Ad
Scroll untuk melanjutkan membaca
Ad

60 Persen Orang Dewasa di Kalteng Alami Masalah Gigi, Dinkes Dorong Cek Kesehatan Gratis Hingga Sekolah

 

PALANGKA RAYA – Masalah kesehatan gigi dan mulut masih menjadi isu serius di Kalimantan Tengah (Kalteng). Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng, tercatat sekitar 60 persen orang dewasa di provinsi tersebut mengalami masalah gigi dan mulut. Kondisi ini dinilai mengkhawatirkan, karena kesehatan gigi tidak hanya berdampak pada mulut semata, tetapi juga bisa merembet hingga ke organ vital lainnya, termasuk jantung.

Kepala Dinas Kesehatan Kalteng, Suyuti Syamsul, mengungkapkan fakta tersebut usai menghadiri kegiatan pembukaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di SMA Negeri 2 Palangka Raya pada Selasa (19/8/2025). Menurutnya, tingginya angka penderita masalah gigi menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi masih rendah.

“Kalau di kita (Kalteng) kan banyak ya penyakit rentan, dan data yang kami dapat kurang lebih 60 persen orang dewasa bermasalah dengan gigi. Padahal gigi itu berpengaruh ke jantung. Itu yang sebenarnya mau kita deteksi melalui program CKG ini,” jelas Suyuti kepada wartawan.


Dampak Masalah Gigi Lebih Serius dari yang Disangka

Banyak orang masih menganggap bahwa sakit gigi hanya sebatas gangguan kecil yang bisa diatasi dengan obat pereda nyeri. Namun, Suyuti menegaskan bahwa infeksi atau penyakit pada gigi dan mulut memiliki dampak jangka panjang yang lebih serius. Bakteri dari infeksi gigi, lanjutnya, dapat menyebar melalui aliran darah dan menimbulkan komplikasi pada organ lain, termasuk jantung.

“Kesehatan mulut tidak boleh dianggap remeh. Kalau gigi rusak, bisa menjadi pintu masuk penyakit lain yang jauh lebih berbahaya. Itu sebabnya kami ingin masyarakat lebih peduli sejak dini,” ujarnya.

Kondisi ini sekaligus menjadi peringatan bagi masyarakat agar tidak menyepelekan perawatan gigi, apalagi hanya pergi ke dokter ketika sudah sakit. Upaya pencegahan, seperti rajin menyikat gigi dengan benar, memeriksakan gigi secara berkala, dan menjaga pola makan sehat, jauh lebih penting.


Program Cek Kesehatan Gratis: Upaya Preventif Dinkes

Untuk mencegah semakin meluasnya masalah kesehatan gigi dan mulut, Dinkes Kalteng menggencarkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Program ini memberikan layanan pemeriksaan kesehatan secara gratis, termasuk deteksi dini penyakit gigi dan mulut, kepada masyarakat umum.

Namun, meski sudah lama tersedia di setiap puskesmas, program ini ternyata masih sepi peminat. Menurut Suyuti, tingkat partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan layanan kesehatan gratis tersebut masih rendah.

“Masih kecil peminatnya. Karena itu sekarang program CKG kami bawa ke sekolah-sekolah. Kami datangi setiap sekolah supaya manfaat programnya semakin maksimal,” jelasnya.

Dengan menjangkau sekolah, Dinkes berharap anak-anak bisa mendapat edukasi sejak dini mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi. Tidak hanya itu, pemeriksaan gratis ini juga diharapkan mampu mendeteksi potensi masalah kesehatan sejak awal sehingga dapat segera ditangani.


Menjangkau dari PAUD hingga SMA

Suyuti menambahkan, target program CKG bukan hanya masyarakat dewasa, melainkan juga pelajar dari berbagai tingkatan pendidikan. Mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sekolah dasar, sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menengah atas (SMA) sederajat.

“Yang punya kewenangan menjalankan CKG ini adalah puskesmas. Jadi kami menggandeng puskesmas, seperti Puskesmas Marina dan Puskesmas Panarung, untuk ikut melaksanakan kegiatan ini di sekolah-sekolah,” katanya.

Dengan langkah ini, diharapkan anak-anak sudah terbiasa menjaga kesehatan gigi sejak dini dan tidak mengalami masalah kesehatan gigi yang sama seperti mayoritas orang dewasa di Kalteng.


Membangun Kesadaran Kesehatan dari Sekolah

Strategi mendatangi sekolah dinilai efektif karena anak-anak lebih mudah diberikan pemahaman tentang pola hidup sehat. Dengan keterlibatan guru, tenaga medis, serta orang tua, edukasi kesehatan gigi bisa dilakukan secara konsisten.

Selain pemeriksaan gratis, program ini juga memberikan penyuluhan tentang cara menyikat gigi yang benar, pola makan sehat yang ramah gigi, serta bahaya mengonsumsi terlalu banyak makanan manis. Melalui pendekatan ini, Dinkes berharap generasi muda Kalteng bisa tumbuh dengan kesadaran lebih tinggi terhadap pentingnya kesehatan gigi.

“Kalau anak-anak sudah terbiasa, maka mereka akan menjadi agen perubahan di rumah. Mereka bisa mengingatkan orang tua untuk juga menjaga kesehatan gigi,” kata Suyuti.


Menghadapi Tantangan Rendahnya Kesadaran Masyarakat

Meski program CKG sudah diperluas, tantangan besar masih menanti. Rendahnya kesadaran masyarakat menjadi faktor utama yang menghambat efektivitas program kesehatan gigi. Banyak orang yang hanya datang ke fasilitas kesehatan setelah mengalami sakit parah, bukan untuk melakukan pencegahan.

Selain itu, stigma bahwa perawatan gigi mahal juga membuat sebagian masyarakat enggan pergi ke dokter gigi. Padahal, pemeriksaan rutin justru dapat mencegah biaya yang lebih besar akibat komplikasi.

Karena itu, Dinkes Kalteng berkomitmen terus melakukan sosialisasi secara masif, baik melalui sekolah, media lokal, maupun kerja sama dengan komunitas. Harapannya, kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dini akan semakin meningkat.


Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati

Pesan utama dari program ini sederhana tetapi krusial: mencegah lebih baik daripada mengobati. Pemeriksaan gigi secara rutin, menjaga kebersihan mulut, serta memanfaatkan program CKG adalah langkah konkret untuk mengurangi risiko penyakit serius di kemudian hari.

Suyuti menegaskan bahwa kesehatan gigi tidak boleh dipandang sebelah mata. Ia berharap masyarakat Kalteng memanfaatkan program ini secara maksimal demi kesehatan bersama.

“Kami ingin seluruh masyarakat sadar bahwa menjaga gigi itu bukan hanya soal senyum indah, tapi juga soal kesehatan tubuh secara keseluruhan,” pungkasnya.

Dengan data mengejutkan bahwa 6 dari 10 orang dewasa di Kalteng bermasalah dengan gigi, langkah pencegahan harus menjadi prioritas. Pemerintah daerah melalui Dinkes telah menyiapkan strategi, namun keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat.

Apabila kesadaran kesehatan gigi dapat ditanamkan sejak dini di sekolah-sekolah, maka generasi mendatang diharapkan tidak lagi menghadapi masalah yang sama. Dengan begitu, angka masalah gigi di Kalteng bisa ditekan secara signifikan, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Program CKG kini menjadi ujung tombak dalam upaya tersebut, bukan hanya sebagai pemeriksaan gratis, melainkan juga sebagai gerakan kolektif membangun kesadaran hidup sehat. Jika masyarakat benar-benar memanfaatkannya, bukan tidak mungkin Kalteng akan menjadi salah satu provinsi dengan tingkat kesehatan gigi terbaik di Indonesia.

 

Also Read
Latest News
  • 60 Persen Orang Dewasa di Kalteng Alami Masalah Gigi, Dinkes Dorong Cek Kesehatan Gratis Hingga Sekolah
  • 60 Persen Orang Dewasa di Kalteng Alami Masalah Gigi, Dinkes Dorong Cek Kesehatan Gratis Hingga Sekolah
  • 60 Persen Orang Dewasa di Kalteng Alami Masalah Gigi, Dinkes Dorong Cek Kesehatan Gratis Hingga Sekolah
  • 60 Persen Orang Dewasa di Kalteng Alami Masalah Gigi, Dinkes Dorong Cek Kesehatan Gratis Hingga Sekolah
  • 60 Persen Orang Dewasa di Kalteng Alami Masalah Gigi, Dinkes Dorong Cek Kesehatan Gratis Hingga Sekolah
  • 60 Persen Orang Dewasa di Kalteng Alami Masalah Gigi, Dinkes Dorong Cek Kesehatan Gratis Hingga Sekolah
Post a Comment
Ad
Ad
Tutup Iklan
Ad