Ad
Scroll untuk melanjutkan membaca
Ad

Afrika Selatan hingga Kolombia Belajar Konsep Kota Hijau IKN: Kunjungan Delegasi Internasional Perkuat Kolaborasi Global

 

Ilustrasi AI

Oleh: Luigi Iram Rangi

IKN, 19 Oktober 2025 – Ibu Kota Nusantara (IKN) semakin menjadi magnet bagi dunia internasional yang haus akan inspirasi pembangunan berkelanjutan. Sebanyak 43 delegasi dari sembilan negara, termasuk Afrika Selatan dan Kolombia, baru saja mengunjungi kawasan ini untuk mempelajari konsep kota hijau yang menjadi visi utama proyek IKN. Kunjungan ini, yang berlangsung pada Kamis (16/10/2025), menekankan bagaimana Indonesia mengintegrasikan energi terbarukan, konservasi alam, dan inovasi urban untuk menciptakan kota masa depan yang ramah lingkungan.

Otorita IKN melaporkan bahwa delegasi tersebut datang dengan agenda padat, mulai dari diskusi strategis hingga tinjauan lapangan. Direktur Transformasi Hijau Otorita IKN, Agus Gunawan, menyatakan bahwa acara ini menjadi bukti daya tarik IKN sebagai model global transisi energi. "Mereka datang untuk belajar, tapi kami juga belajar dari pengalaman mereka. Ini kolaborasi dua arah untuk net zero emission," ujar Agus, seperti dikutip dari Radio Republik Indonesia (RRI). Kunjungan ini bagian dari program International Capacity Development for Coal Regions in Transition (ICDP), yang difasilitasi oleh GIZ-IKI JET Global.

IKN, yang mulai dikembangkan sejak 2022, dirancang sebagai kota hutan dengan 70 persen area hijau, menargetkan 100 persen energi terbarukan pada 2030. Konsep ini menarik perhatian negara-negara yang sedang berjuang dengan transisi dari ekonomi berbasis fosil. Delegasi kali ini berasal dari Jerman, Chili, Kazakhstan, Vietnam, Afrika Selatan, India, Kolombia, Thailand, dan Mongolia—semuanya wilayah dengan tantangan serupa, seperti ketergantungan pada batu bara atau minyak.

Acara dimulai dengan brunch meeting di Swissotel Nusantara, di mana peserta membahas topik seperti bangunan cerdas, pengelolaan air berkelanjutan, dan integrasi transportasi rendah emisi. Phillip Schattenmann, Commission Manager GIZ-IKI JET Global, menyoroti relevansi IKN bagi negara peserta. "IKN menunjukkan bagaimana negara berkembang bisa memimpin transisi hijau, bukan hanya mengikuti," katanya. Marietta Toro dari Kementerian Pertambangan dan Energi Kolombia menambahkan, "Kami di Kolombia punya Amazon yang luas, tapi IKN beri ide bagaimana keseimbangkan urbanisasi dan alam."

Kunjungan ini bukan yang pertama. Sejak peluncuran ICDP, IKN telah dikunjungi ratusan delegasi, termasuk dari Uni Eropa dan ASEAN. Namun, gelombang terbaru ini khusus fokus pada "kota hijau," sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk percepatan pembangunan berkelanjutan pasca-pilpres 2024.

Poin krusial kunjungan adalah pemahaman mendalam tentang desain IKN sebagai kota hijau. Konsep ini mencakup penggunaan material ramah lingkungan, sistem drainase berbasis alam, dan koridor hijau yang menghubungkan taman kota. Delegasi diajak melihat langsung bagaimana IKN mengintegrasikan 12 ribu hektare hutan lindung dengan infrastruktur modern, termasuk jaringan kereta listrik dan stasiun pengisian hidrogen.

Bethan Jones, Senior Communications Officer dari International Institute for Sustainable Development (IISD) Jerman, terkesan dengan adaptasi tropis. "Negara dingin seperti kami jarang lihat potensi surya sebesar ini. IKN buka mata kami soal energi hijau di iklim panas," ujarnya. Sementara itu, perwakilan Afrika Selatan menyoroti kesamaan tantangan kekeringan, di mana model pengelolaan air IKN—dengan waduk multifungsi dan daur ulang air abu-abu—bisa diadopsi di Johannesburg.

Agus Gunawan menjelaskan bahwa kota hijau IKN bukan sekadar slogan. "Kami targetkan efisiensi energi 60 persen melalui smart grid dan bangunan nol karbon. Ini fondasi untuk ketahanan iklim nasional," tambahnya. Diskusi juga menyentuh tantangan, seperti relokasi satwa liar dan partisipasi masyarakat adat, yang dijawab dengan program co-management lahan.

Agenda inti adalah tinjauan ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 50 MW di Pemaluan, Kecamatan Sepaku. Proyek ini, hasil joint venture PT Nusantara Sembcorp Solar Energi (51% PLN Nusantara Renewables, 49% Sembcorp Singapura), menjadi contoh nyata konsep kota hijau. Dilengkapi 114.420 panel surya dan Battery Energy Storage System (BESS) 14,2 MWh, PLTS ini menghasilkan 92,8 juta kWh energi bersih per tahun, cukup untuk 20 ribu rumah tangga.

Adrian Ova Triandi, Project Engineer PLTS IKN, memandu delegasi melewati hamparan panel. "Listrik ini utamanya untuk Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), tapi ekspansi akan tutupi seluruh IKN," katanya. Saat ini, PLTS hanya pakai 10-12 MW, sisanya untuk cadangan. Dampak lingkungannya masif: kurangi emisi CO₂ 44.000 ton per tahun, setara penyerapan karbon oleh 2 juta pohon.

Delegasi dari Kazakhstan dan Mongolia, yang bergantung pada nuklir dan batubara, kagum dengan skalabilitasnya. "Di steppes kami, panel surya bisa terapkan di lahan gersang," kata seorang delegasi Kazakhstan. Sementara India dan Vietnam lihat peluang kolaborasi untuk proyek serupa di Bengal dan Mekong Delta.

Secara ekonomi, PLTS serap 502 pekerja lokal selama konstruksi, dorong UMKM di Penajam Paser Utara. Ruly Firmansyah, Direktur Utama PLN Nusantara Power, sebut ini "model transisi adil, di mana hijau ciptakan lapangan kerja."

Kunjungan ini perkuat posisi IKN sebagai benchmark global. Kolombia rencanakan adaptasi untuk Bogotá, sementara Thailand minati kerjasama ASEAN untuk floating solar. Jen Tan, Kepala Energi Terbarukan Sembcorp, tekankan: "IKN bukti Asia bisa pimpin revolusi hijau."

Tantangan seperti biaya investasi dan integrasi grid dibahas, dengan solusi dari GIZ: pendanaan hijau via Green Climate Fund. Agung Indrajit, Deputi Transformasi Hijau Otorita IKN, target 1 GW PLTS tambahan hingga 2030.

Acara tutup dengan penanaman pohon di Plaza Bhineka Tunggal Ika, simbol komitmen bersama. "Dari Afrika Selatan ke Kolombia, IKN ajak dunia bangun kota yang hijau untuk generasi mendatang," tutup Agus.

Kunjungan delegasi ini bukti IKN bukan hanya proyek nasional, tapi aset global untuk pembangunan berkelanjutan. Dengan konsep kota hijau yang holistik, Indonesia pimpin transisi energi, undang kolaborasi untuk masa depan lebih cerah. Masyarakat global, pantau IKN—ini blueprint untuk planet kita.

Artikel ini disusun berdasarkan laporan resmi dari RRI, dengan tujuan berikan informasi akurat tentang kunjungan delegasi ke IKN. Untuk update, pantau situs Otorita IKN.

 

Also Read
Tag:
Latest News
  • Afrika Selatan hingga Kolombia Belajar Konsep Kota Hijau IKN: Kunjungan Delegasi Internasional Perkuat Kolaborasi Global
  • Afrika Selatan hingga Kolombia Belajar Konsep Kota Hijau IKN: Kunjungan Delegasi Internasional Perkuat Kolaborasi Global
  • Afrika Selatan hingga Kolombia Belajar Konsep Kota Hijau IKN: Kunjungan Delegasi Internasional Perkuat Kolaborasi Global
  • Afrika Selatan hingga Kolombia Belajar Konsep Kota Hijau IKN: Kunjungan Delegasi Internasional Perkuat Kolaborasi Global
  • Afrika Selatan hingga Kolombia Belajar Konsep Kota Hijau IKN: Kunjungan Delegasi Internasional Perkuat Kolaborasi Global
  • Afrika Selatan hingga Kolombia Belajar Konsep Kota Hijau IKN: Kunjungan Delegasi Internasional Perkuat Kolaborasi Global
Post a Comment
Ad
Ad
Tutup Iklan
Ad