ASN Kemenkes Menyusuri Ekosistem IKN: Menyatukan Visi Layanan Kesehatan dan Pembangunan Berkelanjutan

Ilustrasi AI

Hari kedua pelaksanaan induction program bagi puluhan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang akan bertugas di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Ibu Kota Nusantara (IKN), Jumat, 25 Juli 2025, menjadi momentum penting dalam mempererat pemahaman terhadap lingkungan kerja dan membangun semangat kolaboratif lintas sektor. Para ASN tersebut tidak hanya sekadar mengenal bangunan fisik atau infrastruktur kesehatan yang akan menjadi bagian dari tugas harian mereka, tetapi juga secara langsung menelusuri ragam fasilitas strategis yang menjadi fondasi dari konsep kota masa depan berbasis keberlanjutan dan teknologi hijau.

Dengan penuh semangat dan antusiasme, para ASN menjalani kegiatan kunjungan lapangan yang menyasar beberapa titik vital di kawasan IKN. Mulai dari Pusat Pelatihan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Embung MBH, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Intake Sepaku sebagai sistem pengelolaan air minum, hingga Bendungan Sepaku Semoi, seluruh lokasi dikunjungi dalam rangka memperluas wawasan serta memperdalam pemahaman para ASN terhadap fungsi, manfaat, dan kontribusi masing-masing infrastruktur terhadap pembangunan berkelanjutan di kawasan Ibu Kota Nusantara.

Selama kunjungan berlangsung, perwakilan dari Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) hadir mendampingi, menyampaikan penjelasan menyeluruh mengenai peran strategis tiap titik yang disinggahi. Dalam konteks pembangunan Nusantara sebagai ibu kota negara yang baru, pendekatan lintas sektor menjadi sangat penting, terlebih ketika berbicara tentang layanan kesehatan yang terintegrasi dengan aspek lingkungan, sosial, dan teknologi.

Bagi para ASN, kunjungan ini bukan sekadar orientasi awal dalam menapaki tanggung jawab baru, melainkan juga menjadi wahana internalisasi terhadap nilai-nilai dasar pembangunan IKN yang mengedepankan prinsip inklusifitas, adaptabilitas, dan keberlanjutan. Seperti disampaikan oleh salah seorang peserta program, Bicky Satrya Indrawan, yang akan bertugas sebagai dokter gigi umum di RSUP Kemenkes IKN, kedatangan ke IKN memberikan kesan yang mendalam sejak awal.

“Pertama kali saya datang ke IKN, saya melihat langsung bagaimana konsep smart city diterapkan dengan baik. Banyak ruang terbuka hijau, tata kota yang futuristik, dan pendekatan ekologis yang nyata. Ini semua sangat sesuai dengan harapan saya untuk bisa tinggal dan bekerja di sebuah kota yang berorientasi masa depan,” ujar Bicky.

Pandangan serupa turut diungkapkan oleh ASN dari bidang keuangan RSUP Kemenkes, Sinta Dewi. Ia menilai bahwa orientasi ini sangat penting sebagai bentuk awal membangun sinergi dan rasa memiliki terhadap ekosistem baru yang akan menjadi tempat kerja dan domisili ASN Kemenkes ke depan.

“Harapan kami dari RSUP Kemenkes bisa bekerja sama dengan seluruh pihak di IKN, terutama dalam penyediaan layanan kesehatan yang terbaik. Dengan kerja sama lintas sektor yang kuat, kita bisa memberikan kontribusi nyata untuk mendukung pembangunan IKN yang lebih maju dan terintegrasi,” ujar Sinta Dewi.

Kegiatan hari kedua ini menggambarkan secara utuh pendekatan holistik yang diambil pemerintah dalam mempersiapkan sumber daya manusia di sektor kesehatan untuk menjalankan fungsinya di kawasan ibu kota baru. Lebih dari sekadar membekali ASN dengan kemampuan teknis administratif, program ini bertujuan memperkenalkan konteks kerja yang lebih luas dan sarat dengan tantangan multidimensional.

Sebagaimana diketahui, kawasan IKN didesain sebagai simbol transformasi Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan berdaya saing global. Dalam konteks tersebut, layanan kesehatan menjadi salah satu pilar utama yang harus dikembangkan dengan pendekatan yang tidak konvensional, melainkan inovatif dan terintegrasi dengan teknologi serta keberlanjutan lingkungan.

Tidak heran apabila selama kunjungan, para ASN diajak melihat langsung bagaimana fasilitas-fasilitas strategis seperti TPST dan Intake Sepaku berperan penting dalam mendukung kehidupan masyarakat di IKN secara menyeluruh. Pengelolaan sampah yang terintegrasi serta sistem air bersih yang berbasis teknologi modern menjadi bagian dari ekosistem kesehatan masyarakat yang sehat, efisien, dan minim risiko penyakit berbasis lingkungan.

Sementara itu, kehadiran infrastruktur seperti Bendungan Sepaku Semoi tidak hanya menunjang kebutuhan air baku, tetapi juga memperkuat sistem mitigasi bencana serta menjamin stabilitas pasokan untuk mendukung berbagai kebutuhan vital, termasuk layanan rumah sakit. Keterpaduan antara aspek lingkungan dan layanan kesehatan ini menjadi salah satu hal yang ditekankan dalam pengembangan RSUP Kemenkes IKN sebagai rumah sakit rujukan nasional yang modern dan responsif terhadap tantangan zaman.

Kegiatan ini juga membuktikan komitmen Kementerian Kesehatan dalam membangun SDM ASN yang adaptif dan visioner, mampu memahami dinamika kerja lintas sektor, serta siap menghadapi perubahan dalam kerangka besar pembangunan nasional. Pemerintah menilai bahwa orientasi ASN tidak bisa hanya dilakukan di balik meja pelatihan atau ruang kelas. Harus ada pengalaman langsung di lapangan, menyentuh realitas pembangunan, memahami konteks geografis, ekologis, sosial, dan budaya kawasan IKN sebagai satu kesatuan sistem.

Tidak hanya itu, induction program ini sekaligus menjadi simbolisasi dari semangat kolaboratif antarsektor yang menjadi dasar dari pembangunan Nusantara. Setiap ASN, tak peduli berasal dari bidang apa pun, dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan dan penggerak sistem kerja yang inklusif dan berorientasi hasil nyata. Dengan menghadirkan mereka langsung di titik-titik strategis pembangunan, pemerintah mendorong tumbuhnya pemahaman lintas disiplin serta mempererat jejaring antarinstansi dan pemangku kepentingan.

Dari sisi Kementerian Kesehatan sendiri, penempatan ASN di RSUP IKN menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam pemerataan layanan kesehatan berkualitas ke seluruh pelosok tanah air. Kehadiran ASN di pusat pemerintahan baru ini bukan hanya untuk menjalankan fungsi pelayanan, melainkan juga membangun model rumah sakit nasional yang berbasis riset, teknologi informasi, serta terintegrasi dengan sistem kesehatan daerah dan nasional.

Para ASN yang tergabung dalam program ini berasal dari berbagai latar belakang keahlian, mulai dari tenaga medis seperti dokter, perawat, ahli gizi, hingga personel manajemen rumah sakit seperti staf keuangan, humas, dan pengelola sistem informasi. Keberagaman ini menjadi kekuatan tersendiri dalam membangun sebuah ekosistem kerja rumah sakit yang saling melengkapi, dinamis, dan siap bersinergi dengan semua pihak di kawasan IKN.

Melalui pelaksanaan induction program hari kedua ini, pemerintah menggarisbawahi pentingnya membangun kesadaran kolektif di kalangan ASN bahwa tugas mereka di IKN adalah bagian dari pembangunan nasional. Tidak hanya bertugas sebagai pelayan publik, ASN juga dipandang sebagai pionir dalam membentuk budaya kerja baru yang transparan, kolaboratif, serta berfokus pada solusi dan inovasi.

Oleh karena itu, setiap langkah orientasi dan pengenalan lapangan dalam program ini memiliki makna strategis yang mendalam. Tidak hanya untuk membekali ASN secara teknis, tetapi juga secara ideologis dan moral, bahwa mereka adalah bagian dari perubahan besar menuju masa depan Indonesia yang lebih sehat, lebih adil, dan lebih berdaya saing.

Dengan penuh optimisme dan dedikasi, ASN Kementerian Kesehatan yang akan bertugas di RSUP IKN kini bersiap untuk menjadi bagian dari sejarah baru bangsa. Sejarah yang tidak hanya ditulis lewat pembangunan infrastruktur megah, tetapi juga melalui semangat kerja keras, kolaborasi lintas sektor, dan tekad kuat untuk menghadirkan layanan kesehatan terbaik bagi seluruh rakyat Indonesia.