![]() |
| Ilustrasi AI |
IKN – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) semakin menancapkan
diri sebagai destinasi utama bagi para investor global, di tengah kemajuan
infrastruktur yang pesat. Gelaran Mahakam Investment Forum (MIF) 2025, yang
digelar oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Timur, menjadi panggung
strategis untuk memamerkan potensi IKN. Acara ini, yang berlangsung di
Multifunction Hall Kemenko 3, IKN, pada Jumat (10/10/2025), berhasil menarik
perhatian perwakilan kedutaan besar, pelaku usaha, dan calon investor dari
berbagai negara. Forum ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga
pemicu komitmen konkret yang dapat mempercepat transformasi ekonomi Kalimantan
Timur.
Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, tampil penuh
keyakinan saat membuka forum tersebut. Ia menyoroti kesiapan infrastruktur
dasar IKN yang telah mencapai tahap matang, mulai dari jaringan jalan, utilitas
air, hingga konektivitas digital. "Saat ini sudah 50 investor
menandatangani kerja sama," ungkap Basuki dengan nada optimis, menandakan
bahwa IKN bukan lagi sekadar rencana, melainkan proyek nyata yang siap
diterjuninya modal asing. Pernyataannya ini langsung disambut aplaus,
mengingatkan bahwa pembangunan IKN telah menembus batas 60 persen pada aspek
utama, termasuk kawasan inti pemerintahan.
MIF 2025, yang dipimpin oleh Kepala Perwakilan BI Kalimantan
Timur, Budi Widihartanto, difokuskan pada tiga sektor unggulan yang menjadi
"panas" bagi para investor. Pertama, Housing and Residential, yang
mencakup pengembangan perumahan modern dan hunian berkelanjutan untuk menampung
ribuan pegawai pemerintahan dan warga baru. Kedua, Education and Tech, di mana
IKN diharapkan menjadi pusat pendidikan tinggi berbasis teknologi, lengkap
dengan kampus internasional dan inkubator startup. Ketiga, Commercial and Lifestyle,
yang meliputi pusat perbelanjaan, hiburan, dan ruang gaya hidup yang ramah
lingkungan. Budi menjelaskan bahwa sektor-sektor ini dipilih karena selaras
dengan visi IKN sebagai kota pintar yang mengintegrasikan elemen hijau dan
inovasi.
Kunjungan lapangan yang menjadi bagian integral dari forum
ini turut memperkuat minat investor. Para peserta diajak menyusuri kawasan
konstruksi utama, termasuk proyek Trias Politika—kompleks perkantoran dan
hunian untuk cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Budi Widihartanto
mengungkapkan kepuasan atas respons yang diterima: "Mereka datang, melihat
langsung, dan memberi apresiasi. Kolaborasi Otorita IKN semakin konkret melalui
layanan langsung berupa penyampaian Letter of Intent (LoI) dari para investor."
Langkah ini tidak hanya membangun kepercayaan, tetapi juga mempercepat proses
birokrasi, di mana LoI dapat dikonversi menjadi kontrak binding dalam waktu
singkat.
Puncak antusiasme forum terlihat dari interaksi langsung
dengan para duta besar. Salah satu momen paling menonjol adalah pertemuan
Basuki dengan Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Zahid Hafeez Chaundhri.
Setelah meninjau lokasi potensial di kawasan pendidikan IKN, Zahid langsung
menyatakan komitmennya. "Ini tempat yang indah. Insyaallah kami akan
membangun sekolah internasional di sini, dan juga tertarik berinvestasi pada
sektor perumahan," katanya dengan antusias. Ia juga berbagi pengalaman
Pakistan dalam memindahkan ibu kota dari Karachi ke Islamabad, di mana
pendidikan menjadi kunci sukses relokasi. Komitmen ini segera diikuti dengan
diskusi lanjutan tentang model kerjasama, termasuk transfer pengetahuan dan
kemitraan dengan lembaga pendidikan Pakistan yang sudah mapan.
Respons Pakistan ini bukan kebetulan semata. IKN, dengan
desainnya yang berbasis konsep "forest city", menawarkan lahan luas
untuk pengembangan sekolah internasional yang mengadopsi kurikulum global,
lengkap dengan fasilitas berstandar tinggi seperti laboratorium AI dan pusat
bahasa. Sektor pendidikan di IKN diproyeksikan menyerap investasi hingga
triliunan rupiah, dengan target mendirikan minimal 10 institusi internasional
dalam lima tahun ke depan. Selain Pakistan, forum ini juga menarik minat dari
negara-negara seperti Uni Emirat Arab dan Singapura, yang menyatakan
ketertarikan pada proyek hunian berkelanjutan. Total LoI yang diserahkan
mencapai nilai lebih dari Rp10 triliun, menurut data sementara dari Otorita
IKN.
Tema forum, "Trade, Tourism, Investment, and Industry:
Enhancing East Kalimantan’s Economic Transformation", menjadi benang merah
yang menghubungkan semua diskusi. Acara ini menekankan peran Kalimantan Timur
sebagai superhub ekonomi nasional, di mana IKN berfungsi sebagai katalisator
untuk perdagangan, pariwisata, dan industri hijau. Basuki menutup sesi dengan
visi jangka panjang: "IKN akan menjadi Ibu Kota Indonesia, sementara
Jakarta akan bertransformasi sebagai pusat kawasan ASEAN." Pernyataan ini
menggambarkan reposisi strategis, di mana IKN fokus pada pemerintahan efisien
dan inovasi, sementara Jakarta mengelola dinamika regional ASEAN melalui
forum-forum diplomatik dan pusat keuangan.
Keberhasilan MIF 2025 juga mencerminkan sinergi lintas
lembaga yang semakin solid. Bank Indonesia berperan sebagai fasilitator
keuangan, sementara Otorita IKN menyediakan regulasi yang investor-friendly,
seperti kemudahan kepemilikan lahan asing hingga 100 persen di zona tertentu.
Pemerintah daerah Kalimantan Timur turut mendukung dengan insentif pajak dan
pelatihan tenaga kerja lokal. Hasilnya, forum ini tidak hanya menghasilkan
komitmen, tetapi juga membuka pintu bagi transfer teknologi, seperti sistem smart
grid dari mitra Eropa untuk sektor hunian.
Dari perspektif global, inisiatif ini selaras dengan tren
migrasi ibu kota di Asia, seperti Astana di Kazakhstan atau Naypyidaw di
Myanmar, di mana pendidikan dan hunian menjadi prioritas awal. Pengalaman
Pakistan dalam membangun Islamabad menawarkan pelajaran berharga, termasuk
tantangan integrasi budaya dan pengelolaan lahan. Dengan demikian, keterlibatan
Dubes Zahid bukan hanya investasi finansial, tapi juga jembatan diplomasi yang
memperkaya keragaman IKN.
Ke depan, Otorita IKN berencana menggelar forum serupa
secara berkala, dengan target 100 investor baru pada akhir 2025. Ini termasuk
pengembangan kawasan edutech yang terintegrasi dengan AI, untuk menarik talenta
muda dari seluruh dunia. Selain itu, proyek perumahan akan mengadopsi standar
zero-carbon, menjadikan IKN sebagai model kota berkelanjutan. Tantangan seperti
koordinasi antarnegara dan adaptasi iklim tetap ada, tapi antusiasme investor
menunjukkan bahwa IKN siap menghadapinya.
Secara keseluruhan, MIF 2025 membuktikan bahwa IKN bukan
lagi mimpi, melainkan realitas yang menjanjikan. Dengan komitmen dari Pakistan
dan puluhan investor lain, pembangunan ibu kota baru ini akan mempercepat
transformasi ekonomi Indonesia, menciptakan lapangan kerja ribuan dan
meningkatkan daya saing nasional. Forum ini menjadi tonggak penting, di mana
Basuki Hadimuljono berhasil "memamerkan" kesiapan IKN, dan dunia
merespons dengan aksi nyata.







