Taksi Terbang Hyundai Ikut Uji Coba di Langit Kalimantan, IKN Bersiap Masuki Era Transportasi Udara Futuristik

 

Langit Kalimantan Timur tak lagi hanya dihuni oleh burung dan awan. Kini, deru baling-baling taksi terbang mulai menggema sebagai bagian dari babak baru revolusi transportasi nasional. Setelah sebelumnya EHang 216-S buatan Tiongkok sukses mencuri perhatian publik dalam uji coba berpenumpang di Tangerang bersama publik figur Raffi Ahmad, kini giliran Hyundai OPPAV (Optionally Piloted Personal/Passenger Air Vehicle) yang unjuk gigi di Samarinda. Indonesia pun resmi menambah portofolio kendaraan udara cerdas yang disiapkan untuk mendukung mobilitas vertikal di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan kawasan wisata strategis lainnya.

Uji coba Proof of Concept (PoC) Hyundai OPPAV dilaksanakan di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda pada 29 Juli 2024, menjadikan Kalimantan Timur sebagai saksi lahirnya ekosistem baru transportasi masa depan. Dalam uji coba tersebut, OPPAV—kendaraan udara besutan Hyundai Motors Company bekerja sama dengan Korean Aerospace Research Institute (KARI)—melayang selama empat menit pada ketinggian 50 hingga 80 meter, dengan kecepatan stabil sekitar 50 km per jam, dan menampilkan manuver lintasan berbentuk angka delapan sebagai bukti kelincahan dan kestabilannya.

Berbeda dengan EHang 216-S yang telah membawa penumpang dalam uji terbang, OPPAV Hyundai menjalani uji coba tanpa penumpang, dengan fokus utama pada pengujian performa teknis, kestabilan sistem kendali, serta integrasi awal dengan rencana besar pengembangan Urban Air Mobility – Advanced Air Mobility (UAM–AAM) di IKN. Kendaraan ini, meski masih dalam tahap awal pengujian, merupakan tonggak penting dalam transformasi ekosistem transportasi nasional yang tidak lagi terikat oleh jalan darat semata.

Hyundai OPPAV tiba di Indonesia pada 9 Mei 2024 melalui Bandara Balikpapan dalam bentuk pallet. Komponen utama dirakit di Samarinda, sementara baterai—sebagai sumber tenaga utama kendaraan listrik udara ini—dikirim terpisah dan tiba pada 6 Juni 2024. Proses perakitan dan pengujian dilakukan oleh tim teknis Hyundai, KARI, dan didampingi mitra lokal, termasuk PT Dirgantara Indonesia, yang kelak akan memegang peran penting dalam proses transfer teknologi.

Menurut Mohammed Ali Berawi, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, uji coba ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk menjadikan IKN sebagai kota cerdas dan ramah lingkungan yang mendukung target nol emisi karbon. “Hyundai OPPAV adalah bagian integral dari roadmap mobilitas udara berkelanjutan di IKN, yang dirancang bukan hanya untuk gaya hidup futuristik, tapi juga solusi praktis atas tantangan infrastruktur transportasi darat di masa depan,” ujarnya.

Sementara itu, kendaraan terbang EHang 216-S yang lebih dahulu melambung di publik, tercatat sukses melaksanakan uji coba berpenumpang pertama pada 25 Juni 2025 di Phantom Ground Park, PIK 2, Tangerang, dengan izin resmi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Dalam momen bersejarah itu, Raffi Ahmad, yang kini menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Generasi Muda dan Pekerja Seni, ikut serta bersama Rudy Salim, Executive Chairman Prestige Aviation, menjajal langsung sensasi terbang otonom tanpa pilot.

EHang 216-S sendiri merupakan kendaraan Autonomous Aerial Vehicle (AAV) berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh Guangzhou EHang Intelligent Technology asal Tiongkok. Dengan desain menyerupai drone raksasa, EHang menawarkan pengalaman mobilitas udara tanpa keterlibatan pilot manusia, menjadikannya salah satu pionir dalam transportasi otonom udara. Didesain untuk rute pendek dan keperluan wisata, kendaraan ini juga disebut-sebut cocok untuk kawasan wisata seperti Bali dan jalur dalam kota IKN nantinya.

Namun, Hyundai OPPAV memiliki pendekatan yang sedikit berbeda. Dengan desain optionally piloted, kendaraan ini dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis, memberi fleksibilitas lebih dalam integrasi awal dengan sistem transportasi darat dan udara di IKN. Meski belum membawa penumpang, kehadirannya menandai komitmen kuat pemerintah dan mitra internasional dalam menghadirkan ekosistem transportasi vertikal yang aman, efisien, dan dapat digunakan secara luas di masa depan.

Target dari Otorita IKN cukup ambisius: pada tahun 2029, taksi terbang seperti Hyundai OPPAV diharapkan telah memasuki tahap komersialisasi. Dengan kerja sama antara Hyundai, KARI, dan PT Dirgantara Indonesia, Indonesia tak hanya menjadi pasar, tapi juga pusat produksi dan pengembangan teknologi transportasi udara generasi baru.

Perjalanan menuju era taksi terbang ini bukan tanpa tantangan. Persoalan regulasi, keamanan penerbangan, sertifikasi teknologi, hingga integrasi dengan sistem lalu lintas udara dan darat masih menjadi pekerjaan rumah besar. Namun langkah-langkah konkret seperti uji coba PoC yang telah dilakukan menunjukkan bahwa fondasi teknologi dan komitmen politik sedang disusun secara serius.

Hyundai OPPAV, seperti halnya EHang 216-S, bukan sekadar kendaraan futuristik. Ia adalah simbol dari perubahan besar dalam cara kita memandang kota, mobilitas, dan masa depan. IKN, sebagai simbol transformasi nasional, kini tengah membangun dirinya tidak hanya dengan gedung pencakar langit dan jalur hijau, tapi juga dengan langit terbuka yang siap menyambut era mobilitas udara.

Ketika kendaraan tanpa sayap melayang di atas Samarinda dan sebentar lagi mengudara di Sepaku, satu hal menjadi jelas: masa depan itu kini tak lagi berada di kejauhan. Ia sedang terbang rendah, mencoba mendarat di kota yang sedang dibangun dari nol—dengan harapan, visi, dan teknologi yang melampaui batas imajinasi kita selama ini.

Next Post Previous Post