Mengukir Jejak Hijau: Sinergi Indonesia-Malaysia dalam Konservasi Lingkungan
Foto : Pixabay |
Keindahan alam pesisir Kalimantan Utara menjadi saksi bisu
semangat kolaborasi internasional saat Gerakan Pramuka Kwartir Daerah (Kwarda)
Kalimantan Utara dan Pengakap Malaysia Cawangan Sabah melaksanakan aksi nyata
untuk melestarikan lingkungan. Kegiatan bertajuk penanaman 200 pohon mangrove
dan pohon produktif ini berlangsung pada Sabtu pagi (14) di Desa Argo Mulyo,
Kecamatan Tanjung Palas Utara. Dengan melibatkan berbagai pihak, aksi tersebut
menjadi simbol persahabatan yang mempererat hubungan kedua negara serumpun,
Indonesia dan Malaysia.
Menguatkan Solidaritas Melalui Aksi Lingkungan
Bagian dari rangkaian kunjungan Muhibah Pengakap Malaysia Cawangan Sabah, acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Ketua Kwarda Kaltara, Dr. H. Suriansyah, M.AP., yang mewakili Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Kaltara, Dr. H. Zainal A. Paliwang, SH, M.Hum. Dalam sambutannya, Suriansyah menyampaikan rasa bangga atas inisiatif lintas negara ini yang tidak hanya bertujuan melindungi lingkungan, tetapi juga mempererat persaudaraan antarbangsa.
“Hari ini kita melangkah bersama untuk masa depan yang lebih baik. Dengan menanam lebih dari 200 pohon mangrove dan pohon produktif, kita memulai langkah kecil dengan dampak besar bagi ekosistem pesisir dan masyarakat lokal,” ujarnya penuh semangat.
Mangrove: Penjaga Pesisir dan Penghidupan Lokal
Mangrove dikenal sebagai penjaga ekosistem pesisir. Dengan akar-akarnya yang kokoh, tumbuhan ini melindungi garis pantai dari abrasi, menyerap karbon dalam jumlah besar, dan menyediakan habitat bagi keanekaragaman hayati. Namun, manfaat mangrove tidak hanya terbatas pada aspek ekologis. Pohon ini juga memiliki potensi ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar, seperti menjadi sumber bahan baku untuk usaha kecil dan habitat perikanan.
“Melalui penanaman mangrove ini, kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan sumber ekonomi berkelanjutan. Kegiatan ini membuktikan bahwa harmoni antara alam dan manusia adalah kunci menuju kehidupan yang lebih baik,” lanjut Suriansyah.
Selain mangrove, pohon produktif yang ditanam, seperti kelapa dan mangga, diharapkan dapat memberikan hasil yang langsung dirasakan oleh warga sekitar. Dengan langkah ini, program konservasi lingkungan juga menjadi sarana pemberdayaan masyarakat.
Simbol Solidaritas Antarbangsa
Di sisi lain, Jamaluddin Bin Jinal, perwakilan Pengakap Malaysia Cawangan Sabah, memberikan penghormatan kepada Kwarda Kaltara atas sambutan hangat dan kerjasama yang terjalin. Menurutnya, kegiatan ini mencerminkan persahabatan yang kuat antara Malaysia dan Indonesia, khususnya antara Kalimantan Utara dan Sabah.
“Kami merasa bangga dapat bergabung dalam inisiatif ini. Penanaman mangrove adalah simbol nyata dari kolaborasi kita, melampaui batas-batas negara untuk tujuan mulia. Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan merawat lingkungan,” ungkap Jamaluddin.
Ia juga menekankan pentingnya peran mangrove dalam menjaga keseimbangan ekosistem dunia. “Mangrove tidak hanya penting untuk ekosistem lokal, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas iklim global. Langkah kecil seperti ini dapat memberikan dampak besar di masa depan,” tambahnya.
Kolaborasi Multidimensional
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan dua organisasi kepramukaan dari Indonesia dan Malaysia, tetapi juga didukung oleh berbagai pihak, termasuk perangkat daerah di Provinsi Kaltara, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), serta komunitas Pramuka dari berbagai Satuan Karya (Saka), seperti Saka Wana Bhakti, Saka Bakti Husada, dan Saka Bhayangkara. Komunitas pecinta alam dan warga lokal juga turut berpartisipasi, menjadikan kegiatan ini sebagai ajang gotong-royong yang melibatkan semua elemen masyarakat.
Datuk Dr. Haji Awang Zaini bin Haji Suntim, pemimpin delegasi Pengakap Malaysia, mengapresiasi semangat kerja sama yang terjalin. “Ini adalah contoh bagaimana aksi nyata dapat mempererat hubungan antarnegara. Saya berharap model kolaborasi seperti ini dapat diterapkan di wilayah lain untuk tujuan serupa,” ujarnya.
Menyemai Kesadaran Kolektif
Bagi Kwarda Kaltara dan Pengakap Malaysia, menanam pohon bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga upaya menyemai kesadaran akan pentingnya konservasi lingkungan. Melalui kegiatan ini, para peserta diajak untuk memahami betapa vitalnya peran alam dalam mendukung kehidupan manusia.
“Lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan semangat gotong-royong, mari kita terus memperkuat upaya penghijauan dan rehabilitasi lingkungan. Alam yang sehat akan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang,” kata Suriansyah di penghujung acara.
Masa Depan Hijau untuk Semua
Penanaman 200 pohon mangrove dan pohon produktif di Desa Argo Mulyo adalah langkah awal menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Melalui program ini, Kwarda Kaltara dan Pengakap Malaysia Cawangan Sabah telah memberikan contoh nyata bagaimana kolaborasi lintas negara dapat menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi tonggak sejarah bagi hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia, tetapi juga menjadi pengingat bahwa aksi kecil sekalipun dapat memberikan dampak besar jika dilakukan bersama. Dengan semangat persahabatan dan kepedulian terhadap alam, kedua negara serumpun ini telah menanam harapan bagi generasi mendatang.
Melalui inisiatif seperti ini, visi masa depan yang harmonis antara manusia dan alam bukan lagi sekadar mimpi, tetapi kenyataan yang dapat diraih bersama.