Mega Proyek Trans Borneo Railway: Menghubungkan Tiga Negara dengan Kereta Cepat Senilai Rp 1.114 Triliun

 


Kabar mengejutkan datang dari Kalimantan, dimana sebuah proyek raksasa berjudul Trans Borneo Railway (TBR) siap menghubungkan tiga negara: Brunei Darussalam, Malaysia, dan Indonesia dengan prasarana kereta cepat. Brunergy Utama Sdn Bhd, sebuah entitas milik penuh negara Brunei, akan menjadi pemain kunci dalam pengembangan proyek infrastruktur ini yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di Kalimantan.

 

Menurut rilis yang dilaporkan oleh CNBC Indonesia, TBR direncanakan akan dibangun dalam dua fase, dengan jalur kereta yang membentang sepanjang 1.620 kilometer. Jarak antar stasiun akan berkisar 150 kilometer, dengan kereta yang beroperasi pada kecepatan antara 300 hingga 350 km per jam, memungkinkan perjalanan rata-rata selama 30 menit.

 

"Pembangunan fase awal akan menyambungkan berbagai kota di pesisir barat hingga timur Kalimantan, dimulai dari Pontianak di Kalimantan Barat dan akan berakhir di Kota Kinabalu, Sabah," demikian penjelasan dari Brunergy.

 

Biaya investasi yang diproyeksikan untuk proyek ini mencapai angka yang fantastis, yaitu US$ 70 miliar atau sekitar RM 330 miliar, yang jika dikonversi ke dalam rupiah menjadi kira-kira Rp 1.114 triliun, mengacu pada kurs Rp 15.925 per dolar AS.

 

Proyek ambisius ini akan dibagi ke dalam dua tahap. Tahap pertama melibatkan berbagai kota seperti Kota Kinabalu, Kimanis/Papar, Beaufort-Sipitang, Lawas, Bangar, Limbang, Bukit Panggal, Miri, Bintulu, Sibu Sri Aman, Kuching, Sambas, Singkawang, Mempawah, dan Pontianak.

 

Sedangkan, tahap kedua akan melanjutkan pengembangan ke wilayah Kalimantan Utara dan Timur, menghubungkan Samarinda dan kota masa depan Indonesia, Nusantara. Stasiun-stasiun yang akan dibangun meliputi Bukit Panggal, Long Seridan, Ba' Kelalan, Long Bawan, Malinau, Tanjung Selor, Tandjungredeb, Pengadan, Lubuk Tutung, Bontang, Samarinda, dan Balikpapan.

 

Perusahaan menjelaskan, "Meskipun ada urbanisasi besar-besaran di Kalimantan, sebagian besar penduduk masih hidup terisolasi di komunitas pedesaan. Proyek ini akan merubah dinamika sosial dan ekonomi di wilayah tersebut."

 

TBR juga akan menampilkan empat terminal utama yang berfungsi sebagai pusat transportasi massal, ditambah dengan 24 stasiun lainnya yang tersebar di seluruh pulau. Kecepatan maksimum yang ditawarkan oleh kereta peluru ini adalah 320 km per jam, menjanjikan efisiensi dan konektivitas yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah ini.

 

Brunergy menegaskan bahwa dengan pengenalan teknologi canggih ini, interaksi sosial dan ekonomi di wilayah tersebut akan terangkat, dan diharapkan akan berlanjut selama 50 tahun ke depan. Lebih lanjut, proyek ini diharapkan dapat membuka peluang kerja yang signifikan bagi penduduk lokal.

 

Proyek Trans Borneo Railway ini pertama kali diperkenalkan kepada Kementerian Transportasi dan Infokomunikasi Brunei Darussalam pada tahun 2022 dan diumumkan secara resmi pada Juni 2023 setelah serangkaian diskusi dan kunjungan ke kementerian-kementerian terkait di ketiga negara.

Next Post Previous Post