IKN TIME

IKN TIME

  • IKN
  • Pembangunan
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Borneo
  • _Kalbar
  • _Kaltim
  • _Kalsel
  • _Kalteng
  • _Kaltara
  • _Sarawak
  • _Sabah
  • _Brunei
  • Budaya
  • _Dayak
  • _Melayu
  • _Tionghoa
  • _Seni
  • _Sejarah
  • _Sastra
  • Hidup
  • _Inspirasi
  • _Sosok
  • _Kesehatan
  • _Pendidikan
  • _Wisata
  • _Hiburan
  • _Olahraga
  • Iptek
  • _Sain
  • _Teknologi
  • _Buku
  • Loker
  • Home
  • IKN

Menanam Harapan di Tanah Nusantara: Gerakan Hijau dari Keluarga Besar Otorita IKN

By IKN TIME
May 08, 2025

  

Pagi itu, matahari menyapa lembut kawasan hutan tropis yang perlahan berubah menjadi jantung pemerintahan baru Indonesia: Ibu Kota Nusantara (IKN). Udara masih segar, embun belum sepenuhnya hilang dari permukaan dedaunan. Namun suasana sudah terasa hangat—bukan oleh terik matahari, melainkan oleh semangat ratusan orang yang datang tidak sekadar untuk bekerja, tetapi untuk menanam harapan.

Hari Selasa, 6 Mei 2025, menjadi saksi sebuah langkah kecil namun bermakna besar dalam mewujudkan mimpi membangun IKN sebagai kota hutan. Ratusan bibit pohon ditanam serempak oleh keluarga besar Otorita IKN dalam kegiatan penghijauan yang bukan hanya bersifat simbolis, tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup baru: menanam sebagai bentuk cinta pada tanah yang akan menjadi rumah masa depan bangsa.

 

Kegiatan Rutin yang Menjadi Gerakan

Kegiatan ini bukan yang pertama. Ia adalah bagian dari program dua mingguan yang telah dijalankan Otorita IKN secara konsisten, melibatkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan kini diperluas dengan partisipasi keluarga besar mereka, termasuk Dharma Wanita Persatuan. Total 712 bibit pohon berhasil ditanam dalam kegiatan ini, memperluas area hijau yang perlahan tapi pasti membentuk wajah baru dari Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).

Jenis pohon yang ditanam pun beragam—dari pohon pelindung hingga buah-buahan yang suatu hari akan memayungi, menyejukkan, dan memberi hasil. Mahoni yang kokoh, manggis yang manis, sukun yang mengenyangkan, nyamplung yang kaya minyak, angsana dan ketapang kencana yang rindang, trembesi yang megah, hingga kopi yang kelak mungkin akan diseduh di meja-meja rapat. Semua ditanam dengan harapan, dan tentu dengan tangan sendiri.

Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, tidak hanya hadir tetapi juga menjadi motor semangat dalam kegiatan ini. Dalam keterangannya yang dirilis ke media, Basuki menyatakan bahwa kegiatan penanaman ini akan terus dilakukan secara rutin, mencakup total lahan penanaman hingga 80 hektare. “Ini menjadi gaya hidup kita. Dua minggu sekali kita menanam, tidak hanya di KIPP tapi juga nanti di Miniatur Hutan Hujan Tropis. Kita mulai sekarang dan lihat hasilnya 15 tahun lagi,” ucapnya dengan nada optimis yang menular.

 

Menyemai Kesadaran, Bukan Sekadar Bibit

Kegiatan menanam pohon mungkin terdengar sederhana. Namun bagi Otorita IKN, ini adalah langkah konkret membangun identitas kota sebagai kota hutan—kota yang tidak hanya hidup berdampingan dengan alam, tetapi dibentuk oleh semangat menjaga alam.

Myrna Safitri, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN, menegaskan bahwa penanaman pohon bukan hanya soal penghijauan secara fisik, tetapi juga proses membentuk kebiasaan dan kesadaran ekologis di kalangan pegawai. “Kami ingin menumbuhkan kesadaran untuk mencintai kota hutan melalui kegiatan penanaman ini. Kota hutan yang baik adalah kota hutan yang dibangun bersama, secara partisipatif,” ungkapnya.

Partisipasi yang dimaksud bukan hanya sebatas ASN turun tangan menanam pohon, tetapi juga bagaimana keluarga turut terlibat. Hadirnya Dharma Wanita Persatuan dan anak-anak yang ikut menyaksikan proses penanaman menjadi simbol penting: bahwa kota ini bukan dibangun oleh elite birokrat saja, tetapi oleh komunitas yang hidup di dalamnya.

 

Jenis Pohon yang Ditanam: Simbol Keberagaman dan Ketahanan

Menarik mencermati daftar pohon yang ditanam. Tidak hanya pohon besar pelindung seperti mahoni dan trembesi, tetapi juga pohon buah seperti manggis dan kopi. Ada filosofi tersirat dalam keberagaman jenis ini. Mahoni dan trembesi mewakili ketangguhan dan keteduhan—karakter yang ingin dibentuk dari kota hutan ini. Sementara manggis, sukun, kopi, dan nyamplung membawa harapan akan hasil nyata yang bisa dinikmati oleh generasi mendatang.

Nyamplung, misalnya, dikenal sebagai sumber bioenergi yang potensial. Pohon ini dapat menghasilkan minyak yang bisa diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan. Kehadiran nyamplung dalam barisan pohon yang ditanam menunjukkan bahwa Otorita IKN tidak hanya memikirkan estetika, tetapi juga fungsionalitas dan potensi masa depan dari pohon-pohon tersebut.

 

Urban Farming: Langkah Kecil untuk Ketahanan Besar

Tidak berhenti di penanaman pohon, Otorita IKN juga menggulirkan inisiatif pembentukan komunitas urban farming di kalangan ASN. Sebuah langkah cerdas dan berjangka panjang untuk mendukung ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, sekaligus memperluas ruang hijau dalam skala mikro.

Urban farming tidak hanya bicara soal hasil panen, tetapi juga memperkuat hubungan antara manusia dan tanah yang dipijaknya. Dalam dunia serba digital dan cepat, kegiatan berkebun menjadi cara untuk kembali “mendaratkan” diri—sebuah bentuk terapi dan kontemplasi yang sangat dibutuhkan di tengah kesibukan birokrasi.

Dengan memadukan penanaman pohon dan urban farming, Otorita IKN secara perlahan membentuk ekosistem hijau yang tidak hanya indah dipandang, tapi juga berkelanjutan dan memberdayakan.

 

Membangun Kota, Membangun Budaya Baru

Apa yang dilakukan oleh Otorita IKN sejatinya lebih dari sekadar kegiatan lingkungan. Ia adalah proses membentuk budaya baru: budaya cinta lingkungan, kolaborasi, dan partisipasi aktif dalam pembangunan. Ketika seluruh elemen birokrasi tidak hanya duduk di balik meja, tetapi juga turun ke tanah, menggali, menanam, dan merawat, maka terbangunlah rasa kepemilikan yang otentik terhadap kota ini.

Budaya ini penting, terutama bagi sebuah kota yang lahir dari nol. Tidak ada sejarah panjang yang diwarisi, tidak ada warisan infrastruktur yang diturunkan. Semua dimulai dari titik awal. Dan di titik nol ini, yang ditanam bukan hanya pohon, tetapi juga semangat, karakter, dan visi bersama.

Tentu saja, membangun kota hutan bukan perkara mudah. Banyak tantangan yang menanti—dari perubahan iklim, tekanan pembangunan, hingga keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran. Namun seperti pepatah bijak mengatakan: siapa yang menanam hari ini, akan menuai di masa depan.

“Lihat hasilnya 15 tahun lagi,” kata Basuki Hadimuljono. Sebuah kalimat yang sederhana, namun sarat makna. Ia menegaskan bahwa IKN bukan proyek instan, melainkan proses jangka panjang. Dan siapa pun yang terlibat di awal, sejatinya sedang menulis bab pertama dari kisah masa depan Indonesia.

 

Kota Hijau yang Tumbuh dari Tangan Sendiri

Kegiatan penanaman pohon bersama keluarga besar Otorita IKN di KIPP hanyalah satu dari sekian banyak upaya yang tengah dirajut untuk menjadikan IKN sebagai kota hijau yang berkelanjutan. Tapi ia mencerminkan sesuatu yang jauh lebih dalam: komitmen kolektif, aksi nyata, dan semangat gotong royong yang menjadi akar dari jati diri bangsa ini.

Pohon-pohon yang hari ini masih kecil akan tumbuh menjulang di masa depan. Mereka akan menjadi saksi diam atas dedikasi, kerja keras, dan mimpi besar yang ditanam oleh generasi awal pembangun Nusantara. Dan siapa tahu, 15 tahun dari sekarang, di bawah rindangnya mahoni dan semilir angin dari pohon ketapang kencana, akan duduk sepasang anak muda yang sedang membaca sejarah IKN—sejarah yang dimulai dari menanam sebuah pohon.

Tags:
  • IKN
Share:
Also read
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
IKN TIME
IKN TIME
IKN TIME adalah sebuah sebuah sindikasi informasi yang berisikan berita politik, ekonomi, budaya lintas negara di Borneo. Terutama yang terkait dengan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan seluruh aspek kehidupan di pulau Borneo
Related news
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Latest news
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Show more
Most popular
  • Tembawang Menyeru: Lomba Cerpen Internasional Dayak Digelar Serentak di Malaysia dan Indonesia

    June 05, 2025
    Tembawang Menyeru: Lomba Cerpen Internasional Dayak Digelar Serentak di Malaysia dan Indonesia
  • Rp 1 Miliar, Dua Perampok, dan Hutan Kalimantan: Pelarian yang Berakhir dengan Pisang dan Penangkapan

    September 08, 2025
    Rp 1 Miliar, Dua Perampok, dan Hutan Kalimantan: Pelarian yang Berakhir dengan Pisang dan Penangkapan
  • Waskita Karya Raup Proyek Jalan Rp396,6 Miliar di IKN, Bukti Proyek Jokowi Masih Bergerak di Era Prabowo

    June 13, 2025
    Waskita Karya Raup Proyek Jalan Rp396,6 Miliar di IKN, Bukti Proyek Jokowi Masih Bergerak di Era Prabowo
  • Dari Teknologi ke Hati: Gubernur Kalteng Dukung Digitalisasi untuk Sekolah Berkebutuhan Khusus

    June 17, 2025
    Dari Teknologi ke Hati: Gubernur Kalteng Dukung Digitalisasi untuk Sekolah Berkebutuhan Khusus
  • Taiwan Kepincut IKN: Dari Teknologi Hingga Energi, Raksasa Industri Taiwan Siap Ramaikan Kota Masa Depan Indonesia

    May 17, 2025
    Taiwan Kepincut IKN: Dari Teknologi Hingga Energi, Raksasa Industri Taiwan Siap Ramaikan Kota Masa Depan Indonesia
Most popular tags
  • Advertorial
  • Cerita Rakyat
  • English
  • Militer
  • Pemilu
IKN TIME
Company
  • About Us
  • Contact Us
  • Careers
  • Advertise With Us
Legal & Privacy
  • Terms of Service
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
News
  • English News
  • Pemilu
  • Militer
  • Cerita Rakyat
Community
  • Loker
  • Dayak
  • Melayu
  • Tionghoa
Copyright © 2025 IKN TIME. All rights reserved.
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo
  • Network Logo