Dari GOR Segiri ke Panggung Dunia: Gubernur Kaltim Jadikan Olahraga Jalur Diplomasi Global
Samarinda berubah menjadi panggung semangat dan persahabatan
lintas negara saat ratusan atlet dari berbagai penjuru Indonesia dan
mancanegara berkumpul dalam ajang 2nd East Borneo International Championship
2025. Acara yang digelar pada Rabu, 17 Juli 2025 di GOR Segiri ini dibuka
langsung oleh Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud. Namun lebih dari sekadar
seremoni, sambutan Rudy menjadi pernyataan politik kebudayaan yang menggugah:
bahwa olahraga adalah bahasa universal yang mampu menjembatani perbedaan dan
menjadi alat diplomasi yang strategis.
Di hadapan para atlet, pelatih, ofisial, serta ratusan penonton yang memadati tribun, Rudy tidak hanya menyampaikan sambutan formal. Ia tampil sebagai pemimpin yang ingin membawa Kalimantan Timur lebih dari sekadar daerah penyangga Ibu Kota Negara—melainkan juga menjadi pusat peradaban yang memadukan semangat sportivitas, perdamaian, dan jejaring global. "Kita tidak hanya membangun jaringan, tetapi juga menanamkan semangat perdamaian, saling pengertian, dan persahabatan lintas batas," ucap Rudy, yang disambut dengan tepuk tangan hangat dari seluruh penjuru arena.
Ajang kejuaraan ini diikuti oleh atlet dari berbagai provinsi dan juga negara sahabat seperti Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan. Kehadiran mereka, menurut Rudy, bukan semata soal pertandingan, tetapi bukti bahwa Kalimantan Timur kini berada di tengah pusaran hubungan antarbangsa yang positif. "Keikutsertaan mereka adalah bukti nyata bahwa kita mampu menjadi tuan rumah ajang internasional dengan martabat tinggi," ujarnya dengan nada bangga.
Lebih jauh, Rudy mengajak semua pihak untuk tidak memandang olahraga sebatas adu kekuatan fisik. Menurutnya, di balik setiap pertandingan, tersimpan nilai-nilai besar: disiplin, semangat juang, integritas, dan yang paling penting, diplomasi. “Ini bukan hanya soal kemenangan. Ini tentang membangun kepercayaan, menunjukkan kepada dunia bahwa Kaltim adalah rumah bagi persahabatan global,” tegasnya.
Tak hanya membahas diplomasi, Rudy juga menyoroti pentingnya pembinaan atlet sejak usia dini. Ia meyakini bahwa pembinaan jangka panjang adalah satu-satunya cara untuk mencetak generasi atlet unggul yang siap tampil di level dunia. “Anak-anak muda yang hari ini bertanding, suatu saat akan menjadi wajah Indonesia di mata dunia. Maka pembinaan usia dini dan event internasional seperti ini wajib kita dukung secara penuh,” katanya penuh keyakinan.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berkomitmen untuk terus memperkuat infrastruktur keolahragaan dan program pembinaan atlet di seluruh penjuru daerah. Rudy menyebut olahraga sebagai investasi strategis jangka panjang, bukan sekadar agenda musiman. “Hasilnya memang tidak bisa dilihat hari ini. Tapi lima, sepuluh, dua puluh tahun ke depan, kita akan lihat bagaimana olahraga bisa mengubah wajah bangsa,” ujarnya.
Tidak lupa, Rudy juga menyentuh aspek pariwisata dan citra daerah. Ia menilai kejuaraan seperti ini memiliki dampak ganda—tidak hanya di bidang olahraga, tetapi juga dalam memperkenalkan Kaltim ke mata dunia. "Ini tentang citra daerah. Bahwa Kaltim mampu menggelar event internasional yang bermartabat, aman, dan penuh semangat sportivitas,” ujarnya. Menurutnya, keberhasilan penyelenggaraan acara ini bisa menjadi pintu masuk untuk menjadikan Kalimantan Timur sebagai pusat kegiatan olahraga dan budaya internasional di kawasan timur Indonesia.
Momen pembukaan ditutup dengan nuansa jenaka yang mencairkan suasana. Rudy melontarkan sebuah pantun yang membuat hadirin tergelak dan semangat membuncah: “Ayu Ting Ting beranak satu. Yang penting kita bersatu!” Riuh sorakan dan tawa pun langsung mengisi GOR Segiri, menjadikan pembukaan kejuaraan ini tak hanya resmi, tetapi juga hangat dan penuh energi.
Di balik semarak acara ini, ada pesan yang mengalir deras dari sosok Rudy Mas’ud: bahwa olahraga adalah ekspresi kebangsaan, instrumen perdamaian, dan jembatan pergaulan dunia. Kalimantan Timur, lewat ajang seperti East Borneo International Championship, membuktikan bahwa daerah pun bisa menjadi aktor penting dalam panggung diplomasi global—tanpa harus mengandalkan pidato-pidato kaku atau forum-forum formal.
Dengan semangat itu, Gubernur Kaltim tak sekadar membuka kejuaraan. Ia membuka ruang baru bagi Kalimantan Timur untuk bersinar dalam medan yang belum banyak disentuh: diplomasi olahraga. Sebuah langkah yang bukan hanya menyatukan para atlet di dalam arena, tetapi juga menyatukan semangat anak bangsa dalam satu visi: menjadikan olahraga sebagai jalan menuju Indonesia yang lebih damai, berdaya, dan mendunia.