Inisiatif Strategis Apple di Ibu Kota Nusantara: Sebuah Langkah Besar Menuju Transformasi Digital
Foto : Forbes |
Keterlibatan korporasi teknologi Amerika Serikat, Apple,
dalam proyek ambisius di Ibu Kota Nusantara (IKN) menarik perhatian global dan
memunculkan spekulasi tentang persaingan sengit yang akan dihadapi oleh raksasa
teknologi ini di arena internasional. Berdasarkan keterangan dari beberapa
pejabat pemerintahan tinggi, termasuk Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi
Arie Setiadi; Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut B Pandjaitan;
serta Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, Apple, di bawah
kepemimpinan Tim Cook, dikabarkan tertarik untuk mengeksplorasi peluang di IKN.
Sebelumnya pada tanggal 3 Agustus 2023, telah terjadi
pembicaraan antara Mohammed Ali Berawi, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan
Digital dari Otoritas IKN, dan perwakilan Apple, Mirza Natadisastra, yang
menangani urusan pemerintahan Apple untuk Asia Tenggara. Pembicaraan ini
menghasilkan sebuah undangan bagi CEO Apple untuk bergabung dalam Dewan
Penasihat untuk bidang Transformasi Hijau dan Digital. Ali mengatakan kepada
Kompas.com bahwa meskipun belum ada pertemuan langsung antara Tim Cook dan
perwakilan OIKN, kedua belah pihak telah menunjukkan minat yang kuat untuk
bekerja sama.
Ali menyampaikan bahwa sejumlah perusahaan teknologi besar
dari Silicon Valley, seperti Microsoft, Cisco, Autodesk, dan Environment System
Research Institute Inc. (ESRI), telah menandatangani Memorandum of
Understanding (MoU) dengan OIKN pada November 2023. Ia berharap Apple akan
mengikuti langkah ini dengan berinvestasi di sektor kota pintar, khususnya
dalam layanan digital, yang sesuai dengan keahlian dan kapasitas bisnis Apple.
Pertimbangan untuk Apple dalam mengambil langkah ini
didasarkan pada empat kriteria utama, yaitu keandalan teknologi (teknis),
kemampuan untuk bekerja sama dengan sistem lain (interoperability), inovasi,
dan nilai ekonomi dari investasi tersebut yang meliputi keterjangkauan dan
nilai untuk uang. Selain itu, kriteria pengembangan teknologi sangat
ditekankan, mencakup transfer pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan
pelatihan tahunan, serta pembangunan pusat riset dan pengembangan.
Ali menjelaskan bahwa transfer pengetahuan dan teknologi ini
penting karena Indonesia berharap untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam
negeri untuk produk-produk teknologi tinggi. Kerjasama dalam pembangunan pusat
riset dan pengembangan teknologi bisa melibatkan universitas di Indonesia,
sedangkan untuk pembangunan pabrik produksi bisa dilakukan bersama perusahaan
swasta nasional.
Jika Apple memutuskan untuk menginvestasikan sumber daya di
IKN, mereka akan menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan-perusahaan
layanan digital dari China, Korea Selatan, dan berbagai negara Eropa. Ali
berpendapat bahwa persaingan ini akan berlangsung intensif, namun proses
evaluasi, seleksi, dan penilaian akan dilakukan dengan cermat berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.
Dengan memasuki pasar Indonesia melalui IKN, Apple tidak
hanya akan memperluas cakupan globalnya tetapi juga akan membawa inovasi dan
teknologi canggih yang dapat berkontribusi pada pembangunan ekosistem digital
di Indonesia. Langkah ini tidak hanya strategis dalam konteks bisnis tetapi
juga menunjukkan komitmen Apple untuk berpartisipasi dalam transformasi digital
global dengan berfokus pada keberlanjutan dan inovasi.