Membangun Masa Depan Tahan Api: Kontribusi BAT Refractories dalam Pembangunan IKN
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak hanya sebuah
proyek pembangunan biasa. Skalanya besar, mengubah wajah Indonesia dengan
membangun sebuah kota baru yang akan menjadi pusat pemerintahan. Namun,
pembangunan IKN bukan hanya tentang ukuran, tapi juga tentang konsep ramah
lingkungan yang menjadi fokus utama.
Salah satu hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh banyak
orang adalah penggunaan material tahan api, atau refraktori, dalam pembangunan
IKN. Namun, Direktur Utama PT Benteng Api Technic (BAT Refractories), Ridwan,
mengungkapkan bahwa pembangunan proyek IKN membutuhkan banyak material besi dan
baja. Hal ini, secara tidak langsung, akan mendorong permintaan kebutuhan besi
dan baja di Indonesia meningkat ke depannya.
"Pasar refraktori di Indonesia diperkirakan akan
mencatat CAGR sebesar 4,3% selama periode ini (2020-2026). Peningkatan produksi
besi dan baja ditambah dengan meningkatnya permintaan akan konservasi energi
telah diidentifikasi sebagai salah satu pendorong utama meningkatnya pasar
refraktori di Indonesia," kata Ridwan dalam pernyataannya.
Menurut penelitian dari 6wresearch.com, pasar refraktori di
Indonesia mencatat pertumbuhan pengiriman sebesar 78,34% pada tahun 2021
dibandingkan tahun 2020. Refraktori adalah bahan tahan api yang digunakan pada
berbagai tungku industri, smelter, kiln, reaktor, incinerator, dan sebagainya
yang terkena suhu tinggi.
Saat ini, Indonesia masih mengimpor sebagian besar produk
refraktori untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Nilai impor produk
refraktori pada tahun 2021 mencapai US$204,63 juta atau setara dengan Rp 3,2
triliun. Namun, dengan adanya kebijakan penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) oleh pemerintah, produsen lokal Indonesia seperti BAT Refractories
memiliki peluang yang semakin besar untuk memenuhi kebutuhan refraktori dalam
negeri.
Membangun Masa Depan Tahan Api: Kontribusi BAT Refractories dalam Pembangunan IKN
Ridwan menyatakan bahwa ke depan, permintaan produk
refraktori dan insulasi di Indonesia diprediksi akan terus meningkat, terutama
dari industri smelter, industri semen, industri pembangkit listrik, industri
besi dan baja, industri pupuk dan petrokimia, industri minyak dan gas, industri
makanan dan minuman, serta berbagai industri lainnya.
Namun, meskipun permintaan semakin meningkat, perusahaan
lokal yang bergerak di bidang refraktori masih relatif sedikit. Salah satunya
adalah BAT Refractories, yang telah memiliki fasilitas produksi lengkap,
peralatan uji laboratorium, dan tenaga ahli dengan pengalaman lebih dari 20
tahun.
BAT Refractories memiliki dua lini produksi utama, yaitu
produksi beragam fire brick (bata tahan api) dengan kapasitas produksi hingga
500 ton per bulan, dan Monolitic Refractory yang memproduksi berbagai jenis
bahan tahan api seperti semen castable dan gunning, plastic refractories,
hingga semen mortar tahan api dengan kapasitas produksi hingga 800 ton per
bulan.
"Sejalan dengan perkembangan ini, BAT Refractories akan
terus mengembangkan berbagai fasilitas dan sumber daya perusahaan untuk
meningkatkan kapasitas, kualitas, dan daya saing produk dan jasanya. Tujuannya
bukan hanya untuk mengambil alih pasar refraktori nasional yang masih
didominasi oleh produk impor, tetapi juga untuk merambah ke pasar
internasional," ujar Ridwan.