Srikandi PLN Goes to School: Menyemai Inspirasi dan Edukasi untuk Generasi Emas Kalimantan Barat
Langit Pontianak pagi itu tampak cerah, seolah turut menyambut sebuah langkah inspiratif yang digagas oleh perempuan-perempuan tangguh di balik roda BUMN strategis negara. Bertajuk “Srikandi PLN Goes to School”, program ini menjadi penanda nyata dari semangat kepedulian PT PLN (Persero) UID Kalimantan Barat terhadap dunia pendidikan dan perlindungan anak di Bumi Khatulistiwa. Bertempat di SMK Negeri 1 Pontianak, sebanyak 60 siswa-siswi mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias, menyimak setiap paparan, menggali ilmu, dan membuka ruang dialog yang sarat makna.
Program ini merupakan bagian dari agenda tahunan Srikandi Movement, sebuah gerakan nasional yang digerakkan oleh para perempuan PLN – para srikandi yang tak hanya andal di dunia ketenagalistrikan, tapi juga sigap menjawab tantangan sosial, khususnya dalam isu pendidikan, perlindungan anak, dan pemberdayaan generasi muda.
Edukasi yang Relevan: Mental Health, Bullying, dan Kekerasan Seksual
Dengan mengangkat tema “Tingkatkan Kualitas Kehidupan
melalui Pemberdayaan”, kegiatan ini menghadirkan Umi Kalsum, seorang psikolog
anak dari Psikolog Klinis Kalimantan Barat, sebagai narasumber utama. Ia bukan
sekadar datang membawa materi, tetapi menyajikan sesi edukasi interaktif yang
menyentuh berbagai problematika nyata yang dihadapi remaja masa kini.
Dalam pemaparannya, Umi menjelaskan pentingnya memahami hak pribadi, menentukan batas sosial, serta menjaga kesehatan mental sebagai pondasi masa depan yang cerah. Ia juga menyoroti isu bullying dan pelecehan seksual, dua bentuk kekerasan yang kian marak di lingkungan sekolah namun sering kali luput dari perhatian.
“Banyak anak merasa tidak punya tempat aman untuk bercerita. Di sinilah pentingnya kegiatan seperti ini, agar mereka tahu ke mana harus melapor dan bagaimana melindungi diri sejak dini,” ujarnya dengan tegas namun penuh empati.
Para siswa terlihat aktif bertanya dan berbagi pengalaman, menunjukkan bahwa topik yang dibahas bukan sekadar teori, melainkan realitas yang mereka temui sehari-hari.
Kepedulian Nyata dari Srikandi PLN Kalbar
Ketua Srikandi PLN UID Kalimantan Barat, Rahayu Arimbi,
menjelaskan bahwa program ini merupakan wujud komitmen PLN terhadap nilai-nilai
tanggung jawab sosial perusahaan, khususnya dalam mendukung pembangunan
karakter anak bangsa.
“Kegiatan ini dilaksanakan serentak oleh Srikandi PLN di seluruh Kalimantan Barat. Untuk Kota Pontianak, kami memilih SMK Negeri 1 sebagai lokasi pelaksanaan. Kami sangat berterima kasih atas sambutan hangat dari pihak sekolah,” ujarnya.
Rahayu menekankan bahwa edukasi bukan hanya tugas guru atau orang tua semata, tetapi menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk korporasi seperti PLN. Ia pun berharap kegiatan ini dapat memberikan ruang aman dan nyaman bagi para pelajar untuk berbagi, bertumbuh, dan membentuk karakter kuat.
“Kasus kekerasan seksual dan bullying yang marak terjadi perlu kita hadapi bersama melalui edukasi yang tepat dan berkelanjutan,” tambahnya.
Apresiasi Sekolah: Sinergi yang Diperlukan
Kepala SMK Negeri 1 Pontianak, Anis Safarudin Adi,
menyampaikan rasa terima kasihnya atas terselenggaranya kegiatan ini di sekolah
yang dipimpinnya. Ia menilai kegiatan ini tidak hanya edukatif, tetapi juga
sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi para pelajar zaman sekarang.
“Kami sangat berterima kasih kepada PLN UID Kalbar. Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam menambah wawasan dan pemahaman siswa-siswi kami. Ini merupakan bekal penting dalam membentuk pribadi yang unggul dan siap menghadapi tantangan masa depan,” ungkapnya.
Ia pun berharap kolaborasi seperti ini dapat terus berlanjut ke depannya, karena dunia pendidikan sangat membutuhkan dukungan lintas sektor untuk mencetak generasi yang tak hanya pintar, tetapi juga tangguh dan peduli.
Apresiasi dari Pimpinan Regional
Meskipun tidak hadir secara langsung, Joice Lanny Wantania,
selaku Pembina Srikandi PLN Regional Kalimantan sekaligus General Manager PLN
UID Kalbar, turut menyampaikan apresiasinya melalui sambungan daring. Dalam
sambutannya, ia menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kontribusi
nyata PLN dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat secara
berkelanjutan.
“Melalui kegiatan ini, kami berbagi pengalaman dan edukasi, mulai dari pentingnya menjaga kesehatan mental, mencegah kekerasan seksual, risiko pergaulan bebas, hingga pemahaman akan bahaya ketenagalistrikan,” ujarnya.
Joice meyakini bahwa dunia pendidikan dan industri harus berjalan beriringan dalam membentuk manusia Indonesia yang unggul, berkarakter, dan siap menghadapi era penuh dinamika.
Edukasi Ketenagalistrikan: Aspek yang Tak Kalah Penting
Sebagai perusahaan penyedia energi listrik nasional, PLN
juga menyisipkan sesi khusus mengenai keselamatan ketenagalistrikan. Sesi ini
memberikan pemahaman tentang bahaya listrik, pentingnya instalasi listrik yang
benar, serta langkah-langkah darurat jika terjadi korsleting atau kebakaran
listrik.
Hal ini menjadi penting mengingat banyak kasus kecelakaan listrik yang menimpa masyarakat, khususnya di rumah dan sekolah, akibat kurangnya pemahaman akan keselamatan penggunaan listrik.
“Kami ingin masyarakat, khususnya generasi muda, sadar bahwa listrik itu bermanfaat tapi juga berisiko jika tidak digunakan dengan bijak,” terang salah satu tim pemateri dari PLN.
Lebih dari Sekadar Kegiatan CSR
Apa yang dilakukan oleh Srikandi PLN melalui program Goes to
School ini sejatinya bukan hanya bentuk tanggung jawab sosial perusahaan,
tetapi juga gerakan kultural yang mengedepankan nilai empati, keberdayaan, dan
kolaborasi antargenerasi.
Dengan menyasar siswa-siswi SMK – kelompok usia yang sedang berada dalam masa transisi menuju kedewasaan – kegiatan ini memberikan peta moral dan mental yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi dunia yang tak selalu ramah. Di sisi lain, kehadiran figur profesional dan tokoh-tokoh perempuan PLN dalam kegiatan ini juga menjadi inspirasi tersendiri, menunjukkan bahwa perempuan bisa menjadi pemimpin, pendidik, sekaligus pelindung masyarakat.
Menutup rangkaian kegiatan, para siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan kesan dan harapan mereka. Banyak dari mereka mengaku baru kali ini mendapatkan edukasi yang terasa begitu dekat dengan realitas hidup mereka.
“Saya jadi tahu bagaimana mengenali pelecehan, cara menolak ajakan yang tidak nyaman, dan ke mana saya harus lapor kalau mengalami kekerasan. Semoga kegiatan seperti ini sering dilakukan,” ujar salah satu siswi kelas XI.
PLN UID Kalimantan Barat berharap, melalui program ini, akan lahir generasi muda Kalbar yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berdaya secara psikologis, sosial, dan moral, serta siap menjadi pelopor dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman, sehat, dan produktif.
Di balik seragam kerja dan tugas teknis kelistrikan, ada hati dan tangan yang bekerja untuk membangun bangsa dari sisi yang lebih lembut namun sangat mendasar: pendidikan karakter. “Srikandi Goes to School” adalah salah satu bukti bahwa PLN tak hanya menyalakan cahaya di rumah dan jalan, tapi juga di hati dan pikiran generasi penerus negeri.
Dengan langkah kecil namun bermakna ini, harapan akan Indonesia yang berdaya, inklusif, dan berkelanjutan bukanlah sekadar mimpi, melainkan tujuan yang terus didekati, satu sekolah, satu komunitas, dan satu generasi pada satu waktu.