IKN: Menuju Kota Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan
Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia dalam membangun kota baru yang modern, inovatif, dan berkelanjutan. Namun, membangun kota baru bukan hanya tentang infrastruktur megah atau gedung pencakar langit, tetapi juga memastikan bahwa kota tersebut dapat diakses dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Banyak kota baru yang gagal berkembang karena kurangnya inklusivitas, dan inilah salah satu poin utama yang disampaikan oleh ekonom Amerika Serikat, Paul Romer, dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 pada 31 Januari 2025.
Sebagai peraih Nobel Ekonomi, Romer menekankan bahwa
pembangunan kota yang hanya mengakomodasi kalangan kaya dan lulusan perguruan
tinggi adalah strategi yang tidak efektif. Kota yang sukses harus bisa
memberikan ruang bagi masyarakat kelas menengah dan bawah untuk berkembang,
menciptakan peluang ekonomi yang lebih luas, dan membangun ekosistem yang
inklusif bagi semua orang.
Pelajaran dari Kota-Kota yang Gagal
Banyak kota baru di dunia yang gagal berkembang karena hanya
fokus pada kelompok ekonomi atas. Mereka membangun kawasan elit dengan
fasilitas premium tanpa mempertimbangkan aksesibilitas bagi masyarakat luas.
Akibatnya, kota-kota ini tidak mampu berkembang secara organik karena tidak
memiliki ekosistem yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Romer mengkritik pendekatan ini dan mengingatkan bahwa
keberhasilan suatu kota tidak bergantung pada keberadaan infrastruktur mahal,
tetapi pada kemampuan kota tersebut dalam menyediakan akses dan peluang bagi
semua penduduknya.
"Membangun kota hanya untuk orang kaya dan lulusan
perguruan tinggi adalah strategi yang gagal. Sudah banyak kota yang tersedia
untuk mereka. Pasar yang belum tersentuh adalah masyarakat menengah ke
bawah," ujar Romer.
Jika kita melihat contoh kota-kota sukses seperti New York,
kita dapat belajar bahwa inklusivitas adalah kunci keberhasilan. New York
tumbuh menjadi pusat ekonomi global karena mampu menarik imigran dari berbagai
latar belakang yang datang untuk merintis kehidupan baru. Dengan memberikan
kesempatan yang sama bagi semua orang, kota ini berkembang pesat dan menjadi
ikon keberagaman serta peluang ekonomi.
Pentingnya Ruang Publik dalam Tata Kota
Selain inklusivitas, Romer juga menyoroti pentingnya
perencanaan tata kota yang matang, khususnya dalam menyediakan ruang publik
yang memadai. Banyak kota yang gagal berkembang karena mereka tidak merancang
tata kota mereka dengan baik sejak awal. Kesalahan ini menyebabkan biaya
pembangunan meningkat drastis di kemudian hari dan menghambat perkembangan
jangka panjang.
"Alasan mengapa urbanisasi gagal di banyak belahan
dunia adalah karena mereka tidak melakukan perencanaan ketika biaya masih
murah. Tidak ada yang menyisihkan ruang publik sebagai mekanisme penghubung
semua masyarakat," kata Romer.
Sebagai contoh nyata, ia menyebut bagaimana New York pada
tahun 1811 berhasil menciptakan rencana tata kota yang jelas dengan menyisihkan
lahan untuk ruang publik sejak awal. Pada masa itu, para perencana kota hanya
perlu menggambar garis pada peta untuk menentukan bagian mana yang akan
dijadikan ruang publik. Pendekatan ini memungkinkan pemerintah untuk menghemat
biaya dan memastikan bahwa ruang publik tetap tersedia untuk generasi
mendatang.
"Tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk beton,
membangun banyak saluran pembuangan, atau proyek mahal lainnya. Cukup tentukan
bagian yang akan dikhususkan untuk ruang publik sejak awal sehingga dapat
digunakan oleh pemerintah di masa depan untuk pembangunan yang lebih
baik," tambahnya.
IKN dan Tantangan Mewujudkan Kota yang Inklusif
Sebagai proyek ambisius, IKN memiliki peluang besar untuk
menjadi contoh kota baru yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan lahan yang
masih luas dan belum sepenuhnya dikembangkan, pemerintah memiliki kesempatan
untuk merancang tata kota yang memastikan akses bagi semua lapisan masyarakat.
Namun, tantangannya tidak kecil, karena banyak kota baru di dunia yang gagal
mencapai tujuan ini.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan agar IKN dapat menjadi
kota yang sukses adalah:
- Menyediakan
Infrastruktur yang Dapat Diakses oleh Semua
Pemerintah harus memastikan bahwa infrastruktur dasar, seperti perumahan, transportasi umum, dan fasilitas kesehatan, dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Jangan hanya membangun apartemen dan perumahan mewah, tetapi juga sediakan hunian terjangkau bagi kelas menengah dan bawah. - Menciptakan
Ruang Publik yang Luas dan Multifungsi
Ruang publik yang luas dan terencana dengan baik sangat penting untuk memastikan interaksi sosial yang sehat. Taman kota, alun-alun, jalur pejalan kaki, dan fasilitas olahraga harus menjadi prioritas dalam perencanaan tata kota. Ruang-ruang ini tidak hanya akan mempercantik kota tetapi juga mendorong konektivitas sosial dan kesejahteraan masyarakat. - Mendorong
Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Kota
Pembangunan IKN tidak boleh hanya menjadi proyek pemerintah dan investor besar. Masyarakat setempat dan calon penduduk harus dilibatkan dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan agar kebutuhan nyata mereka dapat terakomodasi. - Menarik
Talenta dari Berbagai Kalangan Sosial
Seperti yang dilakukan oleh New York di masa lalu, IKN bisa menjadi magnet bagi individu yang ingin merintis usaha dan mencari kehidupan yang lebih baik. Kebijakan yang mendukung usaha kecil, startup, dan industri kreatif harus menjadi bagian dari strategi pembangunan kota. - Menghindari
Ketimpangan Sosial dan Gentrifikasi Berlebihan
Salah satu tantangan terbesar dalam pembangunan kota baru adalah gentrifikasi, di mana penduduk asli atau kelompok ekonomi lemah terdorong keluar karena kenaikan harga tanah dan biaya hidup. Pemerintah harus membuat kebijakan yang melindungi masyarakat kecil agar tetap memiliki akses terhadap kota dan tidak terpinggirkan.
IKN Sebagai Model Kota Masa Depan
IKN memiliki kesempatan emas untuk menjadi kota masa depan
yang inklusif dan berkelanjutan, yang dapat menjadi model bagi pembangunan kota
baru di seluruh dunia. Saran Paul Romer menunjukkan bahwa pembangunan kota
tidak boleh hanya berfokus pada satu kelompok ekonomi tertentu, tetapi harus
menciptakan ekosistem yang memungkinkan semua lapisan masyarakat untuk
berkembang.
Dengan merancang tata kota yang baik sejak awal, memastikan ketersediaan ruang publik yang luas, dan memberikan akses bagi semua kelompok sosial, IKN dapat menjadi contoh sukses bagi pembangunan kota baru yang inklusif. Jika perencanaan dan eksekusi dilakukan dengan tepat, kota ini dapat menjadi cerminan visi masa depan Indonesia yang lebih adil, modern, dan berkelanjutan.