Gubernur Kalteng dan GKE Bersatu Lestarikan Pohon Ulin dalam Semangat HUT ke-186

 

Palangka Raya – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) ke-186 diwarnai dengan kegiatan sarat makna yang menggabungkan nilai spiritualitas, lingkungan hidup, dan kebersamaan. Tidak hanya sekadar seremoni keagamaan, rangkaian kegiatan ini menjadi momentum kuat bagi masyarakat Kalimantan Tengah untuk menegaskan peran penting gereja dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan mempererat hubungan dengan pemerintah daerah.

Salah satu kegiatan paling menonjol dalam rangkaian HUT GKE kali ini adalah aksi pelestarian lingkungan melalui penanaman bibit pohon langka. Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut, menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian alam dengan menyerahkan secara simbolis sejumlah bibit pohon kepada para pemimpin dan pengurus GKE. Penyerahan tersebut dilakukan di kawasan Bundaran Besar Palangka Raya yang menjadi pusat kegiatan jalan sehat dan aksi sosial lainnya.

Bibit pohon yang diserahkan bukan bibit sembarangan. Di antaranya terdapat bibit pohon Ulin—kayu keras yang kini mulai langka dan sangat dihargai karena ketahanan serta nilai sejarahnya. Selain Ulin, bibit pohon buah-buahan seperti Mangga, Rambutan, Ketapang, dan Jambu juga diserahkan karena dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi sekaligus dapat menunjang keseimbangan ekologis di kawasan kota Palangka Raya.

Gubernur Agustiar Sabran, yang dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan, tidak hanya menyerahkan bibit tersebut, namun juga ikut serta dalam penanaman simbolis di halaman Gereja Maranatha, Jalan Diponegoro. Kegiatan ini menjadi langkah awal sebelum dilakukan peletakan batu pertama pembangunan gereja baru di lokasi tersebut.

“Menanam pohon langka seperti Ulin bukan sekadar aksi simbolis. Ini adalah komitmen kita semua terhadap pelestarian lingkungan dan warisan alam yang harus dijaga untuk generasi mendatang,” ujar Gubernur Agustiar dalam sambutannya. Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan institusi keagamaan seperti GKE sangat penting untuk membentuk masyarakat yang tidak hanya religius, tetapi juga peduli terhadap isu-isu lingkungan.

Sementara itu, Ketua Umum Sinode GKE, Pdt. Simpon F. Lion, mengungkapkan bahwa perayaan HUT GKE tahun ini memiliki arti lebih dari sekadar seremoni keagamaan. “Kami ingin menunjukkan bahwa gereja juga mengambil bagian dalam membangun kehidupan sosial dan lingkungan. Penanaman pohon, aksi pungut sampah, donor darah, hingga jalan sehat adalah bagian dari pelayanan kami kepada masyarakat dan lingkungan,” ungkapnya.

Menurut Pdt. Simpon, gereja memiliki tanggung jawab moral untuk tidak hanya membina umat dalam kehidupan spiritual, tetapi juga menjadi berkat bagi sesama serta menjaga bumi sebagai ciptaan Tuhan. Oleh sebab itu, kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka HUT GKE ke-186 ini dirancang agar dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat dan memberikan manfaat nyata.

Lebih lanjut, perayaan HUT GKE kali ini juga terasa istimewa karena bertepatan dengan dimulainya pembangunan fisik Gereja Maranatha Palangka Raya. Gubernur Agustiar secara resmi meletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan gereja tersebut. Momen ini disambut penuh suka cita oleh warga jemaat serta para tokoh gereja yang telah lama menantikan pembangunan rumah ibadah baru yang representatif di pusat kota.

Ketua Panitia Pembangunan Gereja Maranatha, Rawing Rambang, menyampaikan apresiasi mendalam atas dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, terutama dari Gubernur Agustiar Sabran. Ia mengungkapkan bahwa pembangunan gereja ini mendapat alokasi anggaran daerah sebesar Rp40 miliar yang akan direalisasikan secara bertahap.

“Untuk tahun ini, pemerintah provinsi telah menganggarkan Rp20 miliar, dan tahun depan direncanakan tambahan Rp20 miliar lagi, sehingga total dukungan anggaran mencapai Rp40 miliar. Ini adalah bentuk sinergi nyata antara pemerintah dan institusi keagamaan,” tutur Rawing, yang juga dikenal sebagai mantan Kepala Dinas Perkebunan Kalteng serta Sekretaris Eksekutif GAPKI Cabang Kalteng.

Rawing menyatakan optimismenya bahwa pembangunan Gereja Maranatha akan berjalan lancar dan selesai tepat waktu. Ia juga menegaskan bahwa seluruh proses pembangunan akan dikawal dengan transparansi dan akuntabilitas tinggi, mengingat penggunaan dana publik yang menjadi sumber utama pembiayaan proyek ini.

“Pembangunan gereja bukan hanya untuk umat GKE, tetapi akan menjadi ikon kebersamaan dan toleransi di Palangka Raya, tempat semua masyarakat bisa merasa damai dan saling menghormati,” tambahnya.

Perayaan HUT GKE ini semakin bermakna karena diikuti oleh ribuan warga yang turut ambil bagian dalam kegiatan jalan sehat yang digelar di seputaran Bundaran Besar. Suasana kebersamaan dan kekeluargaan sangat terasa, ditambah dengan aksi sosial seperti donor darah dan pembersihan lingkungan. Aksi pungut sampah yang melibatkan jemaat dan relawan menjadi simbol kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kebersihan dan keindahan kota.

Rangkaian acara HUT GKE ke-186 ini menunjukkan bahwa gereja dapat memainkan peran strategis dalam menggerakkan kesadaran masyarakat untuk hidup lebih sehat, lebih peduli, dan lebih ramah lingkungan. Kehadiran langsung pemimpin daerah seperti Gubernur Agustiar Sabran juga menjadi bentuk dukungan nyata terhadap nilai-nilai kolaborasi lintas sektor dalam membangun Kalimantan Tengah yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan.

Dengan semangat perayaan HUT ini, diharapkan Gereja Maranatha dapat segera terwujud menjadi tempat ibadah yang bukan hanya indah secara fisik, tetapi juga menjadi pusat aktivitas sosial dan spiritual yang menginspirasi masyarakat sekitar.

Hari itu, Palangka Raya tidak hanya merayakan usia gereja yang nyaris dua abad, tetapi juga menegaskan kembali semangat pelestarian lingkungan, kerja sama antar lembaga, dan harapan untuk masa depan yang lebih hijau dan harmonis.

Next Post Previous Post