Ad
Scroll untuk melanjutkan membaca
Ad

Brunei dan Malaysia Minati Bangun Kereta Trans-Borneo Tembus IKN, Menhub Sambut Baik tapi Tunggu Proposal Resmi

 

IKN – Minat dari dua negara tetangga, Brunei Darussalam dan Malaysia, untuk membangun jalur kereta api lintas negara Trans-Borneo yang menembus Ibu Kota Nusantara (IKN) mendapat respons positif dari pemerintah Indonesia. Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyambut baik inisiatif tersebut, meski menekankan bahwa hingga kini belum ada proposal resmi yang masuk ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Proyek ambisius ini diinisiasi oleh sektor swasta Brunei melalui perusahaan Brunergy Utama Sdn Bhd, dengan dukungan kuat dari pemerintah negara bagian Sarawak, Malaysia. Jalur kereta direncanakan membentang sepanjang 1.620 kilometer, menghubungkan Pontianak di Kalimantan Barat sebagai titik barat hingga IKN dan Samarinda di Kalimantan Timur sebagai ujung timur, sambil melintasi wilayah Brunei serta negara bagian Malaysia, Sarawak dan Sabah.

Dalam wawancara dengan media pada Senin (22/12/2025), Menhub Dudy Purwagandhi mengungkapkan keterbukaan Indonesia. "Itu saya baru dengar memang ada semacam usulan dari Malaysia ya, dari Sarawak. Untuk kami sih dengan senang hati membahasnya. Apabila itu baik buat semuanya, kenapa tidak?" ujarnya.

Namun, Menhub menegaskan bahwa pembahasan masih berada pada tahap komunikasi awal dengan Otorita IKN, belum mencapai level kementerian teknis. "Kita lihat niatnya dulu, hitungannya bagaimana. Kita harus kaji dulu (analisis mendalam) hitungannya," tambahnya, merujuk pada perlunya studi kelayakan mendalam sebelum langkah lebih lanjut.

Wacana Trans-Borneo Railway bukan hal baru. Inisiatif ini telah bergulir sejak beberapa tahun lalu, dengan Brunergy Utama sebagai penggerak utama dari sisi Brunei. Perusahaan ini memandang proyek sebagai peluang integrasi infrastruktur lintas negara, mendukung logistik massal dan pariwisata di Pulau Borneo.

Dari Malaysia, Menteri Pengangkutan Sarawak Dato Sri Lee Kim Shin secara aktif mempromosikan ide ini. Pada kunjungan ke Otorita IKN baru-baru ini, ia menyampaikan minat Sarawak untuk mengkaji jalur kereta yang menghubungkan tiga negara. Sarawak melihat proyek ini sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam konektivitas dengan IKN sebagai pusat baru di Kalimantan.

Proyek ini berpotensi menjadi landmark kerjasama regional di Asia Tenggara, menyatukan tiga kedaulatan di satu pulau terbesar ketiga di dunia. Dengan rute yang melintasi hutan tropis dan wilayah perbatasan, kereta ini diharapkan mempercepat arus barang, orang, dan investasi. Bagi Indonesia, kehadiran jalur hingga IKN akan semakin memperkuat posisi ibu kota baru sebagai hub konektivitas internasional.

Meski antusiasme tinggi, realisasi proyek masih menghadapi sejumlah tantangan. Belum adanya proposal resmi membuat proses stuck di tahap wacana. Selain itu, kajian feasibility study (FS) yang komprehensif diperlukan untuk menilai aspek teknis, biaya, dampak lingkungan, dan manfaat ekonomi. Estimasi awal dari pihak Brunei menyebut biaya mencapai puluhan miliar dolar AS, mengingat medan Borneo yang kompleks dengan hutan lebat dan topografi berbukit.

Pemerintah Indonesia tetap pragmatis. Fokus saat ini adalah pada infrastruktur kereta api domestik di Kalimantan, seperti jalur bandara ke IKN dan angkutan barang. Namun, jika proposal resmi dari Brunei atau Malaysia masuk, Kemenhub siap membahasnya secara serius.

Otorita IKN, sebagai pihak yang pertama menerima komunikasi awal, diharapkan menjadi jembatan koordinasi. Proyek lintas negara seperti ini memerlukan diplomasi tingkat tinggi, termasuk kesepakatan bilateral atau multilateral untuk hak lintas wilayah, standar teknis, dan pembagian biaya.

Implikasi lebih luas dari Trans-Borneo Railway adalah peningkatan integrasi ASEAN, khususnya di subkawasan Borneo. Pulau ini kaya sumber daya alam, tapi selama ini terkendala konektivitas darat yang terbatas. Kereta api lintas negara bisa menjadi game changer, mendongkrak pariwisata, perdagangan, dan investasi asing di wilayah timur Indonesia.

Masyarakat dan pengamat menyambut positif sikap terbuka Menhub. "Ini peluang besar untuk pemerataan pembangunan. IKN bukan hanya milik Indonesia, tapi bisa menjadi pusat regional Borneo," kata seorang analis transportasi.

Dengan semakin matangnya pembangunan IKN, minat investor dan mitra regional terus mengalir. Trans-Borneo Railway menjadi salah satu bukti bahwa Nusantara tidak hanya menarik perhatian domestik, tapi juga internasional. Pemerintah diharapkan segera menindaklanjuti jika proposal resmi diajukan, demi mewujudkan visi konektivitas Borneo yang terintegrasi.

Keberhasilan proyek ini akan menjadi tonggak sejarah kerjasama antarnegara di Pulau Kalimantan, mendukung visi Indonesia sebagai poros maritim dan ekonomi dunia.

 

Also Read
Tag:
Latest News
  • Brunei dan Malaysia Minati Bangun Kereta Trans-Borneo Tembus IKN, Menhub Sambut Baik tapi Tunggu Proposal Resmi
  • Brunei dan Malaysia Minati Bangun Kereta Trans-Borneo Tembus IKN, Menhub Sambut Baik tapi Tunggu Proposal Resmi
  • Brunei dan Malaysia Minati Bangun Kereta Trans-Borneo Tembus IKN, Menhub Sambut Baik tapi Tunggu Proposal Resmi
  • Brunei dan Malaysia Minati Bangun Kereta Trans-Borneo Tembus IKN, Menhub Sambut Baik tapi Tunggu Proposal Resmi
  • Brunei dan Malaysia Minati Bangun Kereta Trans-Borneo Tembus IKN, Menhub Sambut Baik tapi Tunggu Proposal Resmi
  • Brunei dan Malaysia Minati Bangun Kereta Trans-Borneo Tembus IKN, Menhub Sambut Baik tapi Tunggu Proposal Resmi
Post a Comment
Ad
Ad
Tutup Iklan
Ad