Enam Proyek Strategis IKN Rampung 100 Persen, Ini Strategi Cerdas Hutama Karya

  

Di tengah derasnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), PT Hutama Karya (Persero) mencatatkan tonggak penting dengan merampungkan enam proyek prioritas dengan progres 100 persen. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan BUMN konstruksi tersebut dalam menaklukkan tantangan geografis, cuaca, dan teknis di kawasan baru yang menjadi simbol masa depan Indonesia.

Hingga pertengahan Juni 2025, proyek-proyek infrastruktur vital yang digarap Hutama Karya tak hanya menunjukkan capaian fisik semata, tetapi juga memperkuat fondasi fungsional dan simbolik kota baru ini. Di balik kelancaran itu, terletak sejumlah strategi percepatan, penggunaan teknologi mutakhir, serta manajemen sumber daya manusia yang terencana dengan baik.

Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menjelaskan bahwa keberhasilan tersebut merupakan hasil sinergi berbagai pendekatan, mulai dari integrasi perencanaan hingga pelatihan tenaga kerja lokal. Menurutnya, kunci utama terletak pada pemanfaatan teknologi digital dan penerapan sistem kerja yang adaptif terhadap tantangan di lapangan.


Enam Proyek Tuntas 100 Persen: Dari Rumah Sakit hingga Jalan Tol 

Berikut adalah enam proyek yang telah rampung sepenuhnya:

 

  • Rumah Sakit Vertikal IKN
    Fasilitas ini menjadi salah satu elemen vital dalam pelayanan kesehatan di IKN. Dirancang berstandar internasional, rumah sakit ini memiliki fokus layanan pada penanganan penyakit jantung dan stroke. Kehadirannya diharapkan dapat memperkuat sistem kesehatan nasional serta menjadi pusat rujukan regional di Kalimantan.
  • Gedung dan Kawasan Kantor Kementerian Koordinator 2
    Sebagai bagian dari fasilitas pemerintahan pusat, gedung ini akan menjadi tempat operasional bagi kementerian koordinator yang memimpin sejumlah kementerian teknis. Bangunan ini dibangun dengan desain modern dan mengedepankan prinsip ramah lingkungan sesuai dengan karakter IKN sebagai kota hijau.
  • Fasilitas Sisi Darat Bandara VVIP IKN (Naratetama)
    Pembangunan terminal VVIP dan VIP, menara Air Traffic Control (ATC), serta kantor administrasi dan bangunan pendukung lainnya telah selesai sepenuhnya. Bandara ini disiapkan untuk melayani pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777 dan Airbus A380, serta mendukung mobilitas pejabat tinggi negara dan tamu kenegaraan.
  • Jalan Tol IKN Seksi 3A Karangjoang–KKT Kariangau
    Jalan tol sepanjang 13,4 kilometer ini menjadi urat nadi penghubung antara kawasan Karangjoang dan KKT Kariangau. Tol ini juga terintegrasi dengan Jalan Tol Balikpapan–Samarinda (Balsam) di KM 8 Kariangau, memberikan akses cepat ke berbagai wilayah strategis dalam dan sekitar IKN.
  • Fender Jembatan Pulau Balang
    Fender ini berfungsi sebagai pelindung jembatan dari potensi tumbukan kapal. Proyek ini mencakup empat unit fender dolphin dan lebih dari 6.600 armor block beton. Selain itu, pekerjaan aspal dan siar muai jembatan juga diselesaikan untuk menjamin keamanan dan daya tahan jembatan secara keseluruhan.
  • Jembatan Pulau Balang
    Jembatan kabel sepanjang 804 meter dengan lebar 22,4 meter ini dilengkapi pylon setinggi 113,44 meter dan 21 x 8 kabel prategang. Jembatan ini menghubungkan Balikpapan dengan Penajam Paser Utara, dan menjadi ikon konektivitas antarwilayah di Kalimantan Timur. Meski telah diresmikan pada Juli 2024, seluruh elemen pendukung baru selesai 100 persen pada 2025.

 

Strategi di Balik Keberhasilan: Teknologi dan Efisiensi Terpadu

Kecepatan dan ketepatan pembangunan enam proyek ini tidak terjadi begitu saja. Hutama Karya menerapkan pendekatan yang disebut sebagai percepatan terintegrasi—yakni kombinasi antara teknologi digital, manajemen lapangan, dan optimalisasi sumber daya.

Salah satu teknologi yang menjadi tulang punggung percepatan adalah Building Information Modeling (BIM). Dengan BIM, seluruh tahapan proyek—mulai dari perencanaan, desain, hingga pelaksanaan di lapangan—terpadu dalam satu sistem digital. Hal ini memungkinkan deteksi dini terhadap potensi masalah, penghematan waktu, dan pengendalian biaya secara lebih presisi.

Teknologi lain yang turut mendukung keberhasilan proyek adalah machine-mounted GPS (mmGPS). Alat ini digunakan khusus untuk pekerjaan presisi tinggi seperti pengaspalan jalan tol. Dengan bantuan mmGPS, tim konstruksi bisa melakukan pekerjaan lebih cepat dan akurat, meskipun cuaca di IKN sering kali berubah-ubah dan tidak menentu.

“BIM dan teknologi digital adalah kunci untuk menjaga jadwal dan kualitas,” ujar Adjib Al Hakim. Menurutnya, tanpa penerapan dua teknologi ini, proyek tidak akan bisa diselesaikan tepat waktu, mengingat tantangan alam dan teknis yang cukup kompleks.

 

Tenaga Lokal dan Program Pelatihan: Pilar Sumber Daya Manusia

Tak kalah penting dari sisi teknologi adalah pengembangan sumber daya manusia. Sejak awal, Hutama Karya telah melibatkan tenaga kerja lokal dalam berbagai sektor konstruksi. Langkah ini tidak hanya mempercepat pekerjaan karena tenaga kerja tersedia dekat dengan lokasi proyek, tetapi juga memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar.

Untuk menjamin kualitas kerja, perusahaan mengadakan pelatihan teknis dan manajerial, di antaranya melalui program Sekolah Site Operation Manager (SOM) dan pelatihan singkat (short course). Pelatihan ini membekali para pekerja dengan keterampilan sesuai kebutuhan lapangan, mulai dari teknik konstruksi modern, keselamatan kerja, hingga pengelolaan proyek secara efisien.

Metode ini terbukti berhasil saat diterapkan dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), dan kini dilanjutkan di proyek IKN. Para lulusan program pelatihan bahkan dipercaya untuk memegang tanggung jawab lebih besar di lapangan.

 

Proyek Lain yang Masih Berjalan: Menuju Tahap Penyelesaian

Selain enam proyek yang sudah rampung 100 persen, Hutama Karya saat ini tengah menggarap enam proyek strategis lainnya dengan progres yang cukup tinggi:

  • Rumah Susun ASN 2: 94 persen
  • Masjid Negara IKN: 69 persen
  • Sarana dan Prasarana 1B: 94 persen
  • Jaringan Perpipaan Air Limbah 1 dan 3 KIPP: 44 persen
  • Jalan Tol IKN Segmen Pulau Balang – Sp. Riko (5B): 67 persen
  • Jalan Tol IKN Segmen 3A-2 Karangjoang – KKT Kariangau: 69 persen

Setiap proyek tersebut memiliki urgensi yang tinggi dalam ekosistem IKN. Rumah susun diperlukan untuk menampung ASN yang akan dipindahkan, sementara sarana prasarana dan jaringan air limbah menjadi bagian penting dari infrastruktur dasar kota. Masjid Negara, dengan desain ikonik menyerupai sorban, akan menjadi pusat kegiatan spiritual sekaligus landmark budaya di jantung ibu kota baru.

 

Kepatuhan K3 dan Lingkungan: Bukan Sekadar Formalitas

Hutama Karya juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Setiap proyek diawasi ketat agar tidak terjadi kecelakaan kerja maupun gangguan lingkungan. Perusahaan menerapkan sistem manajemen lingkungan yang ketat, memastikan limbah konstruksi tertangani dengan baik, vegetasi dilindungi, dan kawasan sekitar tidak terdampak secara negatif.

Dalam pembangunan Masjid Negara IKN, misalnya, aspek lingkungan menjadi perhatian besar. Lokasi proyek yang berada di tengah kawasan strategis menuntut pengelolaan aktivitas konstruksi secara lebih bijak, termasuk pengaturan logistik dan pembuangan limbah bangunan.

Dengan capaian yang konsisten, Hutama Karya menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan seluruh proyek IKN sesuai target pada tahun 2025. Adjib menegaskan bahwa proyek yang dikerjakan bukan sekadar urusan konstruksi, tetapi menjadi fondasi utama dari wajah baru pemerintahan dan masa depan Indonesia.

Pembangunan IKN memang belum sepenuhnya rampung, namun kehadiran infrastruktur kunci seperti jalan tol, rumah sakit, bandara, dan gedung pemerintahan menunjukkan bahwa kota ini bukan lagi sekadar mimpi. Ia tengah dibangun, sedikit demi sedikit, dengan kerja keras dan strategi yang matang. Hutama Karya memainkan peran penting dalam mimpi besar ini—mewujudkan sebuah kota dunia yang dibangun dengan tangan sendiri, untuk masa depan seluruh rakyat Indonesia.

Next Post Previous Post