 

Also Read
Latest News
  • Disdikbud Kaltim Perkuat Layanan Pendidikan Inklusif untuk Anak Disabilitas: Langkah Maju Menuju Akses Pendidikan Setara
  • Disdikbud Kaltim Perkuat Layanan Pendidikan Inklusif untuk Anak Disabilitas: Langkah Maju Menuju Akses Pendidikan Setara
  • Disdikbud Kaltim Perkuat Layanan Pendidikan Inklusif untuk Anak Disabilitas: Langkah Maju Menuju Akses Pendidikan Setara
  • Disdikbud Kaltim Perkuat Layanan Pendidikan Inklusif untuk Anak Disabilitas: Langkah Maju Menuju Akses Pendidikan Setara
  • Disdikbud Kaltim Perkuat Layanan Pendidikan Inklusif untuk Anak Disabilitas: Langkah Maju Menuju Akses Pendidikan Setara
  • Disdikbud Kaltim Perkuat Layanan Pendidikan Inklusif untuk Anak Disabilitas: Langkah Maju Menuju Akses Pendidikan Setara
Post a Comment
Ad
Ad
Tutup Iklan
Ad