Meski Sang Nahkoda Investasi Berpindah, Kapal IKN Tetap Berlayar Kencang
Di tengah dinamika mutasi jabatan di pemerintahan, muncul
satu pertanyaan besar: bagaimana nasib investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN)
ketika salah satu tokoh kunci, Agung Wicaksono, resmi ditarik ke PT Pertamina
(Persero)? Apakah roda pembangunan akan tersendat? Apakah aliran modal akan
melambat? Namun, Otorita IKN menjawab segala kegamangan itu dengan keyakinan
penuh—bahwa perjalanan transformasi ibu kota baru Indonesia tetap melaju tanpa
gangguan.
Agung Wicaksono, sosok yang selama ini menduduki posisi Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi di Otorita IKN, telah mengemban amanah baru di BUMN raksasa energi tanah air. Namun, perpindahan ini tidak serta-merta menjadi titik goyah bagi fondasi investasi yang telah dibangun dengan susah payah di kawasan yang akan menjadi jantung pemerintahan Indonesia ke depan. Justru, kepergiannya dianggap sebagai bentuk kelangsungan estafet pembangunan—bahwa sistem telah berjalan dan tak lagi bergantung pada satu figur sentral.
Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, menyampaikan secara lugas bahwa tonggak-tonggak penting yang telah ditanam oleh Agung tidak akan runtuh begitu saja. Bahkan, Basuki menegaskan bahwa seluruh proses investasi dan pembangunan tetap berlangsung normal, tanpa hambatan.
“Kami di Otorita IKN sangat mengapresiasi kontribusi Bapak Agung Wicaksono,” ujar Basuki dalam pernyataan resminya pada Kamis, 12 Juni 2025. Ia menambahkan, segala pencapaian yang dirintis selama masa kepemimpinan Agung menjadi fondasi kuat untuk kelanjutan agenda besar pembangunan IKN.
Dengan nada penuh kepercayaan, Basuki menyampaikan bahwa ekosistem kelembagaan dan sistem yang telah dibangun tidak akan mudah goyah hanya karena satu pergantian jabatan. "Kami berkomitmen penuh untuk memastikan proses investasi dan pembangunan tidak terganggu, didukung oleh sistem yang sudah terbentuk dan semangat kolaborasi yang kuat dari seluruh tim," lanjutnya, menegaskan bahwa kesinambungan adalah kata kunci dalam agenda pembangunan IKN.
Di balik wajah tenang Otorita IKN, tersimpan data yang tak main-main. Di bawah kepemimpinan Basuki dan selama masa jabatan Agung sebagai Deputi Pendanaan dan Investasi, investasi senilai lebih dari Rp65 triliun telah berhasil digerakkan. Ini bukan sekadar angka. Angka ini mencerminkan tingkat kepercayaan investor terhadap IKN, sebuah kawasan yang sebelumnya hanyalah hutan belantara Kalimantan Timur, kini bertransformasi menjadi pusat masa depan Indonesia.
Tak hanya dari segi nominal, pendekatan skema pembiayaan juga menunjukkan kematangan yang tidak bisa dipandang remeh. Model Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang selama ini didorong oleh Otorita IKN berhasil mengantongi restu dari Kementerian Keuangan. Ini merupakan tonggak penting yang menunjukkan bahwa sistem pembiayaan IKN bukan hanya ambisius, tetapi juga telah melewati berbagai proses evaluasi yang ketat dari regulator fiskal negara.
Restu dari Menteri Keuangan atas skema KPBU menandai bahwa negara hadir sepenuhnya dalam mendukung investasi di IKN. Di balik persetujuan tersebut, tersirat keyakinan pemerintah bahwa model pembiayaan IKN memang layak, inovatif, dan berkelanjutan.
Bukti nyata transformasi IKN juga terlihat dari perkembangan fisik dan sosial yang kini mulai bermunculan. Salah satu pencapaian yang mencuri perhatian adalah peluncuran Hotel Qubika pada akhir pekan lalu. Hotel ini menjadi landmark baru di IKN, bukan hanya karena fungsinya sebagai fasilitas akomodasi, tetapi juga karena statusnya sebagai salah satu bentuk investasi swasta murni yang telah terealisasi di wilayah ini.
Hotel Qubika tak sekadar menambah jumlah bangunan di atas lahan IKN. Lebih dari itu, ia menjadi simbol bahwa kawasan ini mulai hidup. Aktivitas sektor leisure, kuliner, hingga MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) perlahan mulai tumbuh. Kehidupan urban pun mulai terbentuk. Muncul geliat baru bahwa IKN bukan hanya kota dalam rencana, tetapi kota yang sedang berdenyut dan mengundang kehadiran.
Di balik peralihan tugasnya, Agung Wicaksono tidak menyembunyikan optimisme. Meski kini ia berpindah haluan ke sektor energi, keyakinannya terhadap masa depan IKN tetap membara. Ia menyatakan bahwa sistem yang telah dibangun tidak bergantung pada individu. Bahkan, ia menekankan bahwa keberhasilan IKN ditentukan oleh kekompakan tim dan sistem digital yang telah mapan, seperti platform INVESTARA yang menjadi jantung dari aktivitas promosi dan fasilitasi investasi di IKN.
“Meskipun ini adalah panggilan negara, saya punya keyakinan bahwa investasi IKN berada pada titik yang sangat baik,” ucap Agung dalam pernyataannya. Ia menambahkan, platform digital seperti INVESTARA yang sudah dikembangkan bukanlah alat yang mengandalkan satu tangan, tetapi merupakan sistem kolektif yang mampu berjalan dengan atau tanpa dirinya.
Ia pun menyebut sosok Basuki sebagai pemimpin yang bukan hanya ahli teknis, tetapi juga mampu berperan sebagai “marketing officer” utama bagi IKN. Basuki tak ragu untuk turun langsung ke lapangan, menemui calon investor, menjelaskan potensi kawasan, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit dari para pengusaha yang datang dari berbagai penjuru dunia.
“Pak Basuki tidak hanya teknokratis, tetapi juga berani menjadi juru bicara IKN yang mampu meyakinkan investor,” kata Agung, sembari menyampaikan bahwa keberanian dan ketegasan Basuki merupakan modal besar bagi kelanjutan investasi di IKN.
Agung juga menyinggung pentingnya peran generasi muda yang kini banyak mengisi posisi strategis di Otorita IKN. Menurutnya, anak-anak muda inilah yang akan menjadi motor penggerak utama di balik kesuksesan jangka panjang IKN. Dengan idealisme yang kuat, energi yang melimpah, serta pemahaman digital yang mumpuni, generasi ini diyakini mampu melanjutkan perjuangan membangun kota masa depan Indonesia.
Dengan semua pencapaian dan ekosistem yang telah terbentuk, perpindahan satu sosok kunci tak lantas menjadi ancaman. IKN telah membuktikan bahwa yang dibangun bukan sekadar kota, melainkan sistem. Kota ini dirancang bukan hanya untuk berdiri megah, tetapi juga untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia.
Pembangunan yang berjalan simultan, investasi yang terus mengalir, serta proyek-proyek konkret yang mulai terlihat jelas, adalah bukti bahwa IKN sudah melangkah ke fase yang lebih matang. Pemerintah pun tampak konsisten dalam menjaga ritme ini. Tak hanya dari sisi regulasi dan pembiayaan, tapi juga dari segi komunikasi publik yang terus digencarkan untuk menggaet investor, baik lokal maupun internasional.
IKN, dalam pandangan para perencana, bukan hanya tentang memindahkan gedung pemerintahan. Lebih dari itu, ia adalah simbol peradaban baru yang mewakili semangat gotong royong, modernitas, dan keberlanjutan. Maka tak heran bila semangat ini juga tercermin dari gaya kepemimpinan yang kolaboratif, mulai dari menteri hingga para deputi dan tenaga muda profesional yang terlibat di dalamnya.
Kini, perhatian publik kembali tertuju pada bagaimana Otorita IKN menjaga momentum. Apakah sistem yang telah dibangun benar-benar tahan banting terhadap dinamika politik dan birokrasi? Apakah struktur investasi yang telah dijajaki akan mampu menggaet lebih banyak investor ke depan? Semua itu menjadi tantangan yang harus dijawab dengan kerja nyata, bukan janji.
Yang jelas, hingga saat ini, kapal besar bernama IKN terus melaju. Meski nakhodanya berganti, layar tak kunjung diturunkan. Sebaliknya, angin investasi justru semakin kencang berhembus, membawa harapan bahwa Ibu Kota Nusantara benar-benar akan menjadi pusat peradaban baru, seperti yang telah lama dicita-citakan.