 |
| Ilustrasi AI |
Kalimantan Selatan – Komunitas driver online di Kalimantan Selatan (Kalsel) secara serentak melakukan deklarasi komitmen menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Acara ini menjadi langkah nyata para pengemudi ojek dan taksi daring untuk mendukung stabilitas sosial di tengah maraknya isu konflik urban, sekaligus memperkuat citra Kalsel sebagai daerah yang adem ayem atau "kesejukan" seperti julukannya. Deklarasi ini diikuti ratusan driver dari berbagai platform, menunjukkan solidaritas kuat dalam menjaga harmoni wilayah.
Acara deklarasi berlangsung di halaman Mapolda Kalimantan Selatan, Banjarmasin, pada Minggu (12/10) siang. Hadir dalam kesempatan tersebut Kapolda Kalsel Irjen Pol Dr. Rudiyanto, SIK, MSi, beserta jajarannya, serta perwakilan dari asosiasi driver online seperti Gabungan Aplikasi Penyedia Transportasi dan Logistik Indonesia (Gojek, Grab, dll.) cabang Kalsel. Ribuan driver yang bergabung secara virtual dari berbagai kabupaten/kota turut menandatangani komitmen ini, menjadikannya salah satu aksi terbesar di bidang keamanan masyarakat tahun ini.
Menurut Kapolda Rudiyanto, inisiatif ini sangat relevan mengingat peran driver online sebagai "mata dan telinga" di lapangan. "Driver online ini adalah garda terdepan dalam menjaga kamtibmas. Mereka yang setiap hari berinteraksi dengan masyarakat luas, melihat langsung dinamika sosial di jalan raya. Dengan deklarasi ini, kita bersama-sama membangun Kalsel yang aman, nyaman, dan sejuk," ujarnya dalam sambutan pembuka acara. Rudiyanto menekankan bahwa kolaborasi antara polisi dan komunitas seperti ini telah terbukti efektif dalam mencegah potensi kerusuhan, terutama di musim-musim rawan seperti hari besar keagamaan atau pemilu.
Latar Belakang dan Isi Deklarasi
Deklarasi ini lahir dari keprihatinan komunitas driver online terhadap peningkatan kasus kecil-kecilan yang berpotensi mengganggu ketertiban, seperti perselisihan antar-pengguna jalan atau penyebaran hoaks di media sosial. Dalam dokumen deklarasi yang dibacakan oleh ketua panitia, para driver berjanji untuk:
- Melaporkan Segera Potensi Ancaman: Setiap driver wajib melapor ke aplikasi khusus Polri atau nomor darurat jika menemukan indikasi konflik, seperti kerumunan mencurigakan atau tindak kriminalitas ringan.
- Mendukung Kampanye Anti-Hoaks: Driver akan menjadi agen penyebar informasi resmi dari pemerintah, termasuk mempromosikan pesan "Kalsel Adem Ayem" melalui stiker kendaraan dan obrolan dengan penumpang.
- Kolaborasi dengan Aparat: Rutin berkoordinasi dengan Polsek setempat untuk patroli bersama, terutama di area rawan macet seperti pusat kota Banjarmasin atau kawasan industri Batulicin.
"Kami, para driver online, sadar betul bahwa pekerjaan kami bukan hanya mengantar orang, tapi juga membawa kedamaian. Kalsel ini rumah kita semua, jangan sampai kesejukannya terganggu gara-gara isu kecil," tegas Andi Rahman, perwakilan dari Asosiasi Driver Online Kalsel (ADOK). Andi, yang telah berkecimpung di dunia ojek daring selama lima tahun, menceritakan pengalamannya saat berhasil mencegah tawuran antar-pelajar dengan cepat melapor ke polisi melalui aplikasi WhatsApp.
Data dari Polda Kalsel menunjukkan bahwa laporan dari driver online telah berkontribusi hingga 15% dari total informasi intelijen kamtibmas tahun lalu. "Ini bukan angka semata, tapi nyawa yang terselamatkan dan konflik yang dicegah," tambah Rudiyanto. Acara ini juga dihadiri oleh tokoh masyarakat dan pemerintah daerah, termasuk Wakil Gubernur Kalsel, yang memuji inisiatif ini sebagai model bagi provinsi lain di Kalimantan.
Dampak Positif bagi Masyarakat Kalsel
Kalsel, dengan julukan "Bumi Lambung Mangkurat" yang identik dengan kesejukan budayanya, sering kali menjadi sorotan nasional karena keberhasilannya menjaga toleransi antar-etnis dan agama. Namun, di era digital saat ini, tantangan seperti penyebaran berita palsu dan kemacetan urban menjadi ancaman baru. Deklarasi driver online ini diharapkan menjadi booster untuk program "Kalsel Aman dan Nyaman" yang digulirkan Pemprov Kalsel sejak 2024.
Salah satu cerita inspiratif datang dari Ibu Siti, seorang ibu rumah tangga di Martapura yang sering menggunakan jasa driver online. "Saya merasa lebih tenang sekarang. Driver yang ramah dan waspada ini membuat perjalanan sehari-hari jadi lebih aman. Semoga deklarasi ini berdampak luas," katanya saat diwawancarai di pinggir acara. Kisah seperti ini menjadi bukti bahwa inisiatif akar rumput seperti ini mampu menyentuh kehidupan sehari-hari warga.
Selain deklarasi, acara ini juga menyertakan sesi pelatihan singkat tentang deteksi dini konflik dan penggunaan teknologi pelaporan. Ratusan driver menerima sertifikat apresiasi dari Polda, yang diharapkan memotivasi partisipasi lebih besar di masa depan. "Kami targetkan 80% driver online di Kalsel terlibat dalam jaringan ini tahun depan," ungkap Kompol Rina, Kasubbag Humas Polda Kalsel.
Meski penuh semangat, deklarasi ini juga menghadapi tantangan seperti rendahnya literasi digital di kalangan driver senior atau kendala sinyal di daerah pedalaman seperti Tapin dan Hulu Sungai. Untuk mengatasinya, Polda berencana bekerja sama dengan operator seluler untuk memperluas jangkauan internet gratis di posko driver.
Harapan terbesar dari acara ini adalah terciptanya ekosistem kamtibmas yang berkelanjutan. "Bukan hanya deklarasi doang, tapi aksi nyata setiap hari. Driver online adalah pahlawan tanpa tanda jasa di jalanan Kalsel," tutup Kapolda Rudiyanto. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, inisiatif ini dioptimalkan untuk menjaga Kalsel tetap sebagai oase kesejukan di tengah hiruk-pikuk Indonesia.
Deklarasi ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju Kalsel yang lebih aman. Bagi masyarakat, ini adalah pengingat bahwa keamanan adalah tanggung jawab bersama, dan driver online siap menjadi garda terdepan dalam misi mulia itu.
