Ad
Scroll untuk melanjutkan membaca
Ad

Bank Kalsel Catat Modal Dasar Rp3,8 Triliun pada Oktober 2025: Langkah Strategis Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan

 

Ilustrasi AI

Kalimantan Selatan, 17 Oktober 2025 – PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (Bank Kalsel) mencatatkan pencapaian signifikan dengan modal dasar sebesar Rp3,8 triliun per Oktober 2025. Angka ini menunjukkan kekuatan finansial yang solid, di tengah dinamika ekonomi regional yang terus berkembang. Pencapaian ini menjadi momentum penting bagi bank milik daerah ini untuk memperluas layanan dan mendukung pembangunan Kalimantan Selatan (Kalsel), sebagaimana disampaikan dalam laporan resmi terbaru.

Direktur Utama Bank Kalsel, Andi Muhammad Arief, menyatakan bahwa peningkatan modal dasar ini merupakan hasil dari strategi pengelolaan aset yang prudent dan dukungan kuat dari pemegang saham utama, yaitu Pemerintah Provinsi Kalsel. "Modal dasar Rp3,8 triliun ini bukan hanya angka, tapi fondasi kuat untuk inovasi layanan perbankan yang lebih inklusif bagi masyarakat Kalsel," ujar Arief, seperti dikutip dari ANTARA News Kalsel. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers virtual yang digelar pada Kamis (16/10/2025), menandai akhir kuartal ketiga tahun fiskal.


Latar Belakang Peningkatan Modal Dasar Bank Kalsel

Bank Kalsel, sebagai pilar utama sektor keuangan di Kalimantan Selatan, telah menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten sejak beberapa tahun terakhir. Pada akhir 2024, modal dasar bank ini tercatat Rp3,2 triliun, yang berarti ada peningkatan sekitar 18,75 persen dalam waktu kurang dari satu tahun. Faktor pendorong utama meliputi optimalisasi pendapatan non-bunga melalui layanan digital dan ekspansi kredit ke sektor unggulan seperti perkebunan sawit, pertambangan, dan UMKM.

Menurut laporan keuangan interim yang dirilis, aset Bank Kalsel kini mencapai Rp25 triliun, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 12 persen. Kredit yang disalurkan naik menjadi Rp18 triliun, di mana 40 persennya dialokasikan untuk pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di wilayah pedesaan. "Kami fokus pada inklusi keuangan, terutama di daerah terpencil seperti Hulu Sungai dan Tabalong, di mana akses perbankan masih terbatas," tambah Arief. Hal ini sejalan dengan program pemerintah daerah untuk mendorong ekonomi hijau dan berkelanjutan.

Peningkatan modal juga didukung oleh kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mendorong bank daerah untuk memperkuat rasio kecukupan modal (CAR) minimal 12 persen. Bank Kalsel saat ini memiliki CAR sebesar 15,5 persen, di atas ambang batas regulasi, yang menandakan tingkat ketahanan terhadap risiko yang tinggi. Analis keuangan lokal menilai ini sebagai indikator positif, mengingat fluktuasi harga komoditas global yang memengaruhi Kalsel sebagai daerah penghasil batubara dan kelapa sawit.


Strategi Penguatan Modal dan Inovasi Layanan

Untuk mencapai target modal Rp3,8 triliun, Bank Kalsel melakukan serangkaian langkah strategis sepanjang 2025. Salah satunya adalah penerbitan obligasi subordinasi senilai Rp500 miliar pada Februari lalu, yang diserap penuh oleh investor institusi. Selain itu, bank ini juga memaksimalkan dividen dari anak usahanya, seperti PT Pembiayaan Kalsel, yang berkontribusi Rp200 miliar ke modal induk.

Arief menekankan komitmen untuk digitalisasi sebagai kunci pertumbuhan. Aplikasi mobile banking KalselPay kini memiliki 500 ribu pengguna aktif, naik 30 persen dari tahun sebelumnya. "Kami sedang mengembangkan fitur AI untuk analisis kredit cepat, yang akan memudahkan petani dan pedagang kecil mengakses pinjaman tanpa jaminan ribet," katanya. Inovasi ini diharapkan meningkatkan non-performing loan (NPL) yang saat ini rendah di angka 2,1 persen.

Kolaborasi dengan pemerintah daerah juga menjadi andalan. Bank Kalsel terlibat dalam program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Bantuan Sosial Tunai (BST), menyalurkan dana bantuan hingga Rp1 triliun sepanjang tahun. Kerja sama dengan BUMN seperti Pertamina juga membuka peluang baru di sektor energi transisi, di mana bank ini berencana menyalurkan kredit hijau senilai Rp2 triliun pada 2026.


Dampak Ekonomi bagi Kalimantan Selatan

Pencapaian modal dasar ini tidak hanya menguntungkan Bank Kalsel, tapi juga berdampak luas pada perekonomian Kalsel. Provinsi ini, yang bergantung pada sektor ekstraktif, membutuhkan lembaga keuangan yang kuat untuk diversifikasi ekonomi. Dengan modal yang lebih besar, Bank Kalsel dapat mendukung proyek infrastruktur seperti jalan tol Trans-Kalsel dan kawasan industri baru di Batulicin.

Ekonom dari Universitas Lambung Mangkurat memperkirakan bahwa pertumbuhan kredit Bank Kalsel bisa mendorong PDB Kalsel naik 0,5 persen pada 2026. "Bank daerah seperti Kalsel berperan sebagai katalisator lokal, mengisi celah yang tidak tergapai oleh bank nasional," kata Dr. Rina Sari, pakar ekonomi regional. Namun, tantangan seperti inflasi dan ketergantungan pada ekspor tetap menjadi risiko yang harus diwaspadai.

Masyarakat Kalsel pun merasakan manfaat langsung. Melalui program literasi keuangan, Bank Kalsel telah menjangkau 100 ribu nasabah baru di 13 kabupaten/kota, dengan fokus pada perempuan dan pemuda. "Saya bisa buka usaha kecil dari pinjaman Kalsel, tanpa ribet ke kota besar," cerita seorang pedagang di Banjarmasin.

Meski optimis, Bank Kalsel menghadapi tantangan seperti persaingan ketat dari fintech dan regulasi ketat OJK. Untuk mengatasinya, bank ini berencana menambah cabang digital di 50 desa terpencil dan melatih 1.000 karyawan dalam bidang cybersecurity. Target tahun depan adalah modal dasar Rp4,5 triliun, dengan ROA (return on assets) di atas 2 persen.

Pemerintah Provinsi Kalsel, melalui Gubernur Sahbirin Noor, menyambut baik pencapaian ini. "Bank Kalsel adalah mitra strategis kami dalam mewujudkan Kalsel Maju. Kami akan terus dukung peningkatan modalnya," ujarnya. Dukungan ini termasuk suntikan saham tambahan Rp300 miliar dari APBD 2026.

Pencatatan modal dasar Rp3,8 triliun oleh Bank Kalsel pada Oktober 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan bank ini sebagai pendorong ekonomi daerah. Dengan strategi yang matang dan dukungan stakeholder, Kalsel berpotensi menjadi pusat keuangan regional yang tangguh. Masyarakat diimbau memanfaatkan layanan bank ini untuk kemajuan bersama, sambil menjaga disiplin keuangan pribadi.

Artikel ini disusun berdasarkan laporan resmi dari ANTARA News Kalsel, dengan tujuan memberikan informasi akurat tentang kinerja Bank Kalsel. Untuk detail lebih lanjut, pantau update dari situs resmi bank atau OJK.

 

Also Read
Latest News
  • Bank Kalsel Catat Modal Dasar Rp3,8 Triliun pada Oktober 2025: Langkah Strategis Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan
  • Bank Kalsel Catat Modal Dasar Rp3,8 Triliun pada Oktober 2025: Langkah Strategis Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan
  • Bank Kalsel Catat Modal Dasar Rp3,8 Triliun pada Oktober 2025: Langkah Strategis Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan
  • Bank Kalsel Catat Modal Dasar Rp3,8 Triliun pada Oktober 2025: Langkah Strategis Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan
  • Bank Kalsel Catat Modal Dasar Rp3,8 Triliun pada Oktober 2025: Langkah Strategis Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan
  • Bank Kalsel Catat Modal Dasar Rp3,8 Triliun pada Oktober 2025: Langkah Strategis Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan
Post a Comment
Ad
Ad
Tutup Iklan
Ad